728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 16 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Bagaimana dengan Pendidikan di Indonesia?

    Semarang,16 Agustus 2015


    Kepada Yth.

    Menteri Pendidikan Indonesia

    Di tempat


    Assalamu’alaikum Wr.Wb


               Sejuta salam sejahtera kuucapkan selembut embun pagi, semoga apa yang kita harapkan akan terwujud, Amin. Sebentar lagi Indonesia akan bertambah usia, usia yang sudah cukup dewasa menurut saya. Hanya dengan menghitung hari kita akan menyaksikan di seluruh stasiun tv RI yang menayangkan detik-detik Indonesia Merdeka, yaitu pada tanggal 17 Agustus nanti. Saya sebagai salah satu warga Indonesia pastilah menginginkan perubahan yang positif untuk Indonesia, bukan hanya saya tetapi seluruh warga Indonesia pasti menginginkan hal itu. 70 tahun? 70tahun itu bukanlah angka yang sedikit. Diusia yang ke 70 tahun Indonesia haruslah berubah, berubah menuju suatu hal yang lebiih baik. Rakyat yang sejahtera dan makmur serta penerus bangsa yang harus mendapatkan hak untuk menimba ilmu, begitu pula dengan saya.

                Perkenalkan nama saya ANITA CAHYANI PUTRI KUSUMADINI, saya adalah siswi disalah satu sekolah terbaik di Semarang, yaitu SMKN 2 SEMARANG. Saya bukanlah siswi yang pandai merangkai kata, kalimat, paragraph ataupun itu. Tetapi saya bersyukur karena saya bisa mencurahkan keluh dan kesah serta harapan saya kepada Anda selaku Menteri Pendidikan Di Indonesia. Saya berharap semoga Allah Swt selalu melindungi dan memberikan Anda rasa tanggung jawab untuk mengemban tugas Anda sebagai seorang Mentri yang telah diberikan kepercayaan oleh Presiden untuk mengatur pendidikan yang ada di Indonesia. Bapak Mentri, saya merupakan anak yang sangat beruntung sekali, karena saya masih diberikan kesempatan untuk menimba ilmu. Nasib saya tidak sama seperti anak jalanan yang tidak bisa menimba ilmu baik secara formal maupun informal, pastilah mereka tidak menginginkan hal itu terjadi pada diri mereka. Saya yakin semua anak ingin sekali memiliki masa depan yang cerah, bisa bermain dengan teman sebaya mereka, bisa belajar seperti anak lainnya. Tapi apalah yang bisa mereka lakukan, mereka diharuskan bekerja di jalanan seperti semir sepatu, pedagang asongan, mengamen,mengemis, karena mereka terlahir dikeluarga yang bisa dikatakan tidak mampu dalam hal ekonomi. Mereka tidak seperti saya dan teman-teman saya yang beruntung terlahir dikeluarga yang cukup mampu meskipun kami bukan dari golongan atas. Orang tua kami masih sanggup membiayai pendidikan kami, tapi anak jalanan tidak. Bapak Mentri Pendidikan, bantulah anak jalanan agar bisa mendapatkan haknya sebagai seorang pelajar, mereka juga pantas mendapatkan apa yang saya dan teman-teman diseluruh Indonesia dapatkan.

