Assalamualaikum,wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji syukur atas berkat rahmat Allah,Alhamdulillah akhirnya saya mendapat kesempatan untuk dapat mengirim surat dan berbagi keluh kesah kepada kedua Calon Presiden dan Wakil Presien Indonesia yang akan membuktikan kepada Indonesia bahwa bapak adalah orang-orang pilihan yang tentu tidak akan mengecewakan Indonesia 5 tahun kedepan.
Selamat malam Bapak Capres dan Cawapres Indonesia, seiring tertuju do’a dan harapan saya kepada bapak,sebagai orang-orang luar biasa yang punya mimpi besar membangun Indonesia kelak berjaya menjadi macan asia.
Perkenalkan pak, saya Dimas Aditya Prawira, anak muda Indonesia yang punya segudang mimpi mengabdikan diri membantu menjadikan negeri ini mempunyai jati diri dan memberi arti mimpi kepada seluruh masyarakat pelosok negeri. Saya bukan orang yang punya wawasan politik tinggi, tapi saya punya mimpi yang pasti untuk memberikan harapan kepada anak muda Indonesia, yang memiliki keterbatasan fisik dan keterbelakangan mental agar dapat dipandang sebagai salah satu faktor penentu yang akan membawa Indonesia pada suatu perubahan kearah yang lebih positif, dan memberikan penegasan bahwa mereka berhak mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan tanpa ada paksaan sesuai dengan Pasal 31 UUD 1945 dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa ada deskriminasi.
Polemik seakan tidak terlepas dari bangsa kita yang besar ini. Hal ini seakan-akan disepelekan oleh pemerintah saat ini pak, hal ini pulalah yang membuat saya tertarik untuk bersama-sama berjuang memperjuangkan hak anak-anak penyandang disabilitas karena mereka adalah orang-orang yang berkualitas.
Tak terasa sudah 5 tahun berlalu, sejak Pemilihan Presiden sebelumnya.Namun sekarang janji hanya tinggal janji,terbuai mimpi yang tak pasti. Terlalu sering tapi sakit dirasakan. Ketika kita melihat anak muda Indonesia seperti mereka,mendapat deskriminasi dalam dunia pendidikan. Dengan beberapa bukti yang nyata adanya.Seperti di beberapa sekolah umum baik negeri maupun swasta yang tersebar diseluruh penjuru negeri menutup diri dan tidak mau memberi kesempatan untuk mereka yang berkebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas. Mereka mengeyam pendidikan yang sama seperti halnya anak pada umumnya, tapi mereka mendapat perlakuan yang jauh berbeda.Hal ini terasa miris dan mengiris hati anak-anak penyandang disabilitas diseluruh penjuru negeri ibu pertiwi. Memang kita tahu anak-anak yang berkebutuhan kusus seperti mereka daya serap terhadap kemampuan akademisnya memang cukup minim.Tapi pak,jika kita bandingkan anak berkebutuhan khusus ini, mereka jauh lebih mampu mengembangkan keterampilan yang mereka miliki dibandingkan dengan anak normal bahkan mereka jauh lebih produktif.Hal ini juga ditunjang oleh beberapa sekolah yang tersebar hampir diseluruh Nusantara yang khusus mendidik anak berkebutuhan khusus yang telah membekali mereka dengan pendidikan keterampilan yang cukup tinggi seperti tata busana,tata rias,tata boga dan masih banyak keterampilan yang lain.
Namun,hal ini menjadi suatu hal aneh yang jadi pemikiran bagi saya pak. Sebegitukah khususnya mereka sampai-sampai mereka hanya dibekali ilmu keterampilan?.Mengapa mereka tidak ditempatkan disekolah umum dengan pelajaran yang sama dan kurikulum yang sama di sekolah umum yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara?,dengan pelajaran yang dikemas sesuai dengan kekurangan yang diderita oleh mereka penyandang disabilitas ini. Sehingga dapat merubah opini masyarakat, dengan begitu mereka tidak dipandang sebelah mata.
