Kepada Yang Terhormat
Bapak Capres
Di tempat
Assalamu’alaikum wr. wb
Bapak capres apa kabar ? semoga selalu sehat wal afiat. Dan selalu diberikan kekuatan untuk menjalankan misi kampanye yang banyak sekali tersebut.
Bapak capres, pertama-tama dengan tidak mengurangi rasa hormat sedikitpun, mohon ijinkan saya untuk menyampaikan semua hal yang masih mengganjal di pikiran saya sampai saat ini.
Pak, perlu bapak ketahui bahwa saya hanyalah siswa SMA. Tapi melalui surat sederhana ini, saya harap bapak bersedia memahami dan mengerti tentang apa yang saya tulis. Dan saya harap, jika kelak terpilih sebagai presiden, bapak capres bisa menindaklanjuti isi surat ini.
Bapak capres yang terhormat, seperti yang kita ketahui bersama bahwa pendidikan di indonesia sama sekali belum maksimal. Masih banyak anak-anak kurang beruntung yang harus putus sekolah. Alasannya ? sudah tentu karena biaya. Anak-anak pemulung di jakarta misalnya, mereka (saya yakin) juga ingin bersekolah layaknya anak-anak kebanyakan. Tapi keinginan mereka itu agaknya susah di realisasikan karena biaya untuk masuk sekolah (apalagi di kota besar seperi jakarta) sangat mahal. Belum lagi mereka harus membantu orang tuanya untuk mencari nafkah demi sesuap nasi.
Itu baru contoh kecil pak, fenomena seperti itu memang seperti fenomena gunung es. Yang terlihat hanyalah puncaknya yang kecil, sementara yang tak terlihat jauh lebih besar dari apa yang bisa dibayangkan. Saya pribadi sebagai seorang anak yang terlahir di keluarga yang sederhana masih sangat beruntung, karena orang tua saya sangat mengutamakan pendidikan dalam keluarga kami, juga masih mampu membiayai saya hingga SMA seperti sekarang ini. Tapi bagaimana dengan anak-anak yang terlahir dari keluarga yang ‘benar-benar’ tidak mampu ? apa lantas mereka harus putus sekolah dan membuang sia-sia harapan mereka ?
Jika jawabannya “iya” maka negara ini harus bersiap-siap untuk ‘mati’. Masa depan negara ini ada dalam genggaman anak-anak seperti mereka. Jika mereka tak punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang layak, maka apa yang ada dalam genggaman mereka juga akan hancur.
Pak, mungkin pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan pendidikan di negara tercinta ini. Misalnya dengan diadakannya beasiswa bagi anak yang kurang mampu. Tapi saya sedikit menyoroti beasiswa ini, karena beasiswa biasanya hanya diberikan kepada anak kurang mampu yang ‘pandai’. Lalu bagaimana dengan anak yang ‘kurang pandai’ tetapi ingin belajar di sekolah ? apa mereka harus ditinggalkan ? dilupakan ? Dimana arti ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ dalam pembukaan UUD 1945 ? kalau pendidikan di Indonesia masih belum maksimal, maka yang tertulis dalam pembukaan UUD ’45 tersebut hanyalah sebuah kata penghias dan pelengkap saja.
Bapak selaku capres pasti lebih mengerti tentang masalah ini. Saya sebagai rakyat biasa hanya bisa berharap dan berjuang sebisa yang saya mampu untuk ikut ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Tapi pak, jika bapak terpilih sebagai presiden nanti, saya mohon dengan sangat agar bapak bisa menindaklanjuti masalah pendidikan yang tidak kelar-kelas di bicarakan ini. Harapan kami ada di pundak anda. Namun bukan berarti kami lepas tangan dengan masalah ini. Kami juga akan membantu walau hanya sedikit.
Beberapa tambahan lagi pak. Sekolah-sekolah di daerah pelosok atau di daerah terpencil harus lebih diperhatikan bahkan kalau bisa di utamakan. Kebanyakan anak-anak di pedalaman cenderung sangat ‘pandai’ jika saja mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar. Mereka itu berlian dalam tanah yang tidak akan bersinar jika tidak dikeluarkan. Mereka jugalah penentu masa depan negara besar ini.
Tidak ada seorang murid yang hebat tanpa guru yang hebat pula. Agaknya hal itu juga harus diperhatikan betul-betul oleh pemerintah. Kesejahteraan guru harus dimaksimalkan. Tunjangan-tunjangan harus dipenuhi. Guru honorer sebisa mungkin diangkat menjadi PNS.
Di akhir saya ingin menyampaikan, tolonglah pak, jika bapak terpilih nanti, biaya pendidikan di indonesia harus diminimalkan. Dari tingkat SD sampai kuliah sekalipun. Karena kami belum tentu sanggup membayar biaya pendidikan yang mahal sekali itu, sementara kami semua juga masih ingin belajar hingga jenjang yang lebih tinggi lagi. Akhir kata, jika bapak benar-benar terpilih sebagai presiden, saya harap bapak bisa amanah dalam menjalankan tugas. Selalu dekat dengan rakyat dan setia mendengarkan keluhan-keluhan rakyat.
Mohon maaf bila ada kata-kata yang menyakiti hati bapak, dengan ini saya mengucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
ZUMROTUS SHOLIHAH
Siswi SMAN 1 Sukodadi Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur
0 komentar:
Posting Komentar