728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Selasa, 18 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Curahan Hati Siswa di Pojokan Sana

    Marabahan, 16 Agustus 2015

    Kepada

    Para Pendidik Anak Bangsa


                Assalamualaikum,

                Hai bapak dan ibu guru, bagaimana kabar kalian? Semoga kalian selalu baik-baik saja. Ah, tapi apa kalian peduli dengan diri kami?

                Pak, bu, kami sudah lelah dengan semua ini, seabrek tugas dan segala tuntunannya. Kami ini manusia, bukan robot, bahkan kalian saja hanya bisa fokus pada satu pelajaran, lah, kami disuruh menguasai semuanya. Apakah kalian tau betapa lelahnya kami melakukan semua suruhan kalian, dan sadarkah kalian bahwa kami juga punya kesibukan, tidak bisa terus mengerjakan tugas kalian 24 jam. Bahkan, kalian tidak memperhatikan kami, yang kalian perhatikan hanya nilai dan hasil akhir.

                Setiap masuk, kalian menjelaskan, sebelumnya pasti menanyakan kabar, sayang itu hanya sekedar formalitas. Kalau ada yang sakit fisik, kalian mungkin sadar, karena itu terlihat, tapi bagi yang tersiksa batin, bisakah kalian merabanya atau sekedar mengindra?

                Kalian selalu saja mengapresiasi teman kami yang bisa menjawab soal dan nilai tinggi, selalu kalian terbangkan dia ke angkasa. Lah, kami yang tidak bisa apa-apa, selalu saja dihentakkan sedalam-dalamnya ke tanah, membanding-bandingkan kami dengan mereka, padahal, kami saja. Hanya, kami perlu sedikit waktu yang lebih lama agar paham, apakah kalian tau itu?

                Tiap ada kesalahan selalu memarahi, kalian bilang marah itu tanda sayang, taukah kalian kalau di rumah kami sudah kenyang dengan umpatan-umpatan dari orang tua, dan haruskah di sekolah kami mendapat hal yang sama. Tolonglah, kami ke sekolah untuk mencari solusi, kalau kalian hanya memberi kasih sayang yang diwujudkan dengan memarahi, sama saja dengan orang di rumah. Kami perlu tempat berlindung, tempat mencurahkan isi hati, kalau kami hanya dijadikan tempat dimarahi yang katanya menyanyangi, cukuplah kami berdiam di rumah.

                Kami perlu didikan, jangan hanya ajar apalagi menghajar kami. Kalian selalu melihat dari hasil akhir, membanggakan yang nilai tinggi dan mengucilkan yang nilai rendah. Apa kalian tidak tau, mereka yang tinggi, itu curang, mereka anak-anak curang! Kami banting otak untuk mencoba mendapatkan nilai bagus, tapi apa daya, seperti yang tadi kami bilang, kami perlu lebih banyak waktu untuk memahami. Jadi, sesekali lihatlah kerja keras kami, walau hasilnya tidak seperti yang diharap, tapi paling tidak kami jujur dan bekerja sekuat tenaga. Hasil akhir yang sempurna, belum tentu itu jujur.

                Pak, bu, kami ini juga generasi penerus bangsa. Belum tentu teman-teman kami yang kalian banggakan itu yang membangun, bisa saja malah mereka menghancurkan, seperi orang-orang saat itu. Jadi, lihatlah ke arah kami yang ada di pojokan ini, rangkullah kami, dorong kami untuk menjadi lebih baik.

                Kami tidak ingin terjerumus seperti para pendahulu, tolong selamatkan kami sebelum kalian menyesal mengucilkan kami di pojokan.

                Wassalamualaikum.


    Muhammad Rifqi Saifudin

    Siswa SMAN 1 Marabahan, Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Curahan Hati Siswa di Pojokan Sana Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top