Hal lainnya pak, yang menjadi perhatian dan kajian adalah perlakuan berbeda dan diskriminatif ditunjukan oleh beberapa instansi, baik itu instansi pendidikan ataupun instansi pemerintahan.Hal ini terjadi setelah mereka para penyandang disabilitas menamatkan pendidikan mereka.Mengapa saya berkata demikian Pak?. Karena setelah menamatkan pendidikannya mereka para penyandang disabilitas ini tidak diberi keluwesan kesempatan untuk dapat mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang sama pada umumnya ataupun mendapat kesempatan bekerja seperti khalayak pada umumnya. Situasi seperti inilah yang menjadi masalah serta menimbulkan relasi dengan masalah sosial yang pada akhirnya mencapai puncak seperti masalah pengangguran dan kemaksiatan. Sebagai contoh,Setelah menyelesaikan Pendidikan Luar Biasa, para penyandang disabilitas ini tidak dapat melanjutkan pendidikan karna deskriminasi di perguruan tinggi, dan juga dalam bursa persaingan dunia pekerjaan, masyarakat kurang memberikan kepercayaan dan memandang sebelah mata mereka penyandang disabilitas ini pak, seolah-olah mereka diremehkan.
Nah,masalah ini yang kemudian menimbulkan pro dan kontra masyarakat dari dampak yang ditimbulkan oleh segudang talenta berbakat di Indonesia yang punya keterbatasan luar biasa yang tidak mendapat hak untuk sama merasakan pekerjaan yang layak karena beberapa dari unsur instansi yang menawarkan jasa pekerjaan hanya membutuhkan orang-orang yang punya fisik sempurna atau tidak cacat mental.Mereka selalu dipandang rendah karena dianggap tidak mampu.
Hal inilah yang harus kita rubah dari sikap masyarakat yang diskriminatif menuju masyarakat toleransi dan preventiv/melindungi hak mereka yang lemah.Mereka harus mengerti dan menghargai mereka yang berkebutuhan khusus ini dan memberikan kepercayaan serta kesempatan penuh kepada mereka yang berkebutuhan khusus ini.Pemerintah juga harus turut ikut membantu pak.Maksudnya seperti,menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang menyandang disabilitas ini.Dengan begitu mereka tidak akan lagi merasa terdeskriminasi sehingga mereka lebih bisa merasakan kehidupan yang manusiawi dan lebih peduli.
Sebagai bukti yang harus kita ingat dan pahami.Kelebihan anak disabilitas ini dapat dimanfaatkan oleh negara dan menjadi suatu kebanggaan bagi bangsa sebesar Indonesia ini karena memiliki talenta muda yang energik dan dinamik. Jelita Taurina Hutabara,salah satu anak Tuna Grahita di Jateng, gadis yang duduk di kelas I SMP Luar Biasa (LB) dia adalah bukti karena ketangkasannya memukul bola dengan bet di tangannya. Meski kemampuannya lumayan, dia tak pernah tahu berapa skor yang telah didapat. Meski begitu, Jelita punya bakat istimewa di pingpong. Dia baru saja meraih juara I tenis meja putri antarsiswa SLB se-Jateng. Sebelumnya, dia juga meraih predikat yang sama di tingkat Indonesia bagian timur.
Suatu hal yang perlu jadi renungan buat kita pak,dan sebuah pemikiran. Mengapa kita masih meremehkan orang buta?. Mereka boleh saja buta mata,tapi mereka bukan buta dunia. Mengapa kita masih meremehkan orang bisu?.Mereka boleh saja bisu,tapi mereka punya suara yang menggebu-gebu. Mengapa kita masih saja meremehkan orang-orang tuli?,mereka boleh tuli,tapi mereka punya hati nurani nan peduli dan manusiawi.Dan mengapa kita masih meremehkan orang autis?.Mereka boleh autis tapi mereka akan jadi perintis talenta yang energik dan dinamis.
Mereka bukan berharap banyak terhadap negara untuk merubah nasib mereka, tapi merekalah yang akan mewujudkan harapan-harapan untuk merubah nasib negara di masa yang akan datang.Maka dari itu saya memohon dengan amat sangat pak, berikan perubahan pada mereka. Jangan deskriminasi mereka dan berikan pelayanan terbaik untuk mereka agar mereka membuat hal baik yang akan membuat dunia tertarik.
Salam Dari kami segenap masyarakat yang menginginkan perubahan.Kami tidak butuh pemimpin yang akan menjadi penerus bangsa. Tetapi kami perlu pemimpin yang akan meluruskan bangsa ini menuju kemakmuran tanpa sediktpun deskriminasi
Sekian surat ini saya tulis.Atas perhatian bapak,saya ucapkan terima kasih.
Diari kecil
Payakumbuh,14 Juni 2014
DIMAS ADITYA PRAWIRA
Siswa SMAN 2 Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat
bagus suratnya dimas, (y) semoga surat nya bisa dibaca sama bapak capres & cawapres,
BalasHapusdan semoga suatu keajaiban untuk negara ini akan terjadi setelah bapak bapak terhormat itu membaca surat dimas :D