Assalamualaikum wr.wb
Kepada
Seluruh masyarakat Indonesia
Seluruh masyarakat Indonesia di sini berarti orang tua, muda, anak-anak, dewasa, pejabat, pelajar, pedagang kaki lima, petani, nelayan, atau siapapun yang mengakui dan diakui secara sah sebagai warga Negara Indonesia.
Kami pendahulu-pendahulu bangsa ini
Mati berkalang tanah
Demi bangsa yang kami yakini satu
Meski kami berbeda dalam watak dan rupa
Tapi kami adalah Indonesia
Pusaka suci dalam genggaman kami akan abadi
Berkibar menaungi jiwa-jiwa penerus kami
Mengingatkan mereka akan perjuangan kami
Yang penuh tangis jerit tragedy
Puisi di atas mengingatkan saya bahwa Indonesia yang terkenal dengan kemajemukannya, yang terdiri atas beragam suku bangsa, agama, dan bahasa yang menghasilkan berbagai kebudayaan berbeda adalah satu kesatuan. Namun, mengapa beberapa waktu terakhir ini justru yang sering saya dengar adalah berita pertikaian antar suku dan bahkan saling mengolok antar agama? Mengapa nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam masyarakat kita justru semakin luntur? Padahal jika kita melihat ke masa lalu, kita akan tahu bahwa yang membuat bangsa kita bisa merdeka dengan jalan sendiri adalah persatuan. Persatuan dan kesatuan sendiri sebenarnya merupakan kesadaran yang terbentuk dalam diri sendiri yang dipengaruhi nilai-nilai historis. Penderitaan dan perasaan senasib masyarakat Indonesia masa itu yang tertindas di bawah kaki-kaki kekuasaan penjajah membuat mereka bersatu padu, berteriak merdeka atau mati, dan mengorbankan segala yang dimiliki. Bangsawan dan rakyat kecil bersatu, mengangkat senjata, berjuang hingga titik darah penghabisan demi harkat dan martabat bangsa. Begitu besar kekuatan persatuan dan kesatuan. Rasa persatuan dan kesatuan membuat jiwa yang satu memahami jiwa-jiwa yang lain. Membuat hati manusia bisa menyelami hati manusia yang lain hingga menciptakan keharmonisan dan keselaran.
Meskipun kini Indonesia sudah medeka kita jangan sampai lupa bahwa Indonesia masih punya cita-cita yang belum tercapai. Merdeka bukan hanya soal perginya penjajah dari bumi pertiwi, tapi merdeka berarti bertanggung jawab atas nasib sendiri. Indonesia masih harus memperjuangkan cita-citanya. Yakni yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Adanya konflik-konflik berlatar belakang perbedaan yang terus menerus membuatku kadang berpikir apakah negara kita harus dijajah bangsa kolonial lagi supaya bangsa kita benar-benar memahami arti persatuan dan kesatuan? Supaya rasa persatuan dan persatuan itu kembali tumbuh dan mengakar kuat dalam hati tiap-tiap rakyat? Tak cukupkah kesadaran akan cita-cita bangsa, menjadi alat perekat persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat?
Apa yang membuat kita saling membedakan? Bukankah tidak ada patokan seperti apa orang Indonesia itu. Orang-orang kulit gelap di Papua adalah orang Indonesia, orang-orang berkulit putih bersih di Kalimantan adalah orang Indonesia, orang-orang sawo matang di Jawa juga disebut orang Indonesia. Satu-satunya kesamaan yang pasti kita miliki adalah kita mengatas namakan diri sebagai orang Indonesia. Inilah Indonesia. Terimalah kenyataan yang ada. Kita memang berbeda. Tapi bukankah perbedaan memberi warna pada negeri kita? Bukankah perbedaan ini adalah kekayaan negera, dan kekayaan budaya yang selalu kita bangga-banggakan adalah hasil dari perbedaan kita. Kita membanggakan kekayaan budaya kita tapi di sisi lain juga terus berkonflik karena perbedaan yang ada. Ironis bukan? Haruskah kita dijajah lagi supaya bangsa kita bisa benar-benar menghargai arti dari perbedaan? Supaya bangsa kita menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan lagi?
Kita tentu tahu semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhineka Tunggal Ika bukan sekedar semboyan tapi benar-benar hidup dalam masyarakat kita. Persatuan dan kesatuan bukan hanya sekedar retorika belaka melainkan sebuah kekuatan yang harus benar-benar dibangun kembali oleh bangsa kita yang heterogen. Jangan sampai persatuan dan kesatuan bangsa kita lebih luntur dari ini. Jangan sampai kita yang hidup sekarang menodai perjuangan suci para pahlawan bangsa lebih dari ini. Masyarakat Indonesia sekarang adalah tumpuan harapan pendahulu kita yang mempercayai kita sebagai masyarakat penerus yang akan memperjuangkan cita-cita bangsa. Manusiawikah jika kita mematahkan harapan mereka bahkan menginjak-injak harapan itu hingga remuk seperti sekarang? padahal mereka yang membuat bangsa Indonesia dapat menghirup udara kebebasan dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Pendahulu kita memang telah mati, tapi jasa mereka akan selalu hidup dalam setiap nafas kita. Tak adakah rasa malu saat sejarah mencatat jasa-jasa besar generasi pendahulu, tapi justru generasi masa kini dicatat sebagai awal generasi penghancur?
Masa depan Indonesia ada di tangan kita. Maju, mundur atau bahkan matinya bangsa ada dalam genggaman seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya dalam genggaman segelitir orang yang duduk di pemerintahan. Jika kita tidak bersatu, maka gembar-gembor perubahan dan keinginan akan majunya bangsa yang selalu keluar dari mulut kita tak akan pernah terwujud. Kunci dari keberhasilan pembangunan negeri kita adalah persatuan dan kesatuan nasional. Karena persatuan dan kesatuan membuat setiap orang berpikir untuk berjuang dalam satu jalan, dan jika sudah demikian maka rasa cinta tanah air itu akan tumbuh. Dan saat rasa cinta tanah air sudah mengakar dalam hati setiap orang maka kesediaan untuk berjuang demi kepentingan bangsa tak akan tergoyahkan dan keegoisan pribadi akan terkekang. Korupsi yang menjadi akar masalah negeri ini pelan-pelan akan terbasmi, dan manusia-manusianya akan jadi manusia pancasila yang sejati. Jika sudah demikian, maka akan menghasilkan sebuah perubahan besar. Sebuah perubahan yang mengarah pada masa depan cerah untuk Indonesia.
Wassalamualaikum wr.wb.
Eli Marantika Sari
Siswi SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung Provinsi Jawa Timur
0 komentar:
Posting Komentar