Untuk
Indonesia,
Negeri yang mempunyai harapan.
Selamat Pagi Indonesia.
Apakah kau sehat hari ini? Semoga kau dalam keadaan baik-baik saja. Karena aku akan menceritakan tempat tinggalku yang kini tengah tercemar. Kau tahu? Warna sungai di kampungku tiap hari berubah warna. Bukan karena kandungan sulfur atau batuan yang ada didasar sungai tapi karena Pabrik.
Dan cucianku berdebu hitam pekat, pun bukan karena dekat daerah tambang batubara tapi pabrik-pabrik di kampungku. Memakai bahan bakar ‘termurah’ itu.
Jika kau menanyakan seberapa parahkah? Akanku jawab hampir semua anak kecil dikampungku menderita gangguan paru-paru. Termasuk aku.
Sejauh literature yang aku baca, debu batu bara memang berbahaya - ya aku sudah merasakan salah satu bahayanya- aku harap pemerintah kota Cimahi tempatku tinggal bisa memperketat apa-apa yang perlu diperhatikan terhadap limbah pabrik.
Tapi dengarkan aku, Duhai Pertiwiku mungkin benar itu hanya oknum dan aparat yang masih belum bisa bersinggungan secara tepat. Tapi aku sangat berharap ada pengganti bahan bakar lebih baik dari batu bara, misalnya sel surya yang dikembangkan. Pun pemurnian air limbah.
Selamat Pagi Indonesia.
Bagaimana kabarmu hari ini? Kau bahagiakah? Genap 70 tahun kau akan berdiri sempurna dipijakan tahun proklamasi. Apa kau tahu? aku sudah muak dengan pemberitaan kaum borjuis yang masih saja korupsi. Aku muak sekali. Padahal itu bisa saja hanya gurauan media, toh tidak semua pejabat bertindak korupsikan? Namun kalupun memang iya itu hanya gurauan. Jujur saja itu gurauan yang sama sekali tidak lucu. Berita korupsi kok setiap hari.
Tapi dengarkan aku, bila kau merasa kecewa. Duhai Pertiwiku, selalu masih ada harapan, karena orang-orang yang membenci ‘dosa’ itu masih ada, walaupun badannya ringkih ia masih berteriak keadilan, mungkin memang gentar dengan suara yang bergetar. Walaupun ketuanya ditangkap beberapa kali dengan kasus yang ‘tidak’ jelas.
Percayalah mereka masih ada. Benar. Di tangkap satu muncul seribu. Aku salah satunya.
Selamat Pagi Indonesia.
Bagaimana perasaanmu hari ini? Banyak sekali pemuda yang terjerat narkoba. Bahkan disekolahku sekarang gencar sekali kampanye narkoba. Mulai dari memasang poster, penyuluhan, aneka lomba, hingga pembagian brosur. Sebegitu menakutkankah benda kecil itu? Aku merasa tertohok takut.
Tapi dengarkan aku, tidak semua remaja kita ‘berdosa’ . Duhai pertiwiku, kebijakan hukum kita sudah mulai tumbuh taringnya. Kau tahu tentang masalah dengan Australia? Negeri kita tak goyah sedikitpun dengan desakan pembatalan hukuman mati. Kita sudah tumbuh taring!
Selamat Pagi Indonesia.
Bagaimana keadaanmu hari ini? Apakah kau merasa sedih tentang ketimpangan sosial? Tentang penyogokan pada aparat keadilan? Tentang begitu keroposnya seluruh aspek kenegaraan? Wahai Pertiwiku…. Sejujurnya kini aku sedang merasakan apa itu ‘sistem’ setengah matang khusunya dalam bidang pendidikan.
Syuut kurikulum 2013 ini benar-benar membuatku pusing. Aku tahu niatnya baik tapi masih banyak sekali ‘cacat’ dalam sistemnya.
Apakah kau masih berkenan mendengarkanku, Duhai Pertiwiku? Jika iya, akanku bocorkan rahasia terbesar yang sedang kita milikki. Setidaknya kita masih punya generasi yang memiliki pemahaman baik.
Menurut TereLiye itu lebih cukup dari segalanya untuk membangunkanmu dari tidur panjang ini.
“ Selamat Pagi Indonesia.”
Sungguh demi Tuhan aku ingin menyapamu seperti itu. Mungkin tulisanku saat ini sebatas omong kosong, karena toh kau akan menganggap aku hanya sedang termakan media tentang bencana Sumber Daya Alam, korupsi, dan lain sebagainya. Tidak. Sejatinya wahai Indonesiaku, ini terlebih karena aku sadar belum bisa berkontibusi apa-apa.
Pun untuk semua kejadian yang aku paparkan. Aku mengalaminya langsung.Sungguh.
Terakhir Indonesia, tolong sampaikan pada Pattimura, Pangeran Antasari, Imam Bonjol dan Otto Iskandar Dinata mereka adalah pahlawan paling berjasa dalam mengisi dompetku.
Setidaknya dengan mereka hadir dalam sebuah lembaran, setiap orang masih bisa ‘menghargai’ pahlawankan? Bukankah bangsa yang besar bangsa yang menghargai jasa pahlawannya? Oke ini hanya gurauan. Ucapanku yang benar-benar terakhir,
Setidaknya dengan mereka hadir dalam sebuah lembaran, setiap orang masih bisa ‘menghargai’ pahlawankan? Bukankah bangsa yang besar bangsa yang menghargai jasa pahlawannya? Oke ini hanya gurauan. Ucapanku yang benar-benar terakhir,
Selamat Ulang Tahun Negeriku tercinta.
Sonya Putri Utami
Siswi SMAN 2 Cimahi Provinsi Jawa Barat
0 komentar:
Posting Komentar