                Bapak Mentri Pendidikan di Indonesia sekarang zaman sudah modern, berbagai macam barang elektronik (handphone, smartphone, laptop, tablet) mudah sekali ditemukan. Seharusnya dengan adanya barang elektronik seperti itu dapat mempermudah proses belajar kita kan? begitu juga dengan program baru Kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa-siswi lebih aktif di dalam pembelajaran dengan mencari materi pembelajaran melalui internet, program kurikulum 2013 jika dilihat dari segi positifnya memberikan dampak yang baik yaitu, mengajarkan siswa untuk lebih mandiri, aktif disetiap pembelajaran serta meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kelompok belajarnya. Namun jika dilihat dari dampak negatifnya juga banyak, yaitu siswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu pastilah tidak memiliki cukup uang untuk membeli laptop, handphone, smartphone, maupun tablet untuk menunjang pendidikannya. Tidak mungkin mereka dipaksakan untuk membeli barang-barang itu, untuk bisa mengenyam pendidikan saja mereka sudah bersyukur sekali, lalu apa solusinya??? banyak yang mengatakan “ya pergi ke warnet!” menurut saya itu bukanlah solusi yang tepat karena apa?? karena iya kalau mereka mempunyai uang lebih untuk pergi ke warnet, untuk pergi ke warnet setidaknya mereka harus menyediakan uang kurang lebih Rp.10.000,- jika itu dilakukan setiap hari uang darimana?? contoh warnet didekat rumah saya untuk 1 jam harus membayar Rp.4000,- tidak mungkin mengerjakan tugas hanya 1 jam, pasti lebih dari 1jam. Kalau untuk pelajar dari golongan atas pasti mudah untuk mengeluarkan uang sebanyak itu. Tapi tidak dengan pelajar dari golongan menengah kebawah. Dampak negatif lain yaitu, beban berfikir pelajar yang semakin bertambah dengan adanya kurikulum 2013 ini, sayapun mengalami hal ini. Kurikulum 2013 ini mulai digunakan pada saat saya pertama kali memasuki jenjang SMK, awalnya saya merasa ini biasa saja J namun setelah beberapa hari,minggu, dan bulan saya rasakan ternyata sangat membebani tidak hanya saya yang merasakan, saya yakin beberapa pelajar di lain kota ataupun pulau juga merasakan apa yang saya rasakan. Saya berangkat dari rumah pukul 06.00 wib dari rumah dan sampai di sekolah pukul 06.40 kemudian untuk jam pulang dari sekolah pukul 14.30. Kegiatan saya tidak hanya sekolah untuk  belajar saja , tapi saya juga memiliki kegiatan lain diluar jam sekolah. Saya mengikuti ekstrakulikuler Rebana dan saya juga mengikuti Organisasi ROHIS di sekolah, alhasil sampai kerumah hampir maghrib, belum lagi kalau ada tugas kelompok saya dan teman-teman harus rela pulang lebih lama untuk menyelesaikannya, jika tugas dalam 1minggu hanya 1 atau 2 tidak ada masalah bagi kami. Tapi ini tidak seperti itu, tugas ada dimana-mana mulai dari tugas individu, kelompok, presentasi, mau tidak mau kami harus mengerjakannya tepat waktu meskipun harus merelakan waktu istirahat kami dirumah, hari minggu kami yang direnggut oleh tugas. Kedengarannya curahan saya itu alay, bahkan alay sekali. Tapi itulah yang saya dan teman-teman rasakan. Kami ingin hari minggu kami kembali seperti dulu L . Dengan adanya kurikulum 2013 kami lebih sering menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas sampai larut malam, kami tidak memiliki waktu untuk berkumpul dengan keluarga hingga saya sering pulang lebih dari jam 5sore, keluarga saya memaklumi tapi apakah para tetangga memaklumi??? saya rasa tidak semua tetangga memakluminya. Saya adalah pelajar perempuan, pernah saya pulang hingga isya’ itu karena saya harus mengerjakan tugas kelompok dan juga mengikuti rapat rutin ROHIS, jika saya seorang laki-laki pasti santai pulang jam selarut itu L tapi kenyataannya saya seorang perempuan apalagi saya tidak diantar-jemput saat ke sekolah, saya harus naik angkutan umum 2x untuk berangkat dan 2x untuk pulang jika ditotal sehari saya harus naik angkot sebanyak 4x. Pasti ada rasa takut dalam diri saya saat harus naik angkot pada saat jam 6sore lebih L pernah saya mendapat pertanyaan “kok jam segini baru pulang?” lalu saya jawab “tadi ngerjain tugas kelompok dulu” muncul lagi pertanyaan “halah, paling pergi sama pacarmu kan?” Saya sudah jujur tapi L  saya tidak ambil pusing karena sama memang sudah berkata jujur J.

    Setelah sampai dirumahpun saya langsung mandi dan sholat kemudian mengerjakan tugas individu hingga saya terkadang melupakan kewajiban saya untuk makan. Memang pulang sampai malam tidak terjadi setiap hari tapi sering. Saya telah menjalani program kurikulum 2013 sudah lebih dari 2tahun. Sekarang saya sudah kelas 12 SMK dan sekarang muncul program baru untuk SMA-SMK bahwa diberlakukannya program 5hari kerja, awalnya yeee kita senang tapi setelah dijalani ternyata sama saja bahkan lebih membebani fikiran kita dan fisik kita L kita tetap berangkat pagi tetapi pulangnya lebih lama, hari sabtu libur??? ah tidak, hari sabtu kita gunakan untuk mengerjakan tugas, dan hari minggu?? sama seperti hari sabtu. Bapak Mentri Indonesia, berikanlah solusi kepada kita para pelajar, bagaimana caranya membagi waktu untuk sekolah dan berkumpul dengan keluarga, membantu orang tua. Kami bukan robot yang tidak memiliki rasa lelah, jika ditanya “apakah kita lelah?” pasti kami akan menjawab “kami sangat lelahL” fisik kami juga membutuhkan istirahat,  perhatikanlah kondisi kami. Kami ingin menjadi manusia normal lainnya yang memiliki waktu berkumpul dengan keluarga,membantu orangtua, bersenang-senang dengan teman serta keluarga.

                Saya rasa cukup curahan hati saya, karena saya sudah terlalu panjang dalam berkata. Semoga apa yang saya harapkan dapat Anda dengar dan menjadi saran yang positif bagi pendidikan di Indonesia, saya yakin tidak hanya saya yang menginginkan sesuatu yang terbaik untuk pendidikan di Indonesia tetapi semua pelajar diseluruh Indonesia dan para orangtua juga menginginkan hal tersebut J Saya mohon maaf apabila ada tutur kata saya yang menyinggung Anda . SALAM INDONESIA , SEMANGAT  PARA PELAJAR INDONESIA, INDONESIA BISA, INDONESIA MAJU.

    JJINDONESIA MERDEKA JJ


    Wassalamu’alaikum Wr.Wb



    Hormat Saya

    Pelajar Indonesia



    Anita Cahyani Putri K.

    Siswi SMKN 2 Semarang Provinsi Jawa Tengah

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    2 komentar:

    1. Chaerany Rizka Aprilia17 Agustus 2015 pukul 03.31

      Bagus nit, semoga isi surat kmu dpt mnyentuh hati bapak mentri pendidikan :)

      BalasHapus
    2. Yunita Dewi Anggraini18 Agustus 2015 pukul 01.35

      keren nit, semoga bapak mentri pendidikan bisa melihat/mendengar curahan hati kita yang diwakilkan sama kamu.. Dan semoga bapak mentri pendidikan bisa memberi solusi terbaik buat kita :)

      BalasHapus

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Bagaimana dengan Pendidikan di Indonesia? Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top