728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Sabtu, 14 Juni 2014

    [Surat Untuk Capres 2014] Nggoreng Tempe Ora di Walek

                “Pancasila dasar negaraa.. Rakyat adil makmur sentosaa..” begitu isi lagunya, menyatakan bahwa Pancasila itu dasar negara, dengan rakyat yang makmur tapi itu hanya sebatas lirik lagu saja, PANCASILA itu lima dasar negara 1. Ketuhanan yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, 3.Persatuan Indonesia, 4.Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, dan 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang namanya dasar negara-kan sudah pasti menjadi pondasi berdirinya suatu negara, artinya negara akan merdeka/berdiri selama pondasi itu masih terbangun kokoh, tapi sila ke-dua menyatakan Kemanusiaan yang Adil dan Beradap faktanya teman-temanku masih ada yang kekurangan gizi, busung lapar, tidak di layani di Rumah Sakit, susah mendapatkan pendidikan, dan untuk tidur nyenyak saja perlu perjuangan, dimana keadilan untuk mereka? Untuk mereka bukan kita, di sila ke-dua juga di jelaskan tentang keberadaban, menurutku beradab itu artinya yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus, tapi kenapa masih ada tawuran? Dan ketika aku melihat acara tv debad para pegawai negeri sipil tak jarang yang marah-marah karna pendapatnya tidak di setujui kadang sampai ada yang saling mengancam hingga adu kekerasan, apa itu beradab? Satu dasar negara roboh maka lambat laun pondasinya juga akan roboh, bisa kah di benahi?


                Untuk membenahi pondasi yang akan roboh tentunya tidaklah mudah harus ada mandor yang memantau setiap kerjanya dan tukang kuli yang mengerjakannya, sama halnya dengan membenahi dasar negara harus ada presiden yang mengatur dan memantaunya dan mentri-mentri yang mengerjakannya, tentu saja tidak sembarang orang bisa jadi presiden, rakyat membutuhkan presiden yang mampu memberikan hak-hak mereka, presiden yang mampu membuktikan bukan hanya memberikan pidato rencana pembangunan yang nyatanya hanya sebuah janji palsu, presiden yang mampu mendengar rakyatnya, presiden yang menganggap bahwa dirinya pelayan rakyat bukan rajanya rakyat, susah bukan mencari presiden yang demikian


                Adakalanya kita menjumpai presiden yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata, & kekuatan militernya sangat terjamin (secara Internasional), tapi sebenarnya rakyat Indonesia belum membutuhkan hal tersebut, secara Nasional rakyat Indonesia belum sepenuhnya sejaterah menjadi Rakyat, karna banyak hak-hak mereka yang belum terpenuhi, maka dari itu butuh presiden yang mampu mensejahterahkan secara Nasional terlebih dahulu, setelah itu bolehlah secara Internasional, kalau tidak begitu bagaikan “Nggoreng Tempe Ora di Walek” bahasa Indonesianya menggoreng tempe tapi nggak di balik, apa yang terjadi? Bagian bawahnya gosong bukan? Pondasinya akan hancur jika presiden tidak memulai semuanya dari Pondasi terdasarnya (Secara Nasional) bukan langsung menuju Atap (Secara Internasional)


                Dari kata “Nggoreng Tempe Ora di Walek” itu mengajarkan untuk selalu melihat dasar dari suatu hal terlebih dahulu, baru setelah dasarnya sempurna bolehlah untuk membangun Atapnya, Pesan untuk para CaPres yakni tolong sempurnakan Pondasi paling bawah dimana rakyat hidup tanpa hak-hak mereka, dimana rakyat masih menangis kelaparan, dimana rakyat hidup tidak layak, dimana kejahatan terjadi dimana-mana, karna faktor akal mereka yang di racuni pengaruh Internasional yang tidak di saring, pemabuk, pelacur, berkeliaran bagaikan hewan liar yang mencoba bertahan hidup (Banyak di daerah Surabaya), bantu mereka (Sempurnakan Pondasi) beri mereka pekerjaan yang lebih layak, atau setidaknya bantu mereka dengan sumbangan uang sampai mereka bisa bekerja, di saat beginilah uang rakyat melalui pajak harus di gunakan, Pesan yang ke-dua jangan korupsi, apa tidak malu Indonesia mendapat rangking atas dalam hal Korupsi? Jika seorang Presiden korupsi maka sama saja memakan jasad rakyatnya sendiri, kenapa demikian? Karna banyak rakyat kecil mati kalah dalam bertahan hidup, kemana uang pajak yang seharusnya membantu mereka? Anda faham?


                Selain hal-hal di atas dalam membentuk suatu pondasi di butuhkan bahan yang kuat dan di segani banyak orang agar jadi pondasi yang bagus, maka untuk hal itu contohlah negara-negara yang berhasil dalam membentuk pondasi negaranya, “Contoh, Curi dan Modifikasi” cara-cara mereka dalam membangun pondasi, niscahya Indonesia akan menjadi negara yang lebih baik


                Dalam segi cinta budaya Indonesia juga berantakan di pondasinya, remaja-remaja Indonesia kini lebih suka mempelajari budaya barat dari pada budaya Indonesia sendiri, rasa nasionalisme berkurang, mereka meninggalkan budaya-budaya Indonesia sehingga dengan mudah negara lain mencurinya, semua kesalahan berawal dari pondasinya sehingga negara lain siap mengambil dan menghancurkan, maka dari itu “Pondasi itu Penting”


    Jadi hendaknya presiden itu nggak “Nggoreng Tempe Ora di Walek” itu hanya pengalaman dan pengetahuan kecil dari mata seorang pelajar kampung berusia 15 tahun.


    ALIF SUKMA MUCLISIN


    Siswa SMAN 1 Bangil Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Surat Untuk Capres 2014] Nggoreng Tempe Ora di Walek Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top