Kepada Negeriku,
Indonesiaku
Assalamu’alaikum.
Apa kabar Negeriku ? Semoga batukmu tidak bertambah parah dengan meningkatnya jumlah pengendara motor.
Negeriku sayang, sudah lama kita telah berteman dan hidup bersama seperti ini. Tujuh belas tahun kira-kira. Tak terasa, ya? Selama itu pula, banyak hal yang telah kau bagikan kepadaku. Kau masih ingat ketika aku memanen singkong yang tumbuh di kulitmu itu? Banyak sekali singkong yang kudapat. Kulitmu benar-benar penuh nutrisi.
Negeriku , sayang, aku tahu banyak hal yang telah kau makmurkan melalui kulitmu yang gembur itu. aku telah menyaksikan banyak. Bagaimana pepohonan tumbuh, dan kemudian berbuah dengan buah yang paling ranum. Bagaimana sebuah tongkat yang hanya diletakkan dapat menjadi tanaman. Bagaimana kemudian hewan-hewan berdatangan untuk menyantap hasil olahanmu yang terlezat, buah-buah itu.
Mungkin memang benar, kata orang memang kau adalah sebuah surga. Sebuah anugrah yang dapat memakmurkan siapa saja yang hidup berdampingan denganmu. Mungkin karena itu banyak orang berdatangan. Semua senang karena semua serba gampang. Mungkin karena itulah kami, manusia mulai berfikir untuk mengolah segala hal yang berada di atas kulitmu ataupun dibawah kulit.
Aku tahu, kau senang berbagi. Mungkin memang sifatmu yang gemar memberi orang kebutuhan mereka. Tetapi Negeriku , aku kasihan melihatmu. Kulitmu kini berlubang-lubang tak beraturan. Aku sedih melihat nanah yang kadang keluar membanjiri perkampungan. Atau batukmu yang parau karena menghirup asap-asap monoksida.
Seiiring dengan itu, pepohonan yang tetap tinggal di kulitmu semakin berkurang. Sedangkan manusia, jumlahnya terus saja bertambah. Kerena itu aku takut. Mungkinkah ada kalanya aku tak dapat melihat hijau-hijau yang tumbuh diatas kulitmu itu?
Negeriku , sayang. Aku tahu ini mungkin akan terdengar egois. Walaupun aku tahu kau suka berbagi, bisakah kau tetap menyimpan pepohonan-pepohonan itu? Tolonglah, simpanlah untuk kami.
Aku tahu, mungkin sedikit berat bagimu. Tetapi tahukah kamu, dengan menyimpan pepohonan, aku, atau mungkin semua orang akan senang. Mungkin tidak sekarang. Bisa jadi esok dimasa yang akan mendatang.
Aku hanya ingin agar kelak aku tak akan kehilangan sebuah moment yang telah kau berikan padaku dulu. Aku ingin tetap dapat merasakan segarnya pagi hari dan dinginnya kabut pagi dikala menyentuh kulitku. Aku ingin dengan penasaran, aku mencari sumber keributan, yang timbul dari balik semak-semak ataupun pepohonan. Dan kemudian aku akan terkejut melihat burung hantu mungil yang bersembunyi didalamnya.
Negeriku , sayang, kau mau,kan mengbulkan permintaanku? Aku ingin agar kelak anak-anakku, cucu-cucuku, dan bahkan cicit, cicit cicitku, akan menemukan hal serupa denganku. Mendengarkan, mencari tahu, dan kemudian mereka akan menemukan kejutan-kejutan menarik. Dan kemudian saat mereka terbiasa mendapat kejutan, mereka akan menikmati dan mempelajarinya dengan baik.
Aku tahu, mungkin ini terdengar sebagai hal yang sepele. Namun ini sangatlah berarti bagiku. Negeriku sayang, janji, ya kau akan menyimpan hijau-hijau itu?
Salam sayang,
Fahma Fauziah
Siswi SMA BIAS Yogyakarta Provinsi DI Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar