728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Selasa, 18 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Secercah Cahaya di Ufuk Barat

    Banda aceh, 16 Agustus 2015

    Kepada; seluruh pelajar dan pejabat di Indonesia

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

    Apa kabar saudara dan saudariku? walaupun kita tau bagaimana keadaan kita sekarang, namun saya berharap kita dapat bersama-sama mengengam tangan dan menyusun barisan untuk tetap memperkuat diri dari segala masalah yang menimpa kita. Kita adalah anak-anak yang terlahir dari keturunan para pejuang.Kita harus kuat dalam melanjutkan perjuangan para leluhur kita. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan belajar, belajar, dan terus belajar dengan giat. Di zaman yang sudah modern ini, kita harus bisa berjuang melawan kebodohan, karena pembodohan adalah salah satu peperangan yang harus dapat kita menangkan.

    Saat ini pemerintah telah membantu kita dalam peperangan ini yaitu dengan menerapkan kurikulum 2013atau sering disebut K13. K13 ini memang sangat bagus karena mengedepankan karakter pelajar dibandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Namun, disetiap program pasti ada permasalahannya. Seperti halnya masalah tentang kurang tepatnya cara penerapan K13 tersebut. Terkadang dibeberapa daerah sangat susah menerapkan K13. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pasokan buku untuk mendukung pembelajaran.Kemudian kinerja guru yang kurang memadai dan kurang terlatih dalam menggunakan K13 juga membuat kami para pelajar kesulitan dalam menerima K13 ini. K13 memang menerapkan prinsip anak mencari tahu sendiri segala hal dengan arahan para guru. Namun terkadang bagaimana kita sulit untuk mencari tahu hal-hal tersebut jika fasilitas saja tidak dapat memadai.

    Saya berasal dari daerah paling ujung pulau sumatra di Indonesia. Yap, tepatnya di Aceh. Aceh memanglah bagian dari indonesia yang terletak di ujung barat, yang mana jika mendengar kata ujung maka kita akan teringat dengan kata-kata terbengkalai atau terbelakang.Aceh, tempat aku dilahirkan ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa indahnya.Kami memiliki batu-batuan yang bergiwang, yang saat ini memang tenggah maraknya diincar dan diburu seenaknya.Kami memiliki perkebunan sawit berhektar-hektar yang terkadang dijual dengan harga murah kepada negara lain. Apakah kami akan terus diberlakukan seperti itu? Setelah kejadian tsunami dan MoU Helsinki, Aceh telah mendapat kucuran dana yang sangat berlimpah. Namun masih saja ditemukan kemiskinan, sarana dan prasarana yang kurang memadai terutama untuk sekolah-sekolah di pelosok. Terkadang kita pastinya pernah terbesik didalam hati kemana uang tersebut dibawa? mengapa sampai saat ini kita masih kekurangan. Seperti halnya di kampung saya,Aceh Besar, masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memiliki buku kurikulum 2013.Apabila ada, itupun tidak akan mencukupi jumlah pelajar yang ada.Banyak diantara mereka yang ingin sekali memiliki buku sendiri, namun terhambat akibat kurangnya biaya. Buku-buku yang ada di perpustakaan pun terkadang tidak boleh dipinjam dengan alasan agar buku tersebut tidak hilang atau rusak. Hal tersebut tentu saja dapat memutuskan semangat anak indoensia untuk membaca.Bukankah buku adalah sarana pembelajaran yang cukup penting? padahal buku adalah jendela ilmu bagi anak bangsa. Sering saya lihat ketika bangunan-bangunan tinggi menjulang yang tengah dibagun diatas lahan hijau yang biasa ditumbuhi tumbuhan hijau, kini telah menjadi terbengkalai akibat pemerintah memberhentikan pembangunannya yang tidak jelas.Haruskah pemerintah menghambur-hamburkan dana seperti itu?Saya rasa pemeritah masih kurang tanggap dalam mengelolah anggaran tersebut. Saya sangat berharap pemerintah dapat memikirkan nasib anak-anak yang tinggal di perkampungan ini agar kesejahteraan kita lebih terarah. Saya rasa bukan hanya di daerah saya saja yang merasakan ini, di daerah lain di Indonesia juga pasti merasakan hal yang sama. Mungkin pula kita yang terlalu berpikir negatif terhadap pemerintah. Pemerintah pasti sedang mencari jalan keluar dari permasalahan ini.

    Kita sebagai anak Indonesia walaupun berada di kepulauan yang berbeda-beda tapi tiada jarak yang dapat memisahkan persaudaraan kita. Bersyukurlah karna Allah telah menjadikan kita terlahir di negeri yang kaya ini dengan keramahan alam berserta penduduknya. Kita sebagai anak Indonesia haruslah dapat mempertahankan bangsa kita dari berbagai ancaman. Masa depan bangsa berada di tangan kita. Apabila sekarang saja kita sudah bermalas-malasan dan putus asa, bagaimana nantinya masa depan bangsa ini? Akankah ada lagi jiwa-jiwa perjuangan yang terwarisi dari jiwa leluhur kita?Kita harus bangkit dengan segala kekurangan yang ada. Karena kekurangan dan hambatan tidak akan dapat menghalangi kita sebagai anak bangsa untuk terus maju membawa masa depan Indonesia menjadi negara maju. Saya, anak bangsa Indonesia, meyakini bahwa saat ini seluruh anak Indonesia mulai dari Sabang sampai Meurauke sedang berjuang, sedang menimba ilmu setinggi langit, sedang berusaha sekuat tenaga untuk dapat menjadikan bangsa Indonesia ini lebih baik dan lebih membara bagaikan matahari yang terus membara menerangi kita semua. Maka dari itu saudara saudariku, mari kita sinari Indonesia ini dengan secercah cahaya dari ilmu kita, secercah cahaya dari semangat kita. Saya, anak bangsa Indonesia dari Aceh, bangga dapat memberikan secercah cahaya dari tempat asal saya, provinsi paling barat di Indonesia untuk kemajuan kita semua, bangsa Indonesia.



    Salam hangat,

    Saidatul wulya

    Siswi dari SMA N 10 Fajar Harapan Banda Aceh Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Secercah Cahaya di Ufuk Barat Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top