728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 16 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Goresan Kata Hati Kecil Temanku

    “Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia.” Lantunan indah untuk tanah air yang berlambangkan pusaka merah putih ini mengiringi desiran jeritan hati seorang aku, yang merupakan salah seorang anak Nusantara.

    Dibalik goresan pena akan lagu nan indah didengar, memiliki kisah yang sangat menyentuh hatiku. Ia, yang kusebut negara pusaka merah putih ini telah melewati masa-masa sulit yang terlupakan oleh zamanku. Bom, pesawat tempur, kerja paksa tanpa upah, penyiksaan dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang hanya kudengar dari mulut ke mulut dan kulihat pada kumpulan lembaran kertas yang disampul dengan kata ‘sejarah’. Namun, kata ‘kemerdekaan’ telah diikrarkan oleh pahlawan-pahlawan revolusi yang maju ‘tak gentar membela yang benar’.

    Potongan lirik lagu “Tujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita” merupakan penjelasan yang sangat tepat akan waktu yang menyatakan Indonesia telah mendapatkan haknya sebagai negara kembali. Ya, secara de facto dan de yure, Indonesia telah bebas dari penyerangan,dan sekarang aku pun akan menyelenggarakan pelaksanaan menyambut HUT NKRI yang ke-70 ini. Tapi, aku masih belum mendapatkan kata ‘kemerdekaan’ secara penuh, sebagai anak warga negara Indonesia.

                Indonesia, aku punya satu pesan yang mungkin dapat mewakili pesan hati kecil temanku. Aku ini hidup dan selalu menginjakkan kaki di tanah air tercinta ini. Setiap detik kulalui semua hal di bawah teduhnya lagit biru tanah pusaka. Kedipan mataku tak terlepas pada hal-hal yang yang menyangkut tentang diriku dan sosok teman yang tak pernah kuhampiri. Aku dan dia adalah seorang pelajar yang memimpikan berjalan di atas awan. Impian yang setinggi langit biru ini, tak mudah diwujudkan layaknya membalikkan telapak tangan. Bagiku, keterbatasan dan keterbelakangan tak membuatku jatuh kedalam lubang hitam yang dapat menelanku sewaktu-waktu. Ragam usaha kujalani, dengan semangat layaknya api yang berkobar-kobar. Pendidikan. Impian setiap anak untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Jujur saja, orangtuaku masih sanggup untuk membiayai setiap perjalanan hidupku untuk pendidikan.  Tapi, bagaimana dengan sosok teman yang kubicarakan tadi ? Aku tak yakin di senasib denganku. Karena kulihat perjuangannya dalam meraih setumpuk recehan  di teriknya sang penerang untuk mengisi suara perut yang tidak dapat diajak bersahabat itu sangat sulit. Tidak seperti aku yang hanya menunggu secarik lembaran berwarna hijau yang dihanuturkan kepadaku setiap paginya. Hati yang cinta akan tanah air ini telah rapuh saat penglihatanku tertuju pada sosok anak tak berdosa tersebut. Wahai pemimpin negeriku, dimana engkau berada? Bukankan temanku ini adalah anak tanggungjawabmu? Mengapa engkau berdiam diri di balik teduhnya atap dan membiarkan ia terlepas di gelapnya hutan? Apakah engkau menutup matamu agar tak melihat jutaan penderitaan temanku ? Apakah engkau menutup telingamu dari desiran jeritan jutaan temanku? Apa mungkin engkau melihat dan mendengar, tapi engkau abaikan begitu saja? Tapi Mengapa? Mengapa engkau jadikan  nama mereka sebagai objek janji manismu?

    wahai pemimpinku, banyak sekali hak-hak mereka yang telah hilang. Aku tau, mungkin engkau telah berusaha untuk memulihkan situasi dan mengembalikan hak mereka yang telah direbut. Semua itu butuh waktu dan aku tahu itu. Tapi, akankah waktu yang harus merebut segenap hak teman tanah airku ini?

    Pemimpinku, yang kuinginkan bukanlah secarik jawaban dari pertanyaanku ini, melainkan bentuk akan jawaban yang hendak engkau lanturkan. Maafkan perkataan aku yang sebenarnya tak sepantasnya bertutur kata layaknya orang tinggi. Tapi aku berharap, surat hormatku ini dapat dibalas dengan senyuman manis teman-temanku, anak Nusantara.


    Zakia Lukman

    Siswa SMAN 10 Fajar Harapan, Banda Aceh, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Goresan Kata Hati Kecil Temanku Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top