Assalamualaikum Wr. Wb.
Nama saya Rizki Wulan Agustin. Seorang siswi kelas XI di SMA N 2 Ngawi.
Dirgahayu Indonesiaku. 70 tahun sudah Indonesia merdeka. Rasa cinta terhadap negeri ini pun semakin membara. Seringkali saya dibuat bangga oleh negeri ini. Seringkali pula batin saya dibuat jengkel oleh keadaan di negeri ini. Benarkah ini Indonesia? Sungguh sulit untuk saya percaya, bangsa ini telah bobrok moralnya.
Bagaimana tidak? Masa yang tepat untuk membentuk moral dalam diri anak bangsa malah disalahgunakan. Sebut saja MOS. Sangat disayangkan, masa yang seharusnya digunakan untuk menumbuhkan semangat belajar yang tinggi kepada para siswa baru tersebut malah dijadikan ajang balas dendam para senior kepada para junior. Dibentak? Disiksa? Disuruh melakukan hal-hal aneh? Seperti inikah sistem pendidikan di Indonesia? Sungguh memprihatinkan. Apalagi hal-hal tersebut sudah menelan korban jiwa. Tidak malu kah Indonesia? Bandingkan saja! Jika di Indonesia memiliki masa orientasi siswa yang sangat berlebihan yang seharusnya tak perlu dilakukan, lalu generasi yang diciptakan pun tak sebaik generasi di negara lain yang memiliki masa orientasi siswa yang tak berlebihan namun sangat bermanfaat. Tidakkah kita bisa meniru sisi positif di negara lain tersebut? Jika bertujuan baik, mengapa tidak? Jika generasinya saja sudah bobrok moralnya, bagaimanakah nasib Indonesia 10 tahun ke depan? 20 tahun ke depan? 30 tahun dan beberapa tahun kemudian? Akankah semakin bobrok? Nauzubillahiminzalik, semoga mimpi buruk tersebut tak akan pernah jadi kenyataan.
Hal memiriskan tersebut seharusnya tak terjadi jika generasi penerus bangsa memiliki panutan yang baik dan bisa ditiru. Sayangnya, hal tersebut sepertinya hanya anganan. Bagaimana bisa, para pejabat negara yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk generasi penerusnya malah bertingkah memalukan? Segelintir orang yang kami percaya untuk memajukan negeri ini malah mengkhianati kami. Sungguh malang nasib rakyatmu ini. Amanah yang kami berikan, mereka gunakan untuk bermewah-mewahan yang tak seharusnya porsi mereka. Wahai para koruptor negeri ini! Dimanakah letak moral Anda? Anda ambil hak kami untuk kepentingan Anda sendiri. Anda buat rakyat kecil seperti kami semakin mengecil di hadapan jajaran mobil mewah Anda. Tidakkah Anda ingat janji manis Anda ketika waktu itu? Terdengar manis bukan? Sayangnya kata demi kata yang Anda ucap hanyalah janji mentah yang tak ditepati.
Segala sesuatu di negeri ini sangat bergantung pada moral dalam diri kita masing-masing. Sebaik apapun prestasi kita, setinggi apapun IQ kita, sebanyak apapun harta kita tak akan barmanfaat jika tak ada moral yang baik dalam diri kita. Mari bangun moral yang baik dalam diri agar Indonesia jadi negeri yang dipuji.
Terimakasih,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dari,
Rizki Wulan A
Siswi SMAN 2 Ngawi Provinsi Jawa Timur
Nama saya Rizki Wulan Agustin. Seorang siswi kelas XI di SMA N 2 Ngawi.
Dirgahayu Indonesiaku. 70 tahun sudah Indonesia merdeka. Rasa cinta terhadap negeri ini pun semakin membara. Seringkali saya dibuat bangga oleh negeri ini. Seringkali pula batin saya dibuat jengkel oleh keadaan di negeri ini. Benarkah ini Indonesia? Sungguh sulit untuk saya percaya, bangsa ini telah bobrok moralnya.
Bagaimana tidak? Masa yang tepat untuk membentuk moral dalam diri anak bangsa malah disalahgunakan. Sebut saja MOS. Sangat disayangkan, masa yang seharusnya digunakan untuk menumbuhkan semangat belajar yang tinggi kepada para siswa baru tersebut malah dijadikan ajang balas dendam para senior kepada para junior. Dibentak? Disiksa? Disuruh melakukan hal-hal aneh? Seperti inikah sistem pendidikan di Indonesia? Sungguh memprihatinkan. Apalagi hal-hal tersebut sudah menelan korban jiwa. Tidak malu kah Indonesia? Bandingkan saja! Jika di Indonesia memiliki masa orientasi siswa yang sangat berlebihan yang seharusnya tak perlu dilakukan, lalu generasi yang diciptakan pun tak sebaik generasi di negara lain yang memiliki masa orientasi siswa yang tak berlebihan namun sangat bermanfaat. Tidakkah kita bisa meniru sisi positif di negara lain tersebut? Jika bertujuan baik, mengapa tidak? Jika generasinya saja sudah bobrok moralnya, bagaimanakah nasib Indonesia 10 tahun ke depan? 20 tahun ke depan? 30 tahun dan beberapa tahun kemudian? Akankah semakin bobrok? Nauzubillahiminzalik, semoga mimpi buruk tersebut tak akan pernah jadi kenyataan.
Hal memiriskan tersebut seharusnya tak terjadi jika generasi penerus bangsa memiliki panutan yang baik dan bisa ditiru. Sayangnya, hal tersebut sepertinya hanya anganan. Bagaimana bisa, para pejabat negara yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk generasi penerusnya malah bertingkah memalukan? Segelintir orang yang kami percaya untuk memajukan negeri ini malah mengkhianati kami. Sungguh malang nasib rakyatmu ini. Amanah yang kami berikan, mereka gunakan untuk bermewah-mewahan yang tak seharusnya porsi mereka. Wahai para koruptor negeri ini! Dimanakah letak moral Anda? Anda ambil hak kami untuk kepentingan Anda sendiri. Anda buat rakyat kecil seperti kami semakin mengecil di hadapan jajaran mobil mewah Anda. Tidakkah Anda ingat janji manis Anda ketika waktu itu? Terdengar manis bukan? Sayangnya kata demi kata yang Anda ucap hanyalah janji mentah yang tak ditepati.
Segala sesuatu di negeri ini sangat bergantung pada moral dalam diri kita masing-masing. Sebaik apapun prestasi kita, setinggi apapun IQ kita, sebanyak apapun harta kita tak akan barmanfaat jika tak ada moral yang baik dalam diri kita. Mari bangun moral yang baik dalam diri agar Indonesia jadi negeri yang dipuji.
Terimakasih,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dari,
Rizki Wulan A
Siswi SMAN 2 Ngawi Provinsi Jawa Timur
0 komentar:
Posting Komentar