728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Sabtu, 15 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Bulan Sabit di Wajah Anak Indonesia

    Teruntuk :

    Teman – temanku,

    para Tunas Bangsa

    di Seluruh Indonesia

    Hai semuanya…

    Nama saya Aini Hasibah Ningtyas, seorang siswi kelas 9 di sebuah SMP Negeri di Gombong, Kebumen.  Tahukah dimana itu? Yap, itu merupakan daerah di pesisir selatan Jawa Tengah. Saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya.

    Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu, saya mengikuti Kemah Budaya Nasional di Taman Balekambang, Solo. Di sana, saya bertemu dengan teman – teman sesama pramuka dari berbagai daerah. Dari ujung barat sampai ujung timur, dari ujung selatan sampai ujung utara Indonesia. Kami sebelumnya belum pernah bertemu, apalagi kenal.

    Ada satu hal yang masih saya ingat. Setiap saya berjalan di perkemahan, lalu bertemu dengan teman dari daerah lain, mereka selalu menyunggingkan senyum. Bahkan, dengan yang belum kenal sekalipun. Seolah – olah kami telah lama saling kenal.  Seolah – olah, kami bisa berkomunikasi hanya dengan senyuman.

    Sampai saat ini, saya masih terus teringat dengan itu. Terkadang, saya berpikir. Betapa ramahnya anak – anak Indonesia. Seperti terdapat ikatan tak terlihat dalam diri anak satu dengan yang lain. Dan ikatan itu diwujudkan melalui sebuah senyuman.

    “Bulan Sabit di Wajah Anak Indonesia”. Yap, itulah yang saya maksudkan. Sebuah senyum. Senyum tulus dari anak – anak Indonesia

    Coba bayangkan, jika satu orang saja menyunggingkan senyum untuk temannya. Lalu temannya memberikan senyumnya untuk temannya yang lain. Begitu seterusnya, sambung – menyambung. Maka di Indonesia saya bisa pastikan, rasa permusuhan akan berkurang, atau malahan, tidak ada lagi. Karena, senyum itu bisa membuat kita sabar looo. Kalau efek sampingnya, orang Indonesia jadi awet muda. Juga, otot muka yang digunakan untuk tersenyum lebih sedikit daripada jika digunakan untuk merengut. Jadinya, lebih sehat kan? Hehehehe…
    Saya bukan mau mengangkat SARA, tapi di Agama Islam, ada Hadits Nabi yang artinya kurang lebih seperti ini “Senyummu untuk saudaramu adalah shadaqah”. Lihatlah. Bahkan satu senyum saja sudah dianggap sebagai sodaqoh. Apalagi jika kita memberikan senyum lebih banyak lagi. Wuiiihh. Bayangkan sendiri saja, ya, teman – teman.

    Saya berharap, dengan menulis surat ini, saya bisa mengajak teman – teman di seluruh Indonesia untuk selalu memberikan senyuman. Menghiasi negeri kita tercinta, Indonesia.

    Saya pikir, untuk mengharumkan nama bangsa itu caranya macam – macam. Salah satunya ya dengan senyum itu. Jika orang Indonesia bertemu dengan orang dari bangsa lain, lalu dia senyum, maka orang dari bangsa lain itu akan menganggap Indonesia adalah negeri yang ramah. Lalu dia bercerita pada yang lain. Maka harumlah nama Indonesia. Terkenallah nama Indonesia sebagai negeri yang ramah. Hebat kan?

    Maka, saya berpesan sekali lagi, ayo, kita berlomba – lomba memberikan senyum yang paling tulus. Nggak ada ruginya kok! Semoga, “Bulan Sabit di Wajah Anak Indonesia” akan terus bersinar terang.

    Terima kasih, teman – teman. Sampai Jumpa!

    Temanmu,

    Aini Hasibah Ningtyas

    Siswi SMP Negeri 2 Gombong, Kebumen, Provinsi Jawa Tengah
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Bulan Sabit di Wajah Anak Indonesia Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top