728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 22 Juni 2014

    [Surat Untuk Capres 2014] Igauan klasik

    “anda jangan terlalu mengobral senyuman dan memuji sesuatu yang tampaknya terdengar indah ditelinga. Kita juga bebas untuk menulis dan mendapat pendidikan yang layak. Dan sebagian besar diantara kita ada yang tidak berencana sehimgga lebih mudah terbawa arus.”


    Jatiwangi, 21 Juni 2014


    Yang terhormat,


    CAPRES & CAWAPRES


    Assalamualikum Wr. Wb.


    Salam sejahtera


                Suatau kata dapat memancarkan harapan besar dan mengirimkan seberkas cahaya kematian. Kata yang sama juga dapat memberi kebenaran atau kepalsuan. Suatu kata juga dapat memberi sudut pandang yang tepat dan memberi kedamaian ditengah desingan peluru yang keluar dari laras otomatis.


    Bapak CAPRES & CAWAPRES yang saya hormati.


    Dari mimbar ini, kami akan mengungkapkan isi hati kami kepada Bapak layaknya seorang pelajar. Saya senang sekali bisa menggunakan kesempatan ini untuk bisa mengunggkapkan pikiran saya. Terlebih, langsung kepada seorang calon Presiden dan wakil Presiden yang akan memimpin dan menentukan, bagaimana nasib Indonesia lima tahun kedepan.


    Bapak CAPRES & CAWAPRES yang saya hormati


    Yang kami ketahui, makna hukum itu sendiri adalah suatu kebohongan. Kebohongan yang tercermin dari sikap para aparat yang dipermainkan dalam permainannya sendiri. Saya kerap kali melihat polisi, jaksa, atau hakim- jika mereka menghadapi suatu konflik. Mereka tidak bersikap seperti seorang ksatria yang bijaksana. Tetapi mereka lebih asik bersembunyi dibalik baju hitamnya ketika uang sudah berada dikepalannya. ( Ini sungguh tidak enak didingar.)


    Kami bisa membayangkan kehidupan yang bisa ditangguhkan bahkan ketika hukum itu tidak sempurna dan dilaksankan secara tidak sempurna pula. Yang selalu paling penting adalah kualitas kehidupan, yakni apakah hukum meningkatkan kehidupan atau menekannya, bukan hanya hukum ditegakkan atau tidak. Seringkali terjadi bahwa pelaksanaan hukum berdampak menghancurkan martabat manusia. Karena hukum itu sendiri adalah suatu kebohongan.


    Kami menunggu reaksi Bapak CAPRES & CAWAPRES ketika sudah menduduki kursi presiden. Untuk bisa merubah!


    Apakah makna hukum itu sendiri masih diartikan sebagai suatu kebohongan???


    Kami harap, Bapak CAPRES & CAWAPRES bisa memperbarui makna hukum di mata kami para pelajar. Bahwa hukum seharusnya merupakan suatu pernyataan terhadap kerinduan untuk mendukung kebahagiaan dan kepentingan umum. Hukum sama sekali bukan keharusan untuk menipu atau memperkosa hak-hak rakyat. Hukum juga berarti seni tentang tentang ketidakmungkinan yakni bagaimana membuat Negara ini lebih baik.


    Bapak CAPRES & CAWAPRES yang saya hormati


                Indonesia perlu pemimpin yang mampu membawa bangsa keluar dari labirin persoalan yang menghambat kemajuannya. Bukan pemimpin yang menjadikan negara dan bangsa melulu sebagai objek pembahasan tanpa pemecahan. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang bisa diteladani.


                Mungkin hanya ini pak, Igauan klasik yang bisa kami sampaikan. Kurang dan lebihnya, saya mohon maaf. Dan sebuah kehormatan tersendiri bagi kami ketika Igauan klasik dari kami bisa terealisasikan.


                Terimakasih.


    Wassalamualaikum Wr. Wb.




    MUADZ MUTAKHIR


    Siswa SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat



    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Surat Untuk Capres 2014] Igauan klasik Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top