728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 22 Juni 2014

    [Surat Untuk Capres 2014] Pelajar = Koruptor Dini?

    Probolinggo, 20 Juni 2014



    Kepada


    Yth.     Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Hatta Rajasa


    serta Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla



    Assalamu’alaikum wa rohmatuallahi wa barokatuh


    Dengan hormat,


    Saya sangat senang mendapat kesempatan untuk mengirim surat kepada Bapak calon nomor satu untuk tanah air tercinta. Mungkin surat ini lebih cocok ditujukan kepada Bapak Muhammad Nuh selaku menteri pendidikan di Indonesia. Tapi saya rasa Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Hatta Rajasa serta Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla juga perlu mengetahui bagaimana keluh kesah rakyat kecil seperti saya ini.


    Sebenarnya banyak sekali yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Tapi saya sebagai pelajar di salah satu Sekolah Menengah Atas di Probolinggo lebih meminta hak saya sebagai pelajar. Karena pendidikan menurut saya adalah pondasi utama dalam membentuk komunitas yang lebih baik, terlebih negara indah nan kaya ini.


    Hal yang akan saya sampaikan sebenarnya adalah unek-unek saya yang sudah lama sekali terpendam dalam hati saya, dan saya tidak tahu harus mengadu pada siapa lagi selain pada Tuhan saya dan beberapa orang yang sepemikiran dengan saya. Itupun tidak menghasilkan perubahan yang signifikan hingga saat ini. Barangkali Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Hatta Rajasa serta Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla dapat memberi solusi untuk masalah yang satu ini.


    Kata orang, sekolah adalah tempat menutut ilmu. Tapi pada kenyataannya sekolah adalah tempat mencari nilai. Nilai sudah dijadikan tolak ukur taraf kepintaran murid-muridnya. Padahal tidak semua anak yang bernilai bagus lebih mahir dibidang itu daripada yang bernilai kurang. Guru sudah terlanjur mennghakimi anak yang bernilai jelek adalah anak yang bodoh. Selain itu guru lebih mementingkan anak yang pintar dibidang akademik terlebih pelajaran eksakta daripada anak yang pintar di bidang non akademik.


    Oleh karena itu banyak anak yang terpaksa harus ‘pintar’ di bidang akademik sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan gelar ‘pintar’ tersebut. Alhasil, tidak sedikit fenomena contek-mencontek di negara ini. Mencontek sudah menjadi rahasia umum di negara ini. Dan ironisnya mereka bahkan merasa sangat bangga bila hasil contekan itu membuahkan hasil. Tanpa rasa menyesal pun mereka menganggap itu sebuah prestasi.


    Menurut saya, fenomena contek-mencontek di negara ini sangat perlu dibenahi, mengingat koruptor di negara ini tiap tahun kian bertambah. Apa hubungan mencontek dengan koruptor? Tentu sangat berhubungan. Dengan mencontek akan menimbulkan ketidakjujuran pada anak, juga dapat menumbuhkan rasa tidak bertanggung jawab serta kecanduan. Sudah sangat jelas bahwa mencontek adalah cikal bakal koruptor. Kalau Bapak-Bapak sekalian tidak percaya, coba Bapak perhatikan semua koruptor pasti tidak jujur dan tidak bertanggung jawab selain itu mereka pasti melakukannya terus-menerus. Nah, jika kita benar-benar ingin menghapuskan tindak korupsi dari negara ini. Maka kita harus memulainya dari hal sepele seperti membiasakan bersikap jujur.


    Kalau saya boleh berpendapat, menurut saya ujian kemampuan sebaiknya berupa ujian lisan dimana murid dan gurunya saling bertatap muka, dengan demikian akan mengurangi kecurangan dalam ujian. Maka dari itu guru dapat menilai mana anak yang benar-benar menguasai materi tersebut dan mana yang tidak. Jika ada anak yang tidak mampu ujian secara lisan, maka dapat dilakukan ujian tulis berupa soal esai. Selain itu murid juga tidak dituntut untuk selalu benar, tetapi murid dituntut untuk selalu jujur dan berusaha sebisanya. Sehingga tidak ada lagi istilah anak bodoh.


    Maaf jika saya disini seakan-akan sok benar, tapi saya sudah sangat geram dengan aksi contek-mencontek ini. Terimakasih Bapak sudah berkenan membaca surat dari saya. Saya tidak mengharap hadiah apapun kecuali perubahan untuk Indonesia tercinta ini. Sekali lagi terimakasih banyak Bapak calon nomor satu untuk tanah air tercinta.


    Wassalamu’alaikum wa rohmatuallahi wa barokatuh




    KHADIJAH SAKINAH


    Siswi SMAN 1 Probolinggo Provinsi Jawa Timur


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Surat Untuk Capres 2014] Pelajar = Koruptor Dini? Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top