Kepada : Calon Presiden dan Wakil Presiden RI
Salam semangat pelajar Indonesia !Melalui surat ini, Saya, mewakili pelajar Indonesia, sebagai generasi penerus bangsa, dimana masa depan bangsa ada ditangan kami, saya ingin sekali menyampaikan tentang “tangisan rakyat Indonesia” dimana surat ini, saya harap akan dibaca langsung oleh Capres dan Cawapres RI masa 2014-2019. Ada 2 (dua) hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, saya sebagai pelajar Indonesia terutama sebagai anak bangsa, dan kedua, saya sebagai rakyat Indonesia.
Indonesia adalah Negara hukum. Hukum di Indonesia yang tertinggi adalah UUD 1945. Didalam batang tubuh UUD 1945 tepatnya Pasal 31 Ayat 1 “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”, dalam hukum yang tertulis ini, sudah jelas kalimat ini merupakan sasaran utama untuk pemerintah. Tapi, apa yang kita hadapi sekarang? Sudahkah kita puas akan setiap anak mendapat pendidikan seperti sekolah. Apa ini salah dari keluarga mereka yang kurang mampu? Tidak!. Lebih dalam lagi, dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2 “setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai” mungkin dalam ayat ini, pemerintah memang sudah membiayai. Tapi apakah sudah menyeluruh? Dan apakah sudah kesasaran yang tepat ? Bagaimana dengan nasib rakyat miskin, anak jalanan? Tidakkah kalian iba melihatnya ?
Ketika kalian sedang berada dalam suatu kemacetan yang biasa terjadi di Jakarta. Dengan santainya, kalian duduk manis dalam kursi mobil yang begitu empuknya dan dengan banyaknya pengawal / polisi dibelakang kalian. Coba kalian bandingkan dengan mereka? Adakah pengawal dibelakang mereka? Adakah suatu tempat yang nyaman bagi anak jalanan? Tidak! Hanya panasnya mentari dan dinginnya hujan yang menemani mereka. Demi Apa? Demi mendapatkan sesuap nasi untuk mereka dan keluarga mereka. Mereka tak memikirkan lagi tentang pendidikan. Merekalah orang-orang yang mengharapkan kalian agar mereka bisa lebih maju.
Cobalah kalian telusuri lebih dalam lagi, diwilayah perbatasan Malaysia dan Indonesia di Kalimantan. Anak-anak yang mungkin sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian besar dari pemerintah, terutama pendidikan. Kalian tahu? Ini adalah peluang dari Ancaman luar negeri yang bisa menghadang Indonesia hanya karena kelalaian pemerintah. Negara lain bisa saja memanfaatkan itu dengan mengiming-imingi WNI di daerah perbatasan. Tapi, bukti kesetiaan yang ditunjukkan oleh WNI terutama anak-anak di perbatasan sering kita lihat di TV. Mereka tetap mencintai Sang Saka Merah Putih. Hanya dengan pendidikan yang serba sederhana sekali dengan sekolah yang mungkin tak layak untuk mereka tempati. Mereka tetap mencintai tanah kelahiran mereka. Apakah kalian bersedia memperhatikan mereka ?
Negara Indonesia menjamin hak setiap anak untuk mendapatkan perlindungan dari diskriminatif. Hal ini menjelaskan bahwa anak-anak Indonesia berada dalam perlindungan dibawah pemerintah. Sangking pentingnya tentang anak, dibuatlah UU perlindungan anak. Semua hukum di Indonesia sudah mantap, sesuai dengan kriteria UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1”Indonesia adalah Negara hukum” Tapi bagaimana dengan pelaksanaanya? Memang pemerintah sudah banyak mengatur segala cara yang merujuk pada perlindungan anak. Tapi bagaimana dengan sasarannya? Apakah upaya pemerintah itu sudah menyeluruh? Apakah upaya itu sudah baik? Apakah upaya tersebut tidak berdampak buruk bagi yang lain?
Dari hal diatas, sebagai contoh tentang keberadaan anak dari ancaman pelecehan seksual. Banyak sekali anak dibawah umur tersandang kasus pelecehan seksual sebagai korban. Anak yang tidak tahu apa-apa dengan gampang nya terbujuk akan rayuan dari tangan-tangan tak bertanggung jawab. Lalu, dimanakah peran pemerintah dalam hal ini? Pastinya dalam meminimalisirkan tentang kasus tersebut. Entahlah bagaimana caranya.
