Aku tak mengerti bangsaku sendiri
Yang lupa akan balas budi
Sulit sekali menghargai
Dengan pengkhianatan terhadap Negeri
Aku termasuk bangsa Indonesia yang sedang berproses. Menjadi pelajar yang kelak ingin berguna untuk bangsa dan agama. Tapi, betapa memilukannya saat aku melihat banyaknya bangsa dari tanah air ini yang sulit sekali membalas budi. Mereka telah meneteskan darahya untuk Indonesia saat mereka lahir tapi mereka dengan bangganya mengabdikan dirinya untuk Negara lain. Apakah ini yang termasuk air susu dibalas dengan air tuba…?. Uang telah membutakan hati mereka. Membuat mereka lupa tanah kelahiran mereka. Terlebih lagi mereka lupa bahwa “ betapa Indonesia membutuhkan mereka ?”. Tuhan, jauhkanlah aku dari sifat pengkhianatan seperti mereka.
Saat aku melihat banyaknya orang yang berlomba-lomba bekerja di perusahaan asing di Indonesia. Aku berfikir mengapa mereka tidak keluar saja, kan mereka sudah pintar. Menguasai cara pembentukan perusahaan dan sudah bisa mengatur perusahaan. Tapi, mereka rela diatur oleh perusahaan asing dengan gaji yang menggiurkan. Mereka lupa akan datang lebih banyak lagi kawanan orang-orang asing yang akan menyingkirkan mereka. Betapa memilukannya kisah ini. Setiap aku bicara dengan kawanku. Temanku selalu mengatakan bahwa kerja di luar negeri atau perusahaan asing akan membuat hidup mereka terjamin dan bahagia. Saat ku tanya mengapa tidak mau di Indonesia ?, mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak akan di hargai di Indonesia. Padahal Indonesia menjamin hidup mereka.
Kini aku mengerti semua ini berawal dari pola pikir bangsa ini sendiri yang selalu berfikir bahwa “ aku sekolah dengan baik untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan terjamin”. Apakah ini bangsa yang di rindukan ?. Tidak, sama sekali. Bangsa yang dirindukan adalah bangsa yang bisa membawa negaranya kearah kemajuan. Serta, bangsa yang dirindukan adalah bangsa yang berani mangabdikan dirinya serta menumpahkan darahnya untuk membela Indonesia. Kita perlu mengubah pola pikir yang salah. Dengan menanamkan prinsip bahwa “ aku sekolah dengan baik agar kelak aku bisa berguna bagi bangsaku dan negaraku”. Tuhan, dekatkanlah aku dengan sifat pengabdian untuk memajukan Indonesia.
Kita membutuhkan perubahan. Menanamkan sikap pengabdian serta rela berkorban. Pejuang tanah air yang telah gugur rela menumpahkan daranya untuk membela Indonesia. Tapi, hatiku sangat sedih saat aku melihat banyak sekali para remaja bahkan anak-anak yang sudah di ajari sikap hedonisme, individualisme, serta sikap yang tidak baik. Sebagian orang tua lupa menanamkan sikap spiritual, lupa menanamkan sikap kepedulian. Hanya memperdulikan kebahagian semata. Saat mataku tertuju pada desa, berharap akan lahir seseorang yang bisa mengharumkan indonesia. Ternyata aku salah kota dan desa sama saja. Nilai kepedulian mulai luntur seakan-akan dunia ini hanya untuk hidup bahagia. Sungguh bangsa yang memilukan.
Aku tau negeriku yang sudah tua. Dengan 70 tahun usia merdekanya. Inilah waktunya untukku banyak berbicara dan menulis. Berharap ini bisa menjadi motivasi untukku. Aku berusaha untuk tidak memarahi pemerintah. Berusaha menghargai mereka walaupn aku belum puas dengan kinerja mereka. Aku berharap kelak aku bisa menjadi manusia yang bisa melakukan perubahan, menciptakan lapagan kerja agar banyak bangsa yang terbebas dari pengangguran. Tuhan, kabulkanlah mimpiku.
Tiada surat tanpa maksud
Tiada kata tanpa makna
Tulisan tertanam dari hati
Lalu mengalir pada gerakan jari
Jika hati mampu berkata
Lenyaplah sudah segala dusta
Jika surat sudah dibaca
Berharap ada perubahan nyata
Sururum Marfu’ah Hash
Siswi SMAN 1 Batam Provinsi Kepulauan Riau
0 komentar:
Posting Komentar