Untuk Indonesia tanah airku, saya sebagai anak bangsa yang berpendidikan merasa ada yang kurang dengan penerapan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia. Di sekolah saya sekarang menggunakan kurikulum 2006 ( KTSP ), sedangkan di kota-kota sudah menggunakan kurikulum 2013. Menurut kurikulum pendidikan bahwasanya setiap sekolah yang sudah menjalani kurikulum 2013 sampai tiga semester, maka dianjurkan untuk terus menjalaninya, sedangkan disekolah saya baru menjalaninya dua semester jadi otomatis kembali ke kurikulum 2006. Berat memang jika disekolah saya menggunakan kurikulum 2013, hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas yang tidak memadai.
Sekolah yang menjalani kurikulum 2013, siswa-siswi yang baru masuk Sekolah Menengah Atas ( SMA ) langsung mengambil jurusanya masing-masing. Sedangkan yang menjalani kurikulum 2006 baru ambil jurusan pada saat kenaikan kelas 11. Kurikulum 2013 juga menuntut kemandirian siswa- siswi dalam mempelajari materi yang akan dibahas agar siswa-siswi lebih aktif. Tetapi ada beberapa mata pelajaran yang dihilangkan termasuk TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi ) karena siswa-siswi dianggap sudah bisa mengoperasi komputer. Tentu saja hal ini tidak diinginkan siswa-siswi karena tidak semua bisa mengoperasi komputer, apalagi bagi mereka yang tidak mampu dan belum mengerti jelas tantang komputer karena kurangnya fasilitas di rumah.
Dalam metode pembelajaran dikurikulum 2013 akan lebih banyak konsultasi dari siswa-siswi, karena dalam setiap jam pelajaran hampir diisi dengan prestasi dari siswa-siswi yang dikelompokan. Sangat berbeda dengan kurikulum 2006 yang relatif santai dalam sistem ajarannya. Pendidikan diIndonesia sudah menggunakan kurikulum 2013, kami yang masih di KTSP merasa ada perbedaan. Jadi dimohon agar sistem kurikulum diIndonesia disamakan, agar kami anak bangsa yang berpendidikan bisa disamakan metode pembelajarannya supaya menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Muh Saepudin
Siswa SMAN 1 Waled Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
0 komentar:
Posting Komentar