Di Indonesia banyak sekali warga Negara yang sudah mendapatkan pendidikan. Tapi, apakah dengan cara pendidikan yang seperti itu, anak Indonesia bisa maju? Sebenarnya dalam hal ini saya merujuk tentang bagaiman proses pembelajaran disekolah, dari TK, SD, SMP dan SMA. Kita tahu bahwa setiap manusia mempunyai potensi bakat yang berbeda-beda, ada yang ahli dalam menghitung, ada yang ahli dalam seni, ada yang ahli dalam olahraga. Namun, hal ini tidak sesuai dengan proses pendidikan di Indonesia yang katanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses pendidikan di Indonesia bisa saya katakan tidak efektif, karena proses ini mengharuskan agar pelajar Indonesia menguasai semua bahan pelajaran yang ada. Lalu dengan system pendidikan seperti itu, dimanakah bakat pelajar Indonesia bisa berkembang? Dimanakah pelajar yang berpotensi untuk maju bisa digunakan? Jikalau ada seorang pelajar yang ahli dalam seni, tapi potensi dalam system pendidikan yang diutamakan adalah pengetahuan, dan ilmu eksak (tetap). Bagaimana Negara Indonesia mau maju, jikalau Potensi dan bakat pelajar Indonesia tidak dikembangkan sejak dini?
Dampak lain yang ditimbulkan oleh system pendidikan di Indonesia adalah “UJIAN NASIONAL”. Ujian Nasional adalah Pesta Besar yang setiap tahun diadakan di Indonesia, dan cukup menguras biaya besar untuk bank-bank soal. Saya sudah berpengalaman 2 kali menghadapi Ujian Nasional, huhh dan rasanya cukup membuat jantung saya kaget. Mungkin di UN tingkat SD saya tidak pernah menyadari betapa membahayakan nya UN itu. Tapi seiring dengan bertambahnya usia saya, dan ketika saya beranjak dikelas 3 SMP dan disitulah kekhawatiran yang paling mendalam untuk menghadapi UN. Dan ketika itu saya memikirkan. Kenapa harus ada UN? 3 Tahun saya mati-matian belajar, 3 tahun saya menghabiskan uang saku saya untuk pergi kesekolah, 3 tahun saya menghabiskan waktu yang Cuma ditentukan 3 HARI untuk menentukan lulus atau tidaknya saya. Apa system pendidikan yang seperti ini efektif? Berarti sia-sia saya menghabiskan waktu selama 3 tahun untuk belajar. Selain itu, bagaimana dengan hasil UN? Dampak nya begitu besar, banyak sekali pelajar Indonesia yang gila atau bunuh diri karena tidak lulus. Apa ini yang diinginkan Negara? Melihat para penerusnya mati sia-sia. Melihat pemegang masa depan nya gila karena selembar penentuan dari hasil 3 tahun mereka belajar.
Ketidakefektifan UN belum sampai disitu, lalu bagaimana dengan UN tingkat SMA/sederajat? Satu pertanyaan saya. “Mengapa harus ada UN jikalau adalagi SBMPTN atau SNMPTN ?” Apakah cara ini efektif untuk menyeleksi siswa yang akan melanjutkan keperguruan tinggi? Jadi dalam penjelasan saya sebgai pelajar Indonesia tentang system pendidikan di Indonesia sangatlah tidak efektif, terutama dalam hal pelaksanaan Ujian Nasional. Ada baiknya ketika kelak Bapak Capres dan Cawapres menjabat sebagai Presiden RI agar mempertimbangkan tentang ada tidaknya system pendidikan dengan Ujian Nasional sebagai tolak ukur kecerdasan anak Indonesia.
Setelah saya menyampaikan tentang kritika saya mengenai system pemerintahan khususnya dalam pendidikan. Saya ingin sekali Bapak Capres dan Cawapres menampung aspirasi saya, yang sama halnya sebagai aspirasi rakyat.
Saya akan menyampaikan tentang “tangisan rakyat Indonesia”, sebenarnya dalam hal ini, secara keseluruhan saya akan menyinggung tentang bagaimana kondisi ekonomi mikro di Indonesia, Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, keanekaragaman hayati, serta pulau-pulau yang kaya. Sayangnya, keadaan rakyat Indonesia tak sepadan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Banyak sekali warga miskin, warga yang tidak mendapat pelayanan jasa atau kesehatan karena sempitnya keadaan ekonomi mereka.
