728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Selasa, 18 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Dikasih Tanggungjawab, Bukan Melahap


    Assalamualaikum wr.wb.

     Kepada yang terhormat bapak hakim...

    Saya sering sekali melihat di layar tv  tentang kasus- kasus di Indonesia.banyak sekali macam-macam  kasusnya... Mulai dari korupsi, pembunuhan, perampokan, pencurian, kriminalitas, serta kasus yang lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya pun juga melihat sanksi-sanksi  yang di berikan pada  pelaku kasu-kasus  tersebut. Menurut saya ada yang kurang pas pada  sanksi-sanksi  yang di berikan oleh bapak hakim tersebut. Saya melihat banyaak sekali artis-artis, menteri-menteri  yang korupsi...korupsi nya pun tak sedikit bahkan hingga bermilyar-milyar,bertrilyun-trilyun...

    Saya juga melihat kasus-kasus  perampokan yang sangat marak di Iindonesia ini, saya juga melihat banyak nya kasus pemcurian mulai dari pemcuri mobil, motor, emas, sampai satu batang kayu atau pun hal-hal  yang sepele itu.... Sebagai contoh saya mengambil kasus yang di lakukan oleh bapak Gayus Tambunan yang mengkorupsi/memakan uang negara juga uang rakyat...ia menggunakannya sampai habis...ia pergi ke salah satu negara dan ia pun menyamar kemudian ia menghadiri suatu acara pertandingan bad minton yang tak sengaja ter tangkap oleh kamera. Ia pun akhirnya di beri hukuman hanya 5 tahun penjara. Itu pun ia mendapatkan fasilitas yang sangat nyaman, aman, dan semua keperluannya pun ada dalam penjara tersebut...

    Saya juga mengambil kisah yang sangat prihatin yaitu kisah seorang nenek  yang  bersengketa masalah pengambilan kayu 1 batang saja,  itu pun milik anaknya kemudian anaknya pun melapor kepada pihak yang berwajib...lalu pihak berwajib pun terus menerus menelisuri dan si nenek tersebut pun terus mengikuti  prosedur-prosedur  mulai dari sidang-sidaang , hingga penjatuhan hukuman pun ia menghadiri...Yang saya aneh  sampai pun  ia sakit kemudian sembuh lagi kemudian sakit lagi tapi masih saja di tuntut seperti itu...

     Kepada bapak hakim yang terhormat......

    Saya kira kekecewaan saya ini   bersumber dari diri Bapak Hakim sendiri,  buktinya..  beberapa bulan setelah nenek tersebut di beri hukuman seberat 3 bulan saya mendengar ada  seorng hakim yang mestinya membuat jera para koruptor, ia sendiri malah tertangkap basah melakukan korupsi. Menurut berita yang saya dengar, Pak hakim yang terhormat btersebut menerima uang dari salah satu koruptor dengan imbalan si koruptor  akan dikurangi sanksinya...dan hal itu dilakukan oleh Pak hakim yaitu mengurangi sanksi si koruptor setelah menerima uang...

    Bapak hakim yang terhormat.......

    Saya tahu pada dasarnya manusia itu sama. Pasti ketika di tawari uang,  memang tidak bisa menolaknya dan ingim memilikinya...saya pun sama pak.  Saya juga berpengalaman seperti itu ketika saya memegang uang kas/atau uang untuk membeli  lks. Ketika saya mengumpulakn uang kas kelas, atau uang untuk LKS pengen banget yang namanya minjam uang di uang kas tersebut.  Saya bilang pada diri saya sendiri bahwa "saya pinjam aja dulu  nanti saya ganti..... nanti.." dan itupun saya lakukan. Namun  pada suatu hari  bapak saya bilang jangan berani-berani  meminjam uang di uang kas tersebut karena itu awal dari korupsi. Maka sasya menghentikannya. Tapi kalau difikir-fikir, apa yang dikatakan oleh bapak saya benar juga. Bila saja saya tidak cepat menghentikannya, misalnya saya membayarnya kemudian saya mengutang lagi...karena memang tidak ada yang tahu saya minjam atau tidak,  yang penting   pas kita setor ya uang harus ada. Bila tidak dihentikan segera, bisa jadi karena keenakan, uang yang saya pinjam banyak sekali, dan bahayanya bila pas pada waktu uang itu mestinya disetorkan pada guru untuk membeli LKS ternyata kurang karena dipenjam oleh saya, maka kerugian bukan hanya pada saya tapi  juga pada teman-teman saya.

    Memagang uang Kas atau uang LKS memang amanah yang berat. Bila terbiasa untuk meminjamnya, walaupun sedikit-sedikit, tapi karena seringnya dan tidak terasa,  bisa saja menjadi besar. maka yang akan rugi itu bukan saya saja yang lain juga sama,  karena uang nya belum di setor,  saya juga belum laporan siapa saja yang beli lks, eeee tapi malah uangnya saya pakai untuk jajan, keperluan-keperluan  saya...dan otomatis gurupun  tidak tahu kalau si anak tersebut sudah bayar  karena saya belum setor uang tersebut, akibatnya satu kelas tidak bisa menerima LKS.

    Nah oke kita kembali kepada surat yang akan saya berikan pada bapak hakim yang terhormat ini... Setidaknya juga para koruptor-koruptor  itu kan di gaji oleh negara, lalu mengapa ia mengambil hak milik rakyat? Apalagi yang kotuptor pun masukatau  bekerja di negara,  seperti menteri-mentri  dan yang lain.  Saya rasa juga banyak kan gaji nya? .Kalau tidak salah 1 bulan itu gaji nya 10.000.000,00-' itu juga belum fasilitas-fasilitas  lain yang negara telah berikan seperti mobil dinas ataupun yang lainnya...saya rasa itu cukup besar.... Tapi ia memakan hak orang lain...

    Saya juga merasa aneh sama bapak hakim.karena antara yang mengorupsi dan mencuri sangsi nya pun hampir sama!..Bahkan saya pernah mendengar ada seorang warga yang mencuri beberapa buah pisang tetapi ia malah di penjara 10 tahun...jika memang di pikir pake logika, pencurian pisang kan yang rugi  hanya mereka yang di curi pisangnya karena kehilangan pisang, selain yang mencurinya juga rugi karena setelah tertangkap mendapat  hukum/di beri sanksi di dunia 10 tahun dan sanksi akhirat. Tapi sebaliknya yang koruptor hanya di penjara selama 5 tahun itupun  dengan semua fasilitas yang memadai padahal yang merasa dirugikan dari koruptor itu orang banyak.Kkoruptor tersebut memakan uang rakyat pak ! Uang kami pak! Mengapa hamya 5 tahun penjara sedangkan yang mencuri pisang tersebut 10 tahunn....itu mereka yang rugi bukan kita semua!! Ingat Pak!  bapak ini disini.... di INDONESIA! Bapak itu di kasih tanggung jawab BUKAN nya MELAHAP pak!!!! Sekian dari saya

     Wassalamualakum wr.wb

    Salwa Khairunnisa

    Siswi MTs NU Putri 3 Buntet Pesantren Cirebon, Provinsi Jawa Barat
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    3 komentar:

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Dikasih Tanggungjawab, Bukan Melahap Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top