728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 16 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Surat dari Kakek

    Teruntuk cucu-cucuku, pemilik pundak yang akan kubebani amanat demi melanjutkn perjalananku..

    Aku menulis semua ini, pada masa ketika seorang laki-laki mantan gubernur DKI Jakarta dan Solo menjadi pemimpin negerimu, ketika rupiah melemah dan orang seperti kakek semakin tak berdaya, ketika beras sintetis menyeruak menggemparkan Indonesia, ketika kemarau panjang membakar hutan-hutan dan menggersangkan perkebunan, ketika kontrak freeport diperpanjang sedangkan warga Papua sang pemilik wilayah dilanda kemiskinan, dan ketika para pribumi sedang mengalami krisis moral.

    Cucu-cucuku, tidak masalah jika kalian lebih memilih sibuk dengan kegemaran kalian akan demam budaya barat daripada mencari tau sejarah perjuangan kakek dan teman-teman kakek dulu, kakek tau kalian sudah bosan jika kakek selalum embicarakan itu. Kalian akan menguap berkali-kali setiap kali kakek mulai menceritakan tentang betapa sulitnya Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan dan harus diasingkan di Rengasdengklok, kalian akan menopang dagu dan mengatakan “aku bosan mendengar cerita ini kek,” ketika kakek bercerita betapa banyaknya teman-teman kakek yang mati kelaparan semasa membangun jembatan anyer panarukan, tapi ketahuilah cucuku, kami melakukan semua ini untuk membuat kalian bebas dari penjajahan, kami ingin kalian hidup dengan se-merdeka mungkin, kami ingin kalian bernafas dengan tenang tanpa khawatir jikasewaktu waktu peluru melesat menghujam dada kalian, kami ingin kalian tertawa bebas tanpa takut ditikam dengan parang, kami ingin kalian seperti warga negara merdeka lainnya, warga negara yang bebas, warga negara yang bangga telah dilahirkan di negaranya.

    Cucuku, tidak masalah jika orang-orang seperti kami yang kalian sebut veteran ini tidak mendapatkan hak yang layak untuk hidup di Indonesia−negeri yang dulu kami pertaruhkan dengan nyawa. Tidak masalah ketika kami harus tidur di jalanan, karena rumah tua kami sudah digantikan dengan gedung-gedung pencakar langit, tidak apa jika kami harus bekerja sekuat usia senja kami karena Negara tak pernah menjamin kebutuhan kami,mempekerjakan tulang-tulang renta kami karena Pemerintah tidak pernah berkompromi.Tapi, bisakah, setidaknya setiap senin pagi kalian melakukan upacara dengan taat ? maukah kalian mengheningkan cipta denga nkhidmat ?sudikah kalian mendoakan para pejuang yang telah mendahului kita, barang hanya sesaat ? bersediakah kalian hormat kepada sang Merah Putih sepanjang lagu Indonesia Raya mengalun sebagai bentuk penghargaan paling sederhana kalian ?tidak masalah jika kalian tidak mempedulikan kami para veteran ini, setidaknya kami masih bisa selamat atas pertempuran itu, doakan mereka yang telah lebih dulu menyongsong surga, mereka yang telah mati syahid karena memperjuangkan kemerdekaan kita, sudah cukup pedih perjuangan mereka di dunia, tundukkan kepalamu untuk mengirim pengharapan agar mereka tenang bersama-Nya.

    Untuk tunas-tunas muda, kebanggaanku..

    Untuk permintaan terakhir kakek, ah, permintaan lagi, kakek tua mu ini memang banyak sekali maunya ya ! Kakek hanya berpesan, mulailah belajar dengan sungguh-sungguh jika sekarang kalian masih belajar dengan main-main, mulailah menuntut ilmu dengan rajin jika sekarang kalian masih malas, karena dulu, alasan tanah air ini dijajah adalah karena kedunguan kami, ke-apatisan kami, dan keegoisan kami.Kami ingin kalian dapat mengubah paradigma dunia tentang Indonesia yang selama ini hanya dipandang sebelah mata, tunjukkan bahwa Indonesia pantas dilihat oleh dunia, jadilah para pemimpin yang bertanggung jawab dan gantikan para pemimpin yang hanya haus kehormatan, kakek sangat prihatin pada jalannya pemerintahan sekarang, dimana kata “Negara Demokrasi” hanya digunakan sebagai semboyan yang hanya tinggal sebuah nama, kalian bebas menyuarakan keinginan kalian, tapi tidak ada seorang pun yang mendengarkan, mereka hanya berkampanye dengan berapi-api pada awalnya, menyebarkan janji-janji, mengucapkan kata-kata ambigu tanpa ragu, dan setelah kalian memilih mereka, mereka akan bersenang-senang didalam ruangan ber-AC, mengendarai mobil produksi luar, mengenakan jas-jas necis, dan lupa akan janji yang telah disebar dengan mudahnya. Kakek ingin Indonesia di masa mendatang, kalian yang pimpin.

    Cu, kelak ketika para pejuang Indonesia sudah tidak ada yang tersisa karena dimakan usia, kami harap kalian bisa mempertahankan kemerdekaan yang telah susah payah kita raih, kalian harus berjuang lebih gigih, karenahanya cara itulah yang dapat kalian lakukan untuk menebus darah dan keringat yang telah kami keluarkan.

    Dari kakek mu,

    Yang mungkin sekarang sedang berada di bangku taman,

    Mengistirahatkan tubuh rentanya sehabis menyapu trotoar..


    “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”

    17 Agustus 2015,

    Tujuh puluh tahun lalu,

    Indonesia gegap gempita..



    Kamila Asyifa

    Siswi SMK Wiyata Husada, Batu, Malang, Provinsi Jawa Timur
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Surat dari Kakek Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top