Saya pernah menelusuri suatu perkampungan didaerah Balikpapan. Ketika saya memasuki daerah itu, hati saya seolah iba. Melihat anak-anak kecil berlari-larian dengan baju yang tampak usang dan tertawa bersama teman-teman mereka. Kulihat kiri kanan, jejeran rumah kayu lapuk, tak berwarna, dan tak terbentuk menghiasi jalanan tanah penuh sampah yang ku pijaki. Kulihat wanita-wanita sedang memasak diluar untuk menyiapkan makanan untuk para suami mereka. Sementara itu, tak jauh dari tempat itu kujelajahi lebih dalam lagi, kulihat para bapak-bapak tua itu sedang berlalu lalang memindahkan barang dari tempat satu ketempat lain. Melihat keadaan mereka, sungguh menyayat hatiku . Sontak aku langsung terpikir oleh keadaan Indonesia sekarang, Balikpapan adalah kota yang bisa terbilang angka kemiskinan sedikit, dengan angka seperti itu aku saja sudah iba, bagaimna dengan daerah Jawa yang katanya banyak angka kemiskinan disitu. Aku tak akan bisa membayangkan bagaimana perasaanku ketika melihat mereka.
Selain itu, didalam kehidupan sehari-hari saja, dan dalam hal yang paling kecil. Ketika kalian sedang makan, duduk dengan santainya, didepan kalian terhidang banyak sekali makanan. Ada nasi, ikan, ayam, sambal goreng, sayur, terong goreng, lalapan. (Hmm, kok jadi lapar ya? Hehehehe, becanda Pak). Ketika Bapak sedang asiknya melahap makanan enak tersebut,apakah dipikiran Bapak “hmm, enak ya”? Jikalau pikiran Bapak seperti itu, maaf saya bisa bilang, Bapak bukan lah jiwa seorang pemimpin. Kenapa? Karena orang yang berjiwa pemimpin itu tidak egois, didalam hal kecil seperti itu, kalau Bapak memikirkan “hmm, enak ya?”. Satu yang menjadi pertanyaan saya. “Apa rakyat Indonesia sudah sepenuhnya bisa mengatakan makanan yang dia makan dengan kata hmm enak ya?” Tidak Pak, Bahkan sebagian dari mereka ada yang belum mendapatkan makanan. Lantas apakah sikap Bapak ? Tenang Pak, ndosa galau. Jadi gak mau makan kan nantinya? Jawabannya ada dalam diri Bapak sendiri kok. Tanyakan ke hati Bapak yang paling dalam. Dan ketika Bapak bisa menemukan jawabannya, pertanda Bapak adalah seorang yang berjiwa pemimpin.
Indonesia adalah Negara demokrasi yang berarti kekuasaan berada ditangan rakyat. Namun, dengan adanya hal ini bukan berarti yang mengatur segala system pemerintahan dipegang oleh rakyat. Perlu satu pemimpin untuk mengatur dan menampung aspirasi rakyat. Maka untuk memilih satu pemimpin diperlukan pesta demokrasi atau pemilu. Di Indonesia Pemilu Presiden terakhir diadakan tahun 2009, dengan masa bakti 5 tahun sekali. Tahun ini, di tahun 2014 menjadi momen penting bagi rakyat Indonesia untuk memilih pemimpin Negara yang bisa memajukan Indonesia dalam bidang social-budaya, ekonomi, dan politik. Semua Warga Negara Indonesia pasti mengharapkan Pemimpin-pemimpin bangsa yang baik.
9 Juli 2014 akan menjadi momen penting bagi rakyat Indonesia, Orang dewasa dan pemuda pemudi, miskin dan kaya, dari pekerja rendah sampai konglomerat sekalipun akan menggunakan hak pilihnya untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Dengan berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil rakyat Indonesia akan menentukan pilihan terbaiknya. Tapi siapapun dari Bapak sekalian yang akan menjabat menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019, Saya sebagai Warga Negara Indonesia, sebagai pelajar Indonesia, sebagai anak indonesia, meminta agar bapak sekalian menjadi pemimpin pemimpin bangsa yang dapat merubah segala sisi Indonesia dari yang buruk menjadi lebih baik. Dan saya ingin sekali Bapak sekalian agar menampung aspirasi rakyat dan mengambil keputusan yang amat bijaksana dengan penuh tanggung jawab untuk melaksanakannya. Dan yang paling utama, jadilah pemimpin yang akan menerangi masa depan bangsa, masa depan generasi penerus bangsa, harapan rakyat, dan tolong hapuslah tangisan rakyat Indonesia yang sampai sekarang masih merintih dalam diam mereka.
dari,
ANNISA ULYA NOVRIANA
Siswi SMAN 1 Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur
0 komentar:
Posting Komentar