Untuk Bangsaku,
yang tenang tapi menghanyutkan,
Sebelumnya aku bangga dengan negeri ini, mempunyai kekayaan begitu melimpah. Flora dan fauna yang menjadikan bangsa ini dikenal seluruh dunia. Hutan yang lebat sehingga membuatnya menjadi paru – paru dunia, masyarakatnya yang ramah, ekonomi yang baik, pemerintahan yang bersih, penerus bangsa yang cerdas, prestasi di kancah dunia pun dapat diraih, keragaman budaya yang menambah elok negeri ini, penataan kota yang rapi dan pesona alamnya yang indah.
Namun sekarang?
Lihatlah, banyak kekacauan dimana – mana. Membuat bangsa ini dikenal negara yang banyak masalah.Aku bingung dengan keadaan yang rumit ini. Masalah yang terus muncul di berita tv, menambah semakin merosotnya negeri ini di mata dunia.
Penjelasan yang sebelumnya aku tulis, itu keadaan negeri ini yang mungkin beberapa tahun lalu. Sekarang, hal itu sudah menjadi sejarah negeri ini.
Hutan yang dulu lebat, sekarang banyak orang yang menebang pohon seenaknya. Mereka hanya mementingkan perut dan kekayaantanpa melakukan reboisasi, dan juga tanpa melihat peraturan yang dibuat pemerintah. Musibah muncul setelah penebangan liar terjadi. Entah tanah longsor, banjir bandang, dan kepunahan flora-fauna yang menempati hutan itu. Seperti halnya orang merokok, terlalu lama menghisap paru – paru pun menjadi rusak. Begitupun dengan hutan yang semakin lama banyak pohon yang ditebang, semakin hilang paru – paru dunia ini.
Ekonomi negeri ini yang pasang surut, membuat masyarakat negeri ini yang dulu ramah, menjadi sedikit brutal dengan demonstrasi yang urakkan. Meminta keputusan yang harus sama dengan keinginan mereka, sedangkan pemerintah hanya mengatakan iya tanpa membuat perubahan yang berarti. Seharusnya mereka bisa berfikir, bagaimana membuat perubahan dari diri sendiri untuk ekonomi yang normal kembali.
Masalah yang sudah berkelanjutan ditambah lagi dengan pemerintahan yang kacau. Mereka yang merasa paling tinggi merasa berhak melakukan apa saja. Tahu, kan, apa yang sering terjadi di pemerintahan kita ini? Yap! Korupsi. Mungkin yang mereka pikirkan, tak cukup gaji satu bulan yang mereka dapat juga bonus yang mereka terima. Hal itu membuat mereka bingung membawa uang banyak dan menjalankan rencana kotor yang memakan uang rakyat. Banyak masyarakat yang mendemonstrasikan untuk memberantas koruptor. Tapi, apa daya, atasan pemerintahan mereka hanya mendengar seruan rakyatnya. Tak ada tindakkan untuk dibuktikan.
Penerus bangsa pun menjadi korban. Banyak yang mencontoh apa yang diberitakan di tv, tak sedikit yang menangkap salah atas pemberitaan itu. Mereka berfikir untuk meniru dengan mengikuti apa yang diterangkan pembawa berita tentang siapa yang korupsi, apa yang dikorupsi, bagaimana mereka mengkorupsinya, mengapa melakukan, dan bagaimana menyembunyikan. Miris, bukan? Penerus bangsa ini memang cerdas, mereka seharusnya menjadi penerus yang bisa membersihkan masalah pemerintahaan ini. Kecerdasan itu hilang seakan ditelan bumi. Faktor dalam dan faktor luar membuat mereka melampiaskan masalah ke arah kenakalan remaja yang brutal. Narkoba, pelecehan seksual, pencurian, pembunuhan, penipuan dan masih banyak lagi lainnya. Cerdas yang mereka miliki berubah menjadi kebodohan.
Keragaman budaya yang menambah elok negeri ini pun, sekarang banyak yang diakui negara lain. Betapa mengerikan kita ini, tak menjaga apa yang seharusnya dijaga untuk melestarikannya. Budaya ini pun kalah dengan budaya asing yang kebanyakan negatif, menyebabkan anak – anak negeri ini lebih tertarik dengan budaya baru.
Kerusuhan dan perselisihan antar warga tak bisa di hentikan lagi. Mereka tak bisa bersatu hanya karena perbedaan pendapat, padahal mereka tau semboyan Bhineka Tunggal Ika yang dicengkram kuat burung garuda yang gagah. Itu berarti kita harus mencengkram kuat perbedaan untuk menjadi satu. Lagi – lagi, kebodohan yang menghalangi mereka yang tak tahu. Ah, betapa sedihnya aku bila memikirkan ini.
Kebanggaan yang menjadikan prestasi negeri ini, sekarang di mana? Banyak yang merindukan senyum kemenangan itu, tapi bagaimana? Penerus bangsa yang cerdas ini sudah terlanjur terperosok, tak banyak yang membuat bangga negeri ini.
Kapan kembali menjadi negeri yang asri, tenang, ramah, penuh kedamaian, jauh dari masalah rumit dan keburukan lainnya?
Merindukan negeri yang asri. Hutan yang masih lebat dan flora-fauna yang masih nampak. Merindukan merindukan negeri yang tenang. Tenang dengan jauh dari segala keburukan. Merindukan negeri yang ramah. Masyarakat yang sopan dan santun, mengerti tata krama dalam adat budaya. Merindukan kemunculan penerus bangsa yang mencetak kemenangan. Merindukan keragaman budaya yang asli negeri ini dimengerti semua masyarakat.
Negeriku? Bagaimana cara mengembalikan semua masalah ini menjadi utuh kembali? Bagaimana mengendalikan para penerus bangsa semangat untuk membangun negeri ini kembali?
Itu keluh kesahku tentang negeri ini, aku hanya bisa berdoa untuk berubahnya negeri ini menjadi baik.
Penerus Bangsamu,
Okctiya Megawati
Siswi SMKN 1 Klaten Provinsi Jawa Tengah
0 komentar:
Posting Komentar