Jambi, 18 Juni 2014
Kepada Yth.
Calon Presiden dan Wakil Presiden RI
Di tempat
Assalamu alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. ,karena berkat rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besarlah, Negara kita akan menjajaki suatu pesta yang akan menentukan kelangsungan hidup Indonesia sebagai Negara yang berdaulat untuk lima tahun ke depan.
Selanjutnya, Salam semangat untuk para pejuang muda seperjuangan yang mungkin tidak sempat mencurahkan isi hatinya melalui surat kepada Calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Semoga apa yang kita perjuangkan bersama bukanlah hal yang sia-sia bagi kemajuan peradaban Negara tercinta ini. Serta bagi para calon pemimpin bangsa Bapak Prabowo Subianto – Hatta Radjasa dan Joko Widodo – Jusuf Kalla, semoga selalu dalam lindungan-Nya dan dapat memimpin Indonesia ke depannya.
Tergerak hati, jiwa dan sanubari seorang pemuda yang hanya duduk termenung menunggu kepastian masa depan negaranya. Berpikir keras agar kemajuan bangsanya dapat sesegera mungkin terwujud. Terlaksananya Hak Asasi Manusia yang berkeadilan. Kesejahteraan sosial secara menyeluruh. Terwujudnya persatuan dan kesatuan di seluruh wilayah NKRI. Dan yang paling utama Terpenuhinya Pendidikan dan Jaminan bagi pemuda untuk mengembangkan pribadinya. Itulah alasan utama ,Saya ingin mewakili suara pemuda lainnya agar apa yang golongan kami butuhkan juga dapat terpenuhi. Ir. Soekarno pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua ,niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, akan kuguncang dunia”. Hal ini telah membuktikan bahwa peran pemuda dalam perjuangan pembangunan bangsa tidak dapat disepelekan karena tidak jarang merekalah yang paling berpengaruh dalam mengadakan perubahan.
Bapak-bapak yang saya hormati,
Rimbun daun dan hijau pepohonan pasti tak dapat kita lihat, jika tidak terjadi kerja sama antara akar dan batang tanaman. Begitulah yang terjadi apabila pemuda dan para pemimpin Indonesia bekerja sama dalam membangun Indonesia. Tidak ada salahnya, mempercayakan sesuatu yang besar kepada pemuda, karena belum tentu juga apa yang dilakukan orang yang umurnya telah mapan lebih berhasil dari mereka yang masih seumur jagung. Partisipasi pemuda seharusnya menjadi senjata khusus bagi Indonesia dalam membangun bangsa. Namun, apa yang pemuda rasakan saat ini? Hanya menjadi penonton dan sesekali bersuara tanpa didengar oleh elit politik Negara ini. Inikah yang disebut dengan keadilan? Keadilan buta yang kerap dijanjikan hanya dimasa kampanye untuk mengambil hati pemilih pemula. Saya harap tidak, karena apa yang kita seluruh rakyat butuhkan bukan cuma janji , tapi bukti dan solusi dalam menyelesaikan permasalahan.
Bapak-bapak yang saya hormati,
Bakarlah (lagi) semangat kami! Bakar ! Api yang sempat redup dalam tangisan kemiskinan bahkan jeritan hati akibat ketidakadilan. Pemuda butuh wadah dalam mengekspresikan diri, mencurahkan hati dan pikiran demi kemajuan bangsa. Pemuda bukan hanya boneka negara , tetapi serdadu yang siap berperang bukan hanya dalam bidang militer tetapi di segala bidang. Solidaritas yang begitu kuat perlu dipupuk , sehingga kekuatan baru dapat tercipta bagi Indonesia. Pemerintah selama ini mungkin hanya sibuk dalam mengurusi pertukaran pemuda ke luar negeri yang tidak jelas arah dan tujuan. Tapi apa perubahan yang didapatkan? Toh, tunas masih tetap di tanah. Bahkan tidak jarang pemerintah mencari celah untuk mengambil keuntungan dari pelaksanaan pertukaran pemuda ini.
Bapak-bapak yang saya hormati,
Pendidikan berkarakter merupakan sorotan utama pada tahun terakhir. Perubahan kurikulum ke arah lebih baik merupakan dambaan setiap civitas akademika Indonesia. Dan semoga perubahan kurikulum ini mampu berjalan dengan baik, Amiin. Tapi pak, Belakangan ini tersiar kabar bahwa dana pendidikan sudah tidak tepat sasaran. Bidik misi salah satu contoh penyelewengan tersebut. Terkadang anak pejabat bahkan konglomerat sekalipun juga mendapatkan beasiswa ini. Saran saya pak, tolong diperjelas batasan seseorang dapat dikategorikan miskin atau tidak, karena tidak jarang orang berpenghasilan tinggi juga mendapatkan surat tanda keluarga tidak mampu. Apakah ini etis ? Sungguh, menyedihkan jika seseorang memakan jatah saudaranya yang lebih membutuhkan.
Tak cukup sampai disana, menurut saya perlu didaya gunakan suatu lembaga yang bertugas menjamin adanya kualitas di dalam pengajaran. Gunanya ialah menjaga agar proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah dapat bermanfaat dan tidak sia-sia. Selain itu, agar terjadi pemerataan kualitas pendidikan di seluruh daerah. Sehingga pendidikan tidak hanya terpusat untuk pelajar di daerah kota besar, tetapi juga dapat dirasakan pelajar yang ada di daerah pedalaman hingga daerah tertinggal. Dan perlu diingat menurut pasal 31 ayat 2 yang berbunyi : “Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Jadi pak, tolong dipertanggung jawabkan apa yang telah diamanatkan dalam konstitusi Negara kita. Bahkan, konstitusi itu disebut sebagai salah satu dari empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yang tanpanya kehidupan berbangsa akan runtuh. Jadi, Negara kita telah runtuh? Tidak ada kata terlambat sebelum itu semua runtuh.
Bapak-bapak yang saya hormati,
Akhir kata, Secarik kertas terisi penuh dengan harapan. Harapan yang penuh dengan keinginan nyata. Semoga apa yang saya harapkan dapat terealisasikan. Kita berdoa! Kita berjuang bersama ! Kita bakar (lagi) semangat pernah berkobar ! Biarlah keringat bercucuran, tenaga terkuras dan nyawa terancam. Asal Indonesia bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Sekian dan terima kasih, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jaya Indonesiaku! Merdeka!
Salam Hormat,
GHOZI FADLUL RAMADHAN
Siswa MAN Insan Cendekia Jambi Provinsi Jambi
0 komentar:
Posting Komentar