Parepare, 12 Agustus 2015
Kepada :
Seluruh warga negara Indonesia
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua, pembangun negeri Indonesia tercinta. Selamat juga tak luput saya ucapkan untuk kemerdekaan Indonesia yang sudah berjalan selama 70 tahun lamanya, tepat pada tanggal 17 Agustus nanti. Negeri yang telah melalui banyak sejarah hingga bisa membuat kita semua hidup dalam kebebasan. Dan semoga Indonesia akan tetap selalu berjaya dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Atas pencapaian ini, saya sebagai salah satu warga negara Indonesia merasa berbangga hati. Akan tetapi perasaan kecewa dan sedih juga ikut terbersit di dalam hati saya. Karena diumur negeri kita yang terbilang sudah setengah abad lebih tetap memiliki berbagai macam konflik. Bahkan masih ada yang belum bisa diselesaikan hingga saat ini.
Terlebih dengan kasus yang akhir-akhir ini selalu membuat masyarakat gusar, yaitu adanya aksi pembegalan dan geng motor. Hal ini tentu sangat merugikan banyak pihak dan sampai mengakibatkan banyak korban tewas. Dan mirisnya pelaku aksi pembegalan dan geng motor itu kebanyakan adalah para pemuda generasi penerus bangsa. Kerusakan moral yang dialami para generasi penerus bangsa,tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, kurangnya pendidikan agama dan tata krama untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari mereka agar ada yang menjadi pondasi iman mereka. Faktor kedua juga bisa dipengaruhi dari keluarga. Keluarga yang tidak peduli dengan anggota keluarganya, khususnya para orang tua yang lebih memilih sibuk dengan pekerjaannya daripada memberikan perhatian lebih untuk anak-anaknya. Anak yang merasa tidak diperhatikan mencoba melakukan protes dengan cara memberontak berharap mendapatkan perhatian. Namun alhasil mereka jatuh ke lubang yang salah. Pergaulan bebas, tawuran, dan juga macam aksi pemberontakan lainnya hanya akan menambah beban mereka karena dianggap mencoreng nama baik keluarga. Ketiga, kerusakan moral juga bisa melalui media. Terutama televisi yang kebanyakan menayangkan tontonan yang sama sekali tidak ada manfaatnya selain menjadi hiburan belaka. Tayangan seperti itu kemungkinan besar dapat ditiru oleh anak-anak generasi penerus bangsa. Bayangkan, bagaimana rusaknya bangsa kita jika generasi penerusnya memiliki sikap yang sangat tidak beradab. Tingkah laku yang kasar, kurangnya sopan santun, dan kebiasaan bersikap bohong menjadi kelakuannya setiap hari. Seperti tindak aksi bully yang biasa terjadi di sekolah-sekolah. Lewat tayangan yang tidak mendidiklah membuat mereka mendapatkan contoh untuk berbuat onar.
Ada lagi masalah tentang pemalsuan ijazah dan sertifikat untuk orang-orang yang tidak bertanggung jawab serta egois. Mereka dengan mudahnya mendapatkan suatu ijazah tanpa melalui pendidikan yang seharusnya. Mereka yang dengan teganya menyingkirkan orang-orang yang lebih berkompeten dan jujur hanya dengan menyerahkan sertifikat-sertifikat palsu yang tidak jelas. Bagaimana keadaannya jika orang-orang seperti inilah yang akan menjadi pembangun negeri? Sementara langkah awal yang mereka lalui saja sudah salah. Lalu akan diapakan nasib orang-orang yang berhak mendapatkan kesempatan sesuai kemampuan mereka namun tidak berdaya melakukan apa-apa karena orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu telah mengambil hak mereka. Uang dan tindak nepotisme yang disalahgunakan adalah pemicu utamanya. ‘Yang berduit, dia yang menang’ seolah menjadi slogan tetap bagi mereka yang egois. Dari sinilah juga terkadang lahir pemimpin yang tidak bertanggung jawab pula. Pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan pribadinya. Selain itu, sifatnya yang sudah tidak jujur hingga berani melakukan tindak pidana korupsi. Kapan Indonesia akan membaik jika di dalam pemerintahannya saja sudah banyak permainan politik yang tentunya akan merugikan banyak orang. Sementara mereka bersenang-senang dibalik kebohongan.
Lalu masalah berikutnya, tentang kemiskinan yang menimpa saudara-saudara kita di tanah air. Kemiskinan memang tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, karena setiap negara juga mempunyai masalah yang sama. Namun apa salahnya jika kita berusaha untuk meminimalisirkan kesenjangan sosial ini. Karena sejujurnya pemberantasan kemiskinan memiliki banyak andil untuk menuju kemakmuran bangsa. Sebagai contoh,tingkat kemiskinan bisa sedikit diatasi dengan adanya pendidikan yang tinggi. Semakin tinggi pendidikan yang kita jalani, kemungkinan besar semakin baik pekerjaan yang bisa kita dapatkan. Tapi, belum tentu juga orang yang memiliki pendidikan rendah mempunyai nasib yang buruk pula. Tergantung dari keterampilan yang mereka miliki dan kemampuan mereka dalam mengembangkannya. Dan kita sebagai warga yang lain wajib memberikan apresiasi terhadap keterampilan mereka. Telah banyak kasus warga Indonesia yang sukses di negara orang lain karena mereka lebih dihargai disana. Tidakkah kita merasa malu? Orang-orang berbakat kita diambil oleh bangsa lain. Lain lagi masalahnya dengan orang-orang yang menyalahgunakan kemampuannya. Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi. Seorang siswa SMP berani melakukan tindak kriminal yaitu menghack kartu kredit seseorang dan menggunakannya untuk berbelanja online. Sungguh disayangkan siswa yang berbakat ini sampai terjerat masalah yang rumit. Berkaitan tentang masalah ini juga ada hubungannya dengan keluarga. Pengawasan orang tua seharusnya lebih dijaga agar kejadian seperti ini tidak seharusnya terjadi.
Dari berbagai contoh masalah yang terjadi di negeri kita, setidaknya kita bisa mulai mengintrospeksi diri masing-masing. Pemerintah juga sebaiknya mulai lebih mengembangkan ilmu keagamaan dan tata krama kepada para generasi penerus bangsa agar dapat lahir pembangun negeri yang memiliki sikap yang beradab. Sikap jujur dan bertanggung jawab juga perlu ditanamkan kepada seluruh warga negara Indonesia, jangan sampai kita hidup dipenuhi drama yang tak berujung. Kepada para warga Indonesia yang saya hargai, mari kita mulai mendukung dan memberikan apresiasi terhadap karya-karya saudara kita yang pastinya bermanfaat untuk memajukan negeri kita ini. Dan untuk para orang tua, tolonglah bersikap lebih peduli terhadap anak-anak kalian. Jangan biarkan anak-anak kalian terseret ke arah yang negatif. Mereka semua tentunya ingin memiliki masa depan yang lebih baik dan mungkin, kelak mereka juga yang akan membahagiakanmu.
Sekian dari surat saya, semoga cepat sembuh Indonesiaku. Selamat ulang tahun, semoga diumurmu yang bertambah ini keadaanmu akan terus membaik. Terima kasih telah bertahan ditengah banyaknya cobaan yang menimpamu. Jayalah terus Indonesiaku! Doa kami, para pembangunmu selalu menyertai.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Muflihatul Awalyah
Siswi SMA Negeri 5 Unggulan Parepare Provinsi Sulawesi Selatan
0 komentar:
Posting Komentar