728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Selasa, 03 Juni 2014

    [Surat Untuk Capres 2014] Cahaya Negeriku Teladan Para Insan

    Pemimpin dan penegak Negeriku Indonesia..


    Saat saya menulis surat ini dengan membayangkan Calon Bapak Presiden ada di depan saya. Serta mewakili jeritan hati rakyat…


    Calon presidenku yang akan menjadi pemimpin negeri ini..


    Inilah bisikan hati saya, yang Ingin saya sampaikan kepada yang terhormat Bapak Calon Presiden. Berharap akan ada pemimpin Negara yang Adil, mempunyai jiwa yang Penuh dengan kasih sayang, tulus, Ikhlas dan senantiasa selalu bertakwa kepada-Nya. Bukan semata-mata hanya ingin menduduki jabatan tertinggi dalam suatu Negara. Namun, juga Adil kepada semua, memberi perlakuan yang selayaknya kepada masyarakat, dan tidak pandang bulu. Bukan hanya kepada orang-orang terdekatnya saja. Penuh kasih sayang kepada semua, tidak pada keluarganya saja dan perangkat Negara. tidak hanya duduk di kursi saja, perlu menengok ke luar, bagaimanakah dengan keadaan rakyatku? Tulus  dalam melayani masyarakat, bukan masyarakat yang melayaninya. Serta tulus dan ikhlas murni dari hati dalam Menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Negara, yang hanya berharapkan Pahala dari Tuhan, bukan hanya untuk mendapatkan gelar sebagai “PRESIDEN”.


    Calon presidenku yang senantiasa dalam lindungan Tuhan..


    Saya berharap Semoga Presidenku kelak seperti khalifah zaman dahulu, yang rela memikul berkarung-karung beras demi rakyatnya yang kelaparan. Tidak hanya berpangku tangan dan duduk di kursi saja. Namun, berkeliling ke luar, melihat nasib rakyatnya.


    Presidenku, cobalah tengok mereka. Mereka yang tidak punya tempat tinggal. Betapa malang nasib mereka, tinggal di jalanan yang kumuh. Tertimpa panas dan hujan, terik matahari yang membakar tubuh mereka. Perhatikanlah wajah para rakyat. Rasakanlah kesakitan dan perih nya sakit yang melilit perut mereka. Karena seharian belum makan sejumput nasi pun, bahkan beberapa hari tidak bisa makan! hatinya menangis, mengemis kasih sayang dan perhatian dari Pejabat Tinggi. Namun, mereka di anggap remeh oleh Pejabat Negara. Mereka di anggap tidak penting, di abaikan, hanya karena mereka rakyat miskin yang sepertinya tidak pantas mendapat perhatian dari para pejabat Negara. Bandingkan dengan para koruptor, yang dengan nikmatnya makan di restoran termahal, tinggal di rumah yang mewah, membeli mobil dengan harga ratusan juta bahkan triliunan, berliburan ke luar negeri, menuruti hawa nafsunya yang menghambur-hamburkan uang, hidup nikmat dengan uang haramnya! Tidak malukah mereka? Tidak punya hati kah mereka? Dimana jiwa kemanusiaan mereka? Dimana belas kasihan mereka? Apakah mereka tidak sadar? Mereka mencuri uang rakyat sekian banyaknya. Orang yang mencuri uang seribu saja, mendapatkan dosa besar. Apalagi yang mencuri triliunan? Tidak bisa di bayangkan betapa besar dan dahsyatnya dosa yang mereka dapatkan! Yang memakan uang rakyat, tidak peduli dengan keadaan rakyat yang mengharapkan sebungkus nasi!


