728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 22 Juni 2014

    [Surat Untuk Capres 2014] Dear Pak Capres

    Assalamu,alaikum warahmatullahi wabarakatuh



    Dear pak capres-cawapres yang sebentar lagi akan dipilih. Apa kabar pak ? semoga bapak baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah SWT.


    Bapak calon presiden yang saya hormati, kami selaku pelajar ingin menyampaikan sedikit keluh kesah kami.Bapak masih ingat tentang kasus di JIS yang mengguncang dunia pendidikan Indonesia? Setiap mendengar berita itu saya merasa malu pak. Bapak tau kenapa kasus seperti itu bisa terjadi? Itu karena para pelakunya tidak mengenal Tuhannnya pak. Setinggi-tingginya pendidikan seseorang tanpa dibarengi akhlak yang baik semuanya akan percuma. Yang ada ilmu itu hanya akan menghancurkan orang itu sendiri pak. Bapak tau kenapa para koruptor melakukan korupsi? Karena mereka tidak takut pada hukum Tuhannya pak. Maka dari itu, saya harap jika bapak terpilih menjadi presiden tolong perhatikan kurikulum yang mengajarkan tentang Akhlak. Saya sendiri tidak takut hal-hal seperti itu terjadi di lingkungan saya karena Alhamdulillah saya hidup di lingkungan pesantren.


    Boleh saya bercerita sedikit pak? Saya punya banyak teman yang putus sekolah. Tidak sedikit dari mereka yang harus putus sekolah dan harus banting tulang mencari nafkah untuk keluarganya. Dibawah ini adalah beberapa titipan dari teman-teman saya yang berprofesi sebagai nelayan, petani, dan buruh.


    Bapak capres-cawapres yang kami hormati. Kami bukan dari golongan para pejabat yang punya gaji ke-13 serta tunjangan yang tak ada habisnya pak.


    Kami bukan pegawai pajak yang bisa korupsi milyaran dan bisa nonton pertandingan tenis padahal sedang menjalani masa tahanan.


    Kami juga bukan ketua partai yang seenaknya mengucapkan sumpah digantung di monas.


    Kami hanya rakyat kecil pak, hidup kami bisa juga bergantung pada kebijakan-kebijakan bapak-bapak di parlemen.


    Kami sudah cukup menderita tahun-tahun belakangan pak, ketika BBM naik atau langka, kami tidak bisa melaut dan mencari nafkah untuk keluarga kami. Atau ketika harga pupuk naik tapi hasil pertanian kami justru kalah oleh buah atau sayur yang bapak impor. Dan ketika kami para buruh menjerit dan mengerang karena upah minim atau karena sistem outsourcing, pernahkah bapak mendengar langsung aspirasi-aspirasi kami pak ?


    Kami ingin sejahtera pak, anak-anak kami bisa sekolah yang layak, hasil jerih payah kami melaut, bertani atau bekerja di pabrik. Kami ingin dihargai pak !


    Kami tidak mau sekaya mereka para Menteri atau para Pejabat. Karena bisa bapak bayangkan, jika kami sekaya mereka, untuk apa kami susah payah melaut menantang maut dan meninggalkan keluarga kami ? untuk apa kami menanam padi atau sayuran jika kami punya uang untuk membeli bahkan memborongnya ? atau untuk apa kami terus berdemo pada 1 mei jika kami bisa bersantai menikmati hari libur itu ? pikirkan pak, pikirkan jika bapak sudah jadi presiden nanti.


    Masa kampanye telah dimulai, disaat bapak dan wakil bapak terus mencari dukungan, disini kami masih bergulat dengan segudang kebijakan pemerintah yang membuat kami menjerit. BBM, Impor beras atau sayuran hingga upah minim dan sistem outsourcing.


    Kami sadar itu bukan salah pemerintah dan pemerintah juga tidak mau disalahkan, ya kan pak ?


    Kami percaya bapak capres-cawapres pasti ingin Indonesia lebih maju, dan kami percaya bapak-bapak ini adalah orang baik, maka dari itu jangan sia-siakan kepercayaan kami pak.


    Harapan kami hanya ingin sejahtera pak, dan bagaimana cara kami bisa sejahtera itu urusan bapak. “


    Saya juga sangat menyayangkan alam Indonesia yang sangat kaya ini harus rusak karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.Bapak masih ingat kasus asap riau beberapa bulan lalu?kebakaran tersebut bukan hanya merugikan masyarakat sekitar yang terkena ISPA, tapi juga merembet kepada hal lainnya seperti hilangnya lahan gambut yang luasnya sekitar 10.000 hektar. Pertanyaannya siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya salah satu paru-paru kehidupan tersebut ?


    Tak jauh beda dengan Riau pak, salah satu paru-paru dunia dan hutan tropis terbesar di dunia pun mengalami hal yang sama, bahkan lebih kompleks. Bukan hanya dibakar, hutan-hutan di Kalimantan itu dirambah, Ilegal Logging dll. Bayangkan saja jika aset negara dan paru-paru dunia ini sampai hilang hanya karena luput dari perhatian pemerintah.


    Pertanyaannya apakah mereka yang membakar, merambah, dan tanpa ijin menebang pohon sembarangan di hutan itu bukan perampok pak ? Selain itu, perburuan hewan langka secara ilegal di negeri ini juga terhitung memprihatinkan pak ! Entah sudah berapa ratus atau ribuan satwa negeri ini punah hanya karena pemerintah luput akan kasus perburuan ilegal ini. Apakah mereka yang membunuh satwa liar secara ilegal itu bukan perampok ? Apakah mereka yang seperti itu tidak pantas di jebloskan ke penjara ?


    Kalau ingin negeri ini bersih, membenahi masalah seperti ini tolong jangan tanggung-tanggung pak. Korupsi memang menjadi momok negeri ini pak, tapi jika kita hanya beranggapan perampok besar negeri ini hanya koruptor saja, tolong pikirkan lagi pak. Saya berharap siapapun yang nanti menjadi RI 1, bisa membasmi perampok harta negeri ini.



    Terimakasih telah membaca surat dari kami pak, surat kecil ini mungkin akan mewakili aspirasi masyarakat yang menginginkan di Indonesia maju. Mohon maaf jika kata-kata kami kurang berkenan di hati bapak.


    Salam dari kami ; para pembangun bangsa.



    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



    FAJAR ABDUL MALIK AL-MANSUR


    Siswa MAN Buntet Pesantren Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Surat Untuk Capres 2014] Dear Pak Capres Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top