Bapak Presiden yang terhormat,
Kami kirimkan secarik surat yang tak mungkin kau lihat. Namun, ku tak berharap untuk kau melihatnya
Bapak Presiden yang terhormat
Ku hanya ingin kau melihat, betapa kami sangat membutuhkan mata dan hati dari engkau.
Bukankah sebuah duka yang telah tertanam dinegeri ini sudah menjadi sahabat dalam sebuah kehidupan kami.
Busung lapar yang melanda kami,kurangnya krisis ekonomi, sempitnya lahan pekerjaan,.semuanya mempermudah untuk merubah Indonesia menjadi negeri penjahat.
Bapak presiden yang terhormat,
Apakah engkau mengetahui, betapa sangat keras dunia Pemerintahan dan Politik sekarang.
Korupsi dan kejahatan sudah menempuh ambang batas dilahan tercinta ini.
Negeri ini sudah menjadi bahan caci maki para koruptor sejati
Pendidikan di negri ini sangat sulit untuk kami cari.
Sulitnya biaya yang akan kami keluarkan menjadi angan-angan untuk kami jajahkan.
Kami benci negeri ini, negeri yang berpegang teguh pada Koruptor terlaknat yang telah membuat kami menjadi rakyat yang tak berpengetahuan.
Inilah realita yang sangat kami benci dari Pemerintahaan Indonesia.
Disisi lain,kami mencoba menumbuhkan rasa cinta yang mendalam.
Indonesia harta kami satu-satunya harta yang kaya akan alam negeri ini.Jangan kau berikan lagi alamini,pada mereka bukan rakyat Indonesia.Jangan kau tukar kembli kekayaan yang berterbangan.
Kami tak akan melepaskan negeri yang kami cinta,tempat kelahiran yang harus kami pertahankan.
Meski kebencian kami tanamkan pada negeri ini, namun cinta kami akan selalu terbawa oleh arus indah laut Indonesia yang kami miliki.
Bapak Presiden yang terhormat,
Rangkul kami pak!!Jangan biarkan kami menderita, yakinkan kami bahwa Indonesia telah merdeka. .
Bukan hanya sejarah semata, yang mampu membuat hati terpana. Namun bukti yang nyata, yang akan kami tunjukan pada generasi selanjutnya.
Bapak Presiden yang terhormat,
Apakah anda mengetahui, betapa hinanya negeri ini.
Pelajar Indonesia yang masih muda telah hancur dalam sebuah pergaulan.
Kau yang membiarkan ini menimpa kami.
Hancur kan tempat yang hina dan tak bermoral itu.
Pelajar bukan sebuah alat untuk meneroboskan generasi baru lanjutan.
Namun inilah kami,generasi Indonesia yang akan menciptakan kata damai dalam kehidupan.
Kenapa tak kau hukum mati saja, para koruptor yang telah merampas rupiah kami, hingga kami mati kelaparan dalam kerasnya Indonesia.
Apakah engkau sudi,Indonesia telah berambalan” sebuah negeri Ethiopia kedua”
Dimana?Indonesia yang makmur dan jaya.
Dimana? Yang katanya kolam susu negeri Indonesia. Itu semua hanya Fiktif belaka !!
Apa daya kami ini, tak punya Wewenang untuk memerintah suatu rakyat.Yang kami sanggup, hanya mengkeluh kesahkan sejuta tragedy yang mengerikan dari rakyat kecil seperti kami.
Apa yang seharusnya kami lakukan?
Kami ingin sekali membuat mereka bangga atas Indonesia yang kami ciptakan.Kami hanya sanggup menunggu datangnya kebijakan engkau.
Oh indonesiaku, malang sekali nasibmu…
Negeri yang dulu berpuncak di dada kami, kini menjadi debu semata oleh mereka pelancong tak punya etika, yang seakan-akan telah merebut apa yang kami punya.
Kami tak bangga atas apa yang telah dimiliki Indonesia yang kini telah di akui oleh mereka orang luar negeri yang hanya memperbudak kami.
Bapak presiden yang terhormat,
Bangkitlah bersama kami, semangatkan kami!!
Kau bukan sesosok pemimpin yang bisa terbodohi oleh rakyat yang mampu dan berwenang.
Lihatlah betapa kami sangat menginginkan Indonesia yang merdeka.
Apakah engaku tahu, Bapak Presiden??
Kami kreatif, kami mampu membuat Indonesia berdiri tegak didepan mereka yang pernah menjajah negeri ini.
Tegakkan kembali sejarah 45 yang kami kenal.
Sejarah yang mampu membangkitkan semangat kami.
Teriakan satu kalimat yang bisa membuat kita bangkit.
Merdeka!!merdeka!!
Satu kata yang akan kami simpan dan kami ucapkan satu saat nanti.
Terima kasih pak, sejauh ini kami telah merasakan betapa sangat indahnya negeri ini.
Lebih indah dari pada negeri yang para pejabat banggakan.
Kami selalu berharap, agar engkau membuka mata dan hati untuk kami, rakyat yang pernah teracuhkan sejak dahulu.
Hanya sekian, sebagian suka duka kami yang terhalang sebuah surat kabar yang tak berarti.Tak mampu menembus ketenaran dunia entertaint masa sekarang.
Kurang lebihnya kami ucapkan terimakasih
Minhatul Maula
Siswi MAN Buntet Pesantren Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
0 komentar:
Posting Komentar