    Di sini yang di takuti bukan Pelaku koruptornya. Namun akibat ulahnya yang jahat. Kini, karena ulah para Koruptor yang tidak peduli dengan rakyat miskin. Akibatnya sangat fatal. Pejabat yang baik sekalipun, ikut tercoreng nama baiknya gara-gara ulah Para koruptor. Hal itu terbukti ketika saya Tanya pada Ibu saya begini “Bu, apa yang ibu inginkan dari Calon Presiden kelak?” tanyaku. Dengan tegas Ibu saya menjawab “Tidak ada yang di inginkan, Nak. Tidak ada yang dapat di percaya. Semuanya korupsi. Hanya bisa memakan uang rakyat. Semuanya bohong, mereka tidak ada yang peduli pada Rakyat, Nak” itulah sedikit percakapan saya sama Ibu. Dengan adanya bukti itu, dengan penuh hormat. Saya ingin menyarankan, Berilah peringatan kepada para Koruptor dengan peringatan yang halus, namun tegas. Tetapi, cara ini saya fikir sudah tidak mempan. Hanya di anggap angin berlalu. Yang ingin saya tegaskan, bila perlu para koruptor tidak hanya di hukum di penjara saja. Karena, di penjara masih di kasih makan dan minum. Menurut saya, kalau perlu para koruptor di hukum seberat-beratnya tidak hanya di penjara saja, agar mereka tidak korupsi lagi dan menganggap korupsi seperti menjeburkan diri ke dalam sumur penuh nanah dan duri! Agar mereka, para koruptor tidak lagi korupsi!


    Calon presidenku yang di rahmati Tuhan,


    Saya berharap, akan ada lapangan pekerjaan yang layak untuk para rakyat. Agar pengangguran semakin terkikis dan rakyat hidup makmur dan sejahtera. Karena, di zaman yang semakin maju ini seharusnya lapangan pekerjaan terbuka semakin lebar, bukan malah sebaliknya. Semakin majunya zaman, malah semakin sempitnya pekerjaan. Bahkan, standar untuk mendapatkan pekerjaan harus kuliah. Tapi, manakah buktinya? Kuliah pun tidak menjamin untuk mendapatkan pekerjaan yang layak? Malah yang lulusan perkuliahan hanya pengangguran di rumah? Karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang terbuka buat mereka!


    Calon presidenku..


    Saya berharap, sebaiknya masalah pendidikan kurikulumnya jangan di rubah terus. Karena, kasihan anak didiknya hanya jadi kelinci percobaan. Perhatikanlah juga calon generasi bangsa, nasib para pemuda bangsa. Yang tidak bisa melanjutkan sekolah, hanya karena masalah biaya! Padahal mereka punya keinginan yang kuat, gigih memperjuangkan nasib bangsa bahkan mereka bisa menjamin majunya Bangsa ini dengan kemampuan dan bakat yang mereka miliki. Diantaranya : kemampuan berprestasi, berkompetisi, dll, serta membuktikan kepada bangsa lain bahwa Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang jaya, tidak kalah saing dan tidak untuk di remehkan!


    Terakhir kalinya, saya tutup surat kecil dari saya ini, dengan penuh harap  kelak presidenku akan seperti yang tercantum dalam kitab Ayub “Jika aku menyaksikan orang mati demi sandang, atau orang miskin tanpa penutup tubuh. Jika kemalangannya tidak memberkahi aku.. maka biarkan lenganku terpotong”


    Dengan penuh hormat, saya berharap. Layanilah masyarakat dengan layanan terbaik dan jadilah teladan bagi semuanya. Ketahuilah, ada karunia nyata pada lingkungan yang di kelilingi dengan layanan penuh cinta. Jika Anda menginginkan kerabat, sahabat anda takjub meskipun mereka sendiri bukan malaikat atau di antara para malaikat, inilah rahasianya : Layanan yang penuh Cinta.


    Akhir kata, dengan penuh hormat dan maaf apabila terdapat kata yang tidak berkenan di hati. Mohon maaf. Karena itu semua saya lahkukan untuk kemajuan Indonesia. Indonesia jaya!



    Dari,


    AANG RIANA DEWI


    Siswi MA NU Ibtidaul Falah Samirejo, Dawe, Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah


     

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Surat Untuk Capres 2014] Cahaya Negeriku Teladan Para Insan Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top