728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Jumat, 14 Agustus 2015

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Mari Berubah Bersama-Sama, Indonesiaku

    Surat ini sebenarnya tidak saya tujukan kepada personal, tapi lebih kepada seluruh insan yang bertanggung jawab terhadap masa depan Indonesia. Bukan hanya Presiden, Gubernur, Bupati atau Walikota, tetapi kita rakyat kecil, pelajar, pedagang, bahkan pemulung sekalipun punya kewajiban masing-masing terhadap masa depan Indonesia.

    Usia kemerdekaan Indonesia akan mencapai usia yang ke-70. Selama 70 tahun Indonesia ‘merdeka’, apa yang sudah kita semua lakukan untuk Indonesia ?  Kenapa saya beri tanda petik pada kata merdeka diatas ? Karena sejatinya Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Usia 70 yang kita akan peringati hanyalah usia yang kita hitung sejak Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Selama ini yang kita peringati hanya peringatan Proklamasi, bukan peringatan kemerdekaan yang sesungguhnya. Karena menurut sudut pandang saya pribadi, kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kita benar-benar bebas dari bangsa asing, tidak bergantung kepada bangsa asing, berdiri sendiri sebagai Indonesia, Indonesia yang mandiri, Indonesia yang kuat.

    Pernah terbesit di dalam benak saya bagaimana perasaan para veteran yang mereka berjuang, berperang, kehilangan harta, keluarga bahkan nyawa sekalipun, untuk menjadikan Indonesia ini merdeka, merdeka dalam arti yang sesungguhnya, bagaimana perasaan para veteran ini melihat para petinggi negara menandatangani perjanjian-perjanjian internasional dengan iming-iming keuntungan, padahal sejatinya kita dirugikan oleh perjanjian tersebut ? Serta melihat generasi muda yang mulai terkikis jiwa nasionalismenya, terperangkap dalam jerat narkoba, pergaulan bebas, yang bahkan bukan kultur dari bangsa Indonesia itu sendiri. Saya pribadi tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaan mereka para veteran yang melihat bangsa Indonesia sekarang seperti ini, karena pasti sangat sedih, menyesal, bahkan mungkin akan keluar kata-kata “Untuk apa aku berdarah-darah demi membebaskan Indonesia dari penjajah, lebih baik aku biarkan penjajah itu menguras Indonesia, daripada melihat generasi penerusku seperti ini.”

    Saya pribadi tidak tahu kapan Indonesia akan jadi negara mandiri, meskipun pemimpin-pemimpin baru mulai memimpin. Saya selalu optimis kepada setiap pemimpin baru, entah rasa optimis saya akan terbayarkan dengan perubahan positif yang terjadi kepada Indonesia, ataukah Indonesia tetap seperti ini, tetap menjadi bangsa tamu di rumah sendiri.

    Para pahlawan Indonesia, sejak jaman merka belum mengenal sms, persatuan dan kesatuan sudah mereka bangun, tapi apa daya, persatuan dan kesatuan serta nasionalisme yang dengan susah payah mereka bangun rusak oleh sikap apatis yang menjalar di jiwa-jiwa pemuda saat ini, bahkan saya tidak bisa memungkiri sikap apatis tersebut ada pada diri saya, saya tidak bisa mengelak akan hal itu. Persatuan, kesatuan, serta nasionalisme inilah yang mari sama-sama kita bangun kembali dan mari kita buang sikap apatis yang menjalar di jiwa kita, para memimpin, pemuda, pelajar, serta rakyat kecil.

    70 tahun, bukan usia yang terlambat untuk berubah. Usia sebuah negara tidak sama dengan usia seorang manusia. Perubahan dalam diri bangsa Indonesia masih bisa dilakukan, selama kita bisa saling pengertian, saling menjaga persatuan dan kesatuan, agar kita tidak lagi diperbudak oleh bangsa asing, seperti yang dialami oleh saudara-saudara kita lebih dari 70 tahun yang lalu. Masih banyak waktu bagi Indonesia dan bangsa Indonesia untuk berubah, bersaing dengan negara adidaya seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman, dan Inggris.

    Sedikit menyinggung masalah nasionalisme, saya pribadi setuju dengan peraturan yang dibuat oleh Menteri Pendidikan, Bapak Anies Baswedan, yang mengharuskan siswa-siswi seluruh Indonesia untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setidaknya perlahan-lahan rasa nasionalisme akan tumbuh dalam jiwa-jiwa para pelajar sebagai penerus bangsa ini.

    Bapak Presiden, Bapak Gubernur, Bapak Walikota, teman-teman pelajar, serta bangsa Indonesia keseluruhan, apa salahnya kita bersatu, buang jauh-jauh ego masing-masing, lupakan sejenak segala perbedaan, perbedaan yang sangat indah jika bersatu, tetapi menjadi pemisah karena kia mengutamakan ego masing-masing, mari kita bersatu, bersama, rapatkan barisan, mari kita perlahan merubah diri kita, merubah bangsa ini, menjadi bangsa yang mandiri, bangsa yang diharapkan oleh para founding father negeri ini, agar tidak sia-sia perjuangan Bung Karno hingga dibuang ke Ende dan Bengkulu, perjuangan Supriyadi melawan penjajah di Blitar, hingga proklamasi bisa terlaksana oleh Bung Karno, Bung Hatta.

    Mari bersama-sama kita menjadi negara yang benar-benar merdeka, bukan merdeka hanya sebatas status, tapi merdeka yang sesungguhnya, benar-benar bebas dari pengaruh bangsa asing. Banyak cara bisa dilakukan untuk merdeka saat ini. Bapak Presiden, Bapak Gubernur, Bapak Walikota, pimpin kami dengan adil, dengan bijaksana. Para Wakil Rakyat, bekerjalah sesuai apa yang telah diamanatkan rakyat, bekerjalah dengan jujur, jangan suka tidur saat sidang, alokasikan dana dengan tepat. Para Pelajar, belajarlah dengan giat, jangan suka tawuran, berkelahi tidak jelas, mari kita bersama menjadi pelajar yang cerdas dan berintelektual tinggi. Mari berubah bersama-sama, Indonesiaku.

    Iqbal Abdul Rahman Rifky

    Siswa SMKN 3 Batu Kota Malang Provinsi Jawa Timur

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    2 komentar:

    1. Iqbal Abdul Rahman Rifky15 Agustus 2015 pukul 22.26

      maaf kak, mau ralat, itu Kota Batu Jawa timur, bukan jawa tengah, yang bagian asal sekolah

      BalasHapus
    2. Terima kasih atas koreksinya. Sudah kami ubah.

      BalasHapus

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Mari Berubah Bersama-Sama, Indonesiaku Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top