Magetan, 15 Agustus 2015
Kepada Komisi Penyiaran Indonesia.
Salam sejahtera,
Perkenalkan namaku Stephen Wijaya. Aku adalah siswa sekolah menengah pertama dari Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, bukan waktu yang singkat untuk berjuang demi tegaknya sang merah putih. Seiring berjalannya waktu, teknologi ada sebagai media pendukung pencerdasan bagi anak-anak bangsa. Salah satu teknologi yang hadir di negeri ini adalah televisi.
Televisi adalah media elektronik yang baik apabila dimanfaatkan secara benar. Dengan adanya televisi, aku bisa mendapat informasi yang cepat dari belahan dunia manapun. Guruku di sekolah sering menyebutkan sebagai media edukasi untuk pembelajaran pengenal dunia luar dan Indonesia di masa kini. Namun, akhir-akhir ini banyak program televisi dan tontonan di televisi Indonesia yang justru merusak moral dan mental anak-anak. Adanya sinetron yang tidak punya pesan-pesan baik dan cenderung tidak jelas malah menjadi panutan anak-anak masa kini. Padahal banyak aksi berbahaya dan pembunuhan di dalamnya yang tidak baik dilihat anak-anak. Aku dan anak-anak lain adalah penonton yang rawan apabila melihat kondisi program televisi Indonesia masa kini. Banyak adegan yang tidak baik dilihat anak seumuran kami bahkan tingkah laku sinetron Indonesia yang terlalu mewah kadang mudah diambil secara mentah-mentah oleh anak-anak. Aku juga menyayangkan dengan beberapa film dan kartun luar negeri yang dicekal karena dianggap tidak mendidik dan justru dikatakan berbahaya daripada sinetron dan program televisi di Indonesia. Jangan rusak mental dan moral kami wahai media televisi Indonesia! Aku berharap KPI dapat menyaring program televisi Indonesia yang tidak jelas dan tidak mendidik yang masih tayang di televisi saat ini.
Apakah kami harus menonton produk animasi dan tontonan milik negara tetangga yang lebih menunjukkan pesan baik untuk anak-anak? Bahkan dapat dikatakan tontonan tersebut tidak ikut-ikutan program atau film lain dan aman ditonton oleh anak-anak. Aku suka menonton Upin & Ipin yang sangat baik dan ceria serta baik untuk dijadikan panutan. Bahkan kakakku yang sudah memasuki perkuliahan juga suka menonton kartun itu daripada program televisi di Indonesia. Namun, baru-baru ini kakak aku memperkenalkan kepadaku kartun buatan Indonesia yang semakin baik dan mengandung amanat yang mulia. Salah satunya adalah Sang Kancil yang tayang di salah satu saluran televisi. Selain itu, aku juga terkesan dengan animasi buatan anak Indonesia seperti Minion. Aku juga senang melihat Laptop Si Unyil yang memberikanku pengetahuan mengenai teknologi dan cara pembuatan barang. Aku ingin KPI lebih memilih program yang aman dilihat segala umur dan tidak mengandung tingkah laku yang rawan ditiru oleh anak-anak.
Di tujuh puluh tahun Indonesia merdeka ini apakah anak-anak bangsa juga merasakan kemerdekaannya dalam menikmati saluran televisi? Apabila kembali ke hakikat televisi, seharusnya televisi menyajikan tontonan menarik namun harus edukatif sehingga penontonnya juga tidak sia-sia dalam menontonnya. Hanya karna nasionalisme, bukan berarti tontonan dari luar negeri harus ditekan dan mengambil semua program televisi Indonesia tanpa menyaringnya. Jangan mengorbankan moral anak-anak bangsa yang dapat merendah karena menonton sinetron dan acara televisi yang mempertontonkan gaya hidup tidak baik. Beri anak-anak Indonesia kemerdekaan untuk menonton tanpa rasa takut moralnya rusak. Merdeka dalam menyaksikan televisi Indonesia, maka moral anak bangsa dapat terselamatkan juga.
Aku juga bangga dengan kinerja Komisi Penyiaran Indonesia sampai dengan saat ini karena telah berjuang dalam menyaring tontonan demi moral generasi muda yang lebih baik. Berbagai cara pun sudah dilakukan seperti member sensor maupun cara lainnya guna memilih tontonan yang layak diperlihatkan. Bahkan apabila ada televisi yang tidak memperhatikan cara tersebut, KPI tak segan dalam memberikan sanksi demi tercapainya kemerdekaan menikmati televisi yang aman. Aku juga senang dengen beberapa televisi di Indonesia yang menyajikan acara edukatif yang membantu anak bangsa agar lebih cerdas dan kreatif. Semoga program televisi di Indonesia dapat semakin ditingkatkan kembali kualitas dan keamanannya untuk dilihat anak-anak seumuranku. Selain itu, aku juga berharap agar setiap program televisi menyajikan pesan yang mulia agar menjadi panutan anak-anak sehingga dapat meningkatkan mental dan moral.
Demikian surat dariku mengenai harapanku ke Komisi Penyiaran Indonesia dalam pengaruhnya terhadap masa depan bangsa terutama anak bangsa serta menyambut tujuh puluh tahun Indonesia merdeka. Atas kesempatan yang telah diberikan, aku mengucapkan terima kasih.
Yang peduli dengan moral anak bangsa,
Stephen Wijaya
Siswa SMPN 1 Magetan Provinsi Jawa Timur
Wah, tulisannya bagus. Sebuah Kritikan dan Harapan untuk Program televisi di Indonesia nih. Semoga jadi karya terbaik ya :)
BalasHapusKaryanya baik sekali, memang program televisi di Indonesia banyak yang kurang mendidik sekarang
BalasHapusWah, tulisannya bagus sekali!
BalasHapusBagus banget tulisane cah, semoga iso dirungokne poro pejabat lan televisi Indonesia!!
BalasHapusIya mas, memang walau sudah di filter namun masih susah dalam pengawasan program televisinya. Adapun malah sinetron yang kurang mendidik sekarang
BalasHapusWah baik sekali maksud dan tujuan pembuatan surat ini. Saya sependapat dengan adik ini. Sukses ya dik
BalasHapusuapik tenan pek tulisane, kagum aku karo pemikirane bocah saiki~
BalasHapusDek Stephen makin hebat pemikirannya, semoga bisa seperti kakaknya yang hebat mengkritisi ketidakberesan di negeri ini.
BalasHapusKarya anak magetan emang top markotop iki!
BalasHapusBagusnya!!! Puitisnya juga dapet, memang ironi banget televisi Indonesia saat ini..
BalasHapusMalem malem gini ngeliat ginian malah semangat lagi. Setuju sama pandangan adek ini
BalasHapusKarya yang bagus dan menarik untuk dibaca, saluuut. Semoga membawa perubahan program TV Indonesia menjadi semakin berkualitas. Semangat dek!
BalasHapus