Jakarta, 17 Juni 2014
Kepada Yth.
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia
Di Tempat
Assalammu’alaikum waroh matullahi wabarakkatuh.
Salam sejahtera saya sampaikan kepada Capres dan Cawapres RI yang akan menjalankan tugas setelah terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Semoga Tuhan senantiasa memberikan perlindungan dan hikmat kepada bapak dalam menjalankan tugas.
Sebelum nya saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Dicky Kristiadi Surbakti, saya sekarang duduk di kelas X SMA Negeri 67 Jakarta. Mungkin saya hanyalah debu diantara 240 juta penduduk negeri ini dan saya masih berumur 15 tahun, mungkin surat seorang pelaajar seperti saya hanyalah menjadi sampah yang tak berguna, namun saya ingin menyampaikan sedikit pandangan saya akan negeri ini.
Bapak Capres dan Cawapres yang saya hormati, Saya terkesima ketika saya melihat para pejabat negeri ini menjadi artis dadakan dan bahkan nama mereka selalu menjadi headline di hampir seluruh stasiun televisi negeri ini, tapi kali ini berbeda, nama mereka menjadi headline bukan karena prestasi tetapi karena tesandung kasus korupsi, mereka menebar senyum ketika para wartawan mewawancarai mereka di gedung KPK, mereka seolah-olah tidak memiliki harga diri dan rasa malu. Saya ingin berepesan pada pemimpin Negara ini agar memberantas korupsi kalau perlu berikan hukuman sebesar-besar nya kepada mereka yang telah terbukti mencuri kekayaan dan aset negara ini, tapi tugas pemerintah yang akan datang bukan hanya memberantas korupsi, pemerintahan yang akan datang saya harap dapat memajukan pendidikan Indonesia karena kita mengetahui bahwa tingkat buta aksara di negara kita ini masih sangat tinggi, dan bahkan 552.000 penduduk di provinsi papua adalah penduduk yang buta aksara, ini sangat memprihatinkan, saya harap pemerintah yang akan datang dapat meratakan pendidikan di negeri ini. Saya juga berpesan agar pemerintahan yang akan datang dapat menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan bangsa ini, bukan kebutuhan bangsa asing. Sistem pendidikan atau kurikulum di Indonesia lebih menitik beratkan siswa agar mampu menjadi siswa yang memiliki daya saing, mungkin kurikulum tersebut tidaklah salah, akan tetapi kita harus berhati-hati dengan kata daya saing tersebut, saya merasakan bahwa kurikulum tersebut mengingkinkan para siswa-siswi di negeri ini dapat bersaing dengan siwa-siswi dari Negara lain, karena pemerintahan kita terlalu befikir keluar dan selalu membandingkan pendidikan kita dengan bangsa-bangsa lain, padahal bangsa ini tidaklah sama dengan bangsa asing, kita adalah bangsa yang lahir karena adanya persatuan dari berbagai macam perbedaan. saya khawatir dengan kata daya saing tersebut pelajar Indonesia menjadi pribadi yang individualistis dan cenderung tidak terbuka kepada semua pihak, dan karena mereka menganggap semua masyarakat di negeri ini adalah saingan yang harus dikalahkan, saya khawatir akan terjadi banyak perpecahan, padahal bangsa ini adalah bangsa yang lahir dari berbagai persatuan. Saya berpesan agar pendidikan di Indonesia tidak hanya mentitik beratkan pada daya saing, tetapi juga pendidikan moral, kejujuran serta sikap menghargai sesama. Karakter para penerus bangsa ini harus bisa menjadi pribadi yang tidak hanya memiliki daya saing, tatapi juga memiliki kepedulain serta kejujuran. disinilah saya berharap capres dan cawapres yang akan datang dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memperbaiki kurikulum yang baru, karena jika pendidikan bisa merata dan karkater para penerus bangsa ini memiliki kejujuran dan kepedulian, pastilah Negara ini akan terbebas dari tindak korupsi dan perpecahan.
Sekian surat singkat dari saya, sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para Capres dan Cawapres yang akan terpilih nanti. Atas perhatian bapak saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
dari,
DICKY KRISTIADI REGUNA
Siswa SMAN 67 Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar