728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 22 Juni 2014

    [Surat Untuk Capres 2014] Dengarkanlah Celoteh Semut, Pak!

    Jakarta, 19 Juni 2014


    Kepada yth.


    Bapak Calon Presiden



    Assalamu’alaikum Wr. Wb..


                Salam hormat untuk Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Joko Widodo selaku calon presiden yang akan dipilih pada tahun ini dimanapun bapak berada. Saya berharap Bapak sekalian selalu dalam bimbingan Allah serta sehat jasmani dan rohani agar Bapak dapat selalu berkontribusi dengan baik untuk negara tercinta kita, Indonesia, hingga akhir hayat. Amin.


                Sebelumnya saya ingin mengatakan bahwa sang penulis surat ini hanyalah seorang anak yang biasa dipanggil Mila, pelajar kecil biasa yang lambat laun akan menjadi luar biasa. Tentunya luar biasa dalam segi prestasi serta perilaku sehari-hari. Oleh karena itu, dengan datangnya surat kecil yang sederhana ini di hadapan Bapak, izinkanlah saya mewakilkan teman-teman saya menyampaikan suatu pujian, kritik maupun saran yang membangun demi berkembangnya Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi lebih baik.


                Bapak-bapak yang saya banggakan. Tahukah Bapak, fenomena badai korupsi yang menerpa negara tercinta kita? Saya rasa Bapak sudah sangat tahu akan hal itu. Saya heran hingga saya bertanya-tanya dalam hati. Sudah putuskah urat malu para pemimpin, pejabat negara serta aparat penegak hukum tersebut? Mereka dengan nikmatnya melahap hak rakyat. Apakah menurut Bapak dan mereka, kami para pelajar hanya bisa diam terpaku di suatu sudut melihat kemirisan itu? Tentu jawabannya adalah tidak,pak!


                Kami, para pelajar Indonesia adalah panji-panji keadilan, penegak kedamaian. Mungkin, saat ini kami seperti semut. Hanya semut kecil, bukan semut rangrang. Semut yang terus diinjak-injak oleh makhluk yang lebih kuat dan besar. Tetapi, ingatlah bahwa kami, semut-semut itu selalu bersama, bergotong royong, berusaha, tanpa melupakan semut yang lainnya. Karena kami bersatu untuk tujuan yang satu. Itulah jiwa kami, para pelajar yang selalu ingin belajar.


                Tetapi, tengoklah sejenak ke dalam, pak. Lihatlah para politikus, pemimpin, dan para pejabat negara sebelumnya. Mereka hanya bisa mengobral janji manis yang sesungguhnya pahit! Sepertinya, peribahasa “tong kosong nyaring bunyinya” telah melekat pada diri mereka. Saya pun turut prihatin.


                Bapak Prabowo dan Bapak Jokowi yang saya hormati dan banggakan. Apakah mereka bersatu layaknya semut kecil? Tidak ! Mereka justru bercerai-berai seperti kucing. Perlu Bapak ketahui bahwa itu bukanlah kucing biasa tetapi kucing garong. Para pemimpin dan pejabat tersebut laksana kucing garong yang dikilaukan matanya ketika melihat mangsa. Bukan sembarang mangsa, karena mangsa mereka adalah harta! Apakah pantas kucing garong itu memimpin semut ataupun yang lainnya? Tentu jawabannya tidak,pak!


                Apakah mata hati para pemimpin tersebut telah tertutup, pak? Cobalah Bapak bayangkan sejenak. Nista dan nestapa menyelimuti diri kami, rakyat kecil. Teman saya adalah contoh korban yang nyata. Ia bersyukur dapat menjadi seorang pelajar yang bisa menimba ilmu di sekolah. Pelajar itu bahagia di sekolah tetapi menderita di rumahnya sendiri, pak! Tahukah penyebabnya,pak? Peyebabnya adalah tidak lain dan tidak bukan, ialah kemiskinan yang melandanya dan ia belum juga mendapatkan haknya dari pemerintah. Pemerataan pembangunan untuk keluarga miskin belum dilakukan secara efisien,pak.


    Apa orang-orang menganggap semua wilayah dan rakyat yang berada di kota metropolitan itu sejahtera? Tidak, masih banyak kemelaratan di Jakarta, kota modern nan banyak polusi ini. Oleh karena itulah, teman saya tidak dapat menikmati statusnya sebagai pelajar sejati. Ia terpaksa harus membantu ibunya mencari uang. Padahal, sesungguhnya tugas kami sebagai pelajar hanyalah memikirkan pelajaran, bukan uang! Tetapi hal yang terjadi, kami hanya bisa menjadi semut terbang yang pergi bersama mimpi kosong yang sampai saat ini belum bisa tergapai.


    Bapak-bapak calon presiden yang saya hormati. Mungkin bapak-bapak atau orang tua dan intelek lainnya menganggap kami, para pelajar hanyalah seorang anak ingusan. Tetapi sesungguhnya kami adalah anak rintisan. Rintisan anak-anak berprestasi yang dapat mengharumkan nama bangsanya. Mungkin Bapak atau orang tua dan intelek lainnya juga menganggap kami,para pelajar seperti anak bawang yang tidak berguna dalam urusan politik. Tetapi, sesungguhnya kami adalah anak pelanglang buana yang mengembara ke seluruh dunia untuk masa depan yang cemerlang.


    Meskipun kami hanyalah bocah yang masih memakai seragam dan pengetahuan kami tentang politik belum seberapa dengan bapak sekalian ataupun intelek lainnya, setidaknya sebagai pelajar, kami masih peduli. Peduli kepada pilihan meskipun belum saatnya pemilihan. Karena kami tahu, tidak ada harapan yang sirna begitu saja di kedua bola mata bapak. Kami percaya bahwa bapak akan memberikan aksi nyata yang manis bukan janji palsu yang pahit. Teruslah berjuang untuk Indonesia, pak! Bukalah selalu pintu telinga bapak untuk mendengar segala keluh kesah kami, para pelajar Indonesia, penerus generasi bangsa. Yakinlah, kami akan selalu mendukung bapak sekalian dari depan ataupun belakang dengan semangat dan doa. Hiduplah Pemimpin Adil ! Jayalah Indonesia !


    Wassalamu’alaikum Wr.Wb..



    Hormat Saya,



    MARYAM KAMILA


    Siswi SMAN 109 Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta


     

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Surat Untuk Capres 2014] Dengarkanlah Celoteh Semut, Pak! Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top