728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Jumat, 13 Juni 2014

    [Surat Untuk Capres 2014] Bapak , Benarkah Tak Ada Bendera Merah Putih di Sana?

    Assalamualaikum Wr. Wb



    Bapak presiden yang terhormat , semoga Ridlo Allah selalu menyertai kita semua begitupun lindungan-Nya semoga tetap tercurah kepada kita selaku hamba–Nya yang lemah.



    Bapak, mungkin ini bukanlah pengetahuan yang baru bagi bapak, tapi ini adalah pengetahuan baru bagi saya yang sekaligus membuat saya bingung dan ingin segera mendapatkan jawaban. Beberapa hari yang lalu saya belajar tentang perkembangan negeri kita dan saya menemukan sebuah peta tentang kepemilikan sumber daya alam di Indonesia.



    Bapak, saya bangga ketika saya tahu bahwa ternyata kekayaan negeri ini lebih dari yang saya perkirakan. Mungkin inilah wujud keadilan Allah yang telah memberi kekayaan guna untuk memenuhi kebutuhan. Jateng, Riau, Palembang , Sumut, dan Kaltim yang kaya dengan minyak bumi. Sumsel, Jambi , dan Kalsel yang kaya dengan batu bara. Jabar , Jatim dan papua yang kaya dengan tembaganya serta masih banyak lagi.


    Kebanggan itu membuat saya semakin antusias untuk mempelajarinya lebih dalam. Tentang bagaimana teknik pengolahannya, sumber daya manusia yang dipekerjakan, cara pelestarian sampai bagaimana mekanisme penyebaran pemanfaatan tambang tersebut sebagai barang fungsional yang seharusnya dapat membantu memenuhi kebutuhan rakyat selaku pemiliknya.



    Namun, disini saya tercengang setelah saya menemukan data bahwa bendera asing telah berkibar di setiap daerah penghasil tambang. Belum lagi catatan Badan Pemeriksa keuangan (BPK) yang meneyebutkan bahwa dominasi asing di sektor Migas 70%, batu bara, bauksit, nikel dan timah 75%, tembaga dan emas sebesar 85%. Saya memahami bahwa indonesia tidak terlepas hubungan kerja sama dengan negara lain tapi apakah bendera itu menjadi tanda bahwa ia berperan sebagai pemilik mutlak? PT Freeport Indonesia, Petronas, Chevron, Newmont, Shell dan masih banyak lagi.



    Bapak presiden yang terhormat, terlepas dari bagaimana prosedur pembagian keuntungan atau tentang opini adanya kepentingan asing di balik itu semua, saya tahu bahwa pengetahuan Bapak jauh lebih besar dari saya.



    Atas hal ini saya hanya ingin memastikan bahwa Indonesia memang benar benar mendapat keuntungan. Tapi saya menemukan hal yang menyedihkan tentang kehidupan masyarakat di salah satu tampat diatas, tepatnya di sekitar PT Freeport Indonesia.



    Bapak, Papua sebagai tuan rumah tambang emas ini tercatat sebagai penduduk dengan persentase pengidap Hiv tertinggi di Indonesia mengalahkan pulau jawa. Saya berpikir mungkinkah hal ini terjadi mengingat adat-istiadat papua yang keras. Sebuah komentar menyebutkan bahwa ini adalah akibat dari masuknya budaya asing yang dibawa oleh para pekerja freeport baik dalam bentuk pengenalan maupun pemaksaan. Saya berharap ini tidak benar adanya.



    Saya juga memperoleh sebuah data bahwa perkembangan ilmu dan teknologi tidak berkembang pesat disana. Layanan pendidikan belum tersebar merata, gedung pendidikan masih jauh dari kategori layak. Tingkat kemiskinan yang masih mencapai angka 31 % , belum maksimalnyaa layanan infrastuktur dan terbatasnya pelayanan kesehatan karena kurangnya sarana dan prasarana. Benarkah bahwa Indonesia hanya mendapat untung 10% dari total laba?


    Bukankah seharusnya papua menjadi daerah terkaya mengingat adanya sebuah tambang emas sebagai bentuk imbal balik antara pemilik dan perusahaan pengelola?



    Mungkin saya mewakili suara para pelajar lainnya.   Mungkin saat ini Indonesia berada dalam konspirasi asing, atau sedang dijajah dalam politik, ekonomi dan budaya. Tapi satu hal yang pasti bahwa kami menolak segala bentuk penjajahan.



    Bapak, jika saat ini bapak meletakkan kepercayaan kepada mereka. Mungkin inilah saatnya bapak meletakan kepercayaan itu kepada pemuda bangsa. Tidak sedikit prestasi yang kami ukir walau tak sedikit pula kenakalan yang kami buat. Mungkin pembenahan di bidang pendidikan memang perlu dilakukan. Pendidikan yang dapat mengindahkan moral dan senantiasa mengingatkan diri kita sebagai manusia yang betuhan. Pendidikan dengan sistem yang menuntut kejujuran, karena keberhasilan berbuat curang itulah yang menjdaikan biasa. Serta pendidikan yang keras guna menampar kita untuk memilih pergaulan.








    Bapak bukankah sistem bekerja layaknya sebuah gigi dalam roda, yang sistem itu akan berjalan baik saat didukung dengan program yang menunjang. Dengan memaksimalkan potensi negeri ini khusunya di bidang tambang, saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang kaya. Negara dengan biaya pendidikan yang murah , yang akhirnya siapa saja dapat menimba ilmu seringgi-tingginya. Negara dengan jumlah kemiskinan yang sedikit, sehingga tak perlu lagi dilakukan penggusuran rumah di pinngir kali. Negara dengan akses kesehatan yang mudah, sehingga rakyat tak perlu


    mengantri untuk mengurus kartu jaminan kesehatan.



    Bapak, mungkin inilah sedikit yang bisa saya sampaikan. Maafkan saya jika kedatangan surat ini menambah kesibukan Bapak. Anggap surat ini sebagai bentuk pembelajaran pelajar untuk berani mengungkapkan pendapat, pembelajaran untuk tidak menjadi pemuda yang apatis, dan pembelajaran kepada pemuda untuk selalu memastikan bahwa negaranya tengah berkembang ke arah yang lebih baik.



    Bapak, doakan kami agar kami dapat menjadi pemuda yang amanah, sebagaimana Bapak yang mendapat amanah untuk memimpin negeri ini lima tahun ke depan. Tentang judul diatas kami akan berusaha sekuat kami bisa. Berlari dan menancapkan dengan sekuat tenaga bendera baru sebagai lambang kepemilikan. Bendera itu berwarna merah putih, apalagi kalau bukan bendera negara kita tercinta ini.



    Wassalamualaikum Wr. Wb



    PRANADYA TANI PUTRI


    Siswi SMAN 2 Surabaya Provinsi Jawa Timur


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Surat Untuk Capres 2014] Bapak , Benarkah Tak Ada Bendera Merah Putih di Sana? Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top