Kepada bapak calon presiden dari kami putra dan putri pelajar Indonesia.
Jika bapak jadi presiden. Tolong ajari kami memaknai perbedaan, Agar kami mengerti akan kemajemukan. Agar kami menghargai perbedaan, agar kami mencintai kebhiennekan yang menjadi tulang rusuk bangsa ini.
Perbedaan, itulah nama tengah bangsa kita. Dengan jumlah suku, budaya, dan bahasa yang tak terhitung jumlahnya. Tasbihkan Indonesia sebagai sepenggal Firdaus di muka bumi bagi kemajemukan. Namun, Firdaus itu nampaknya belumlah benar-benar Firdaus. Karena hingga kini, Firdaus itu bahkan belum memberikan kenyamanan bagi para penghuninya.
Kami para pelajar sering saksikan wahai bapak presiden, tatkala banyak pertikaian terjadi hanya karena secuil perbedaan. Kala saksikan sebuah ketidakselarasan timbulkan perseteruan. Ketika kita terjebak dengan sekat-sekat kecil yang ada disekitar kita, yang membuat kita tidak akan pernah menjadi bangsa besar.
Selama ini kita selalu terpetakan dengan opini semu “perbedaanlah yang menyatukan dan memajukan kita” . padahal kala kita perhatikan, perbedaanlah yang memecah bangsa ini. Bangsa yang terlalu terobsesi untuk menyatukan perbedaan. Marilah kita tilik Negara Jepang, negara yang homogen itu dapat bersatu dan bisa kita lihat bahwa bukan perbedaanlah yang membuat mereka menjadi negara yang mendominasi perekonomian Asia.
Sering kita saksikan banyaknya kasus pergesekan hingga pertikaian antar kelompok. Utamanya oleh kaum mayoritas pada minoritas adalah buah dari obsesi kita untuk menyatukan perbedaan.
Cobalah kita analogikan, petani yang cerdas tidak akan menyatukan dua jenis tanaman yang berbeda dalam satu lahan. Pastilah jagung akan ditanam di tanah yang tidak selembab tempat tanaman kangkung tumbuh. Apakah kangkung akan memprotes karena dipisahkan dan dibedakan perlakuannya dengan jagung? Tentu tidak. Pun dengan pengelola kebun binatang. Jelas kita bisa melihat bahwa tidak ada hewan dengan jenis berbeda yang disatukan dalam satu kandang. Tidak ada kambing yang berada dalam kandang yang sama dengan harimau. Apalagi hewan seperti rusa tidak akan disatukan dengan serigala dan singa. Bahkan, serigala dan singa saja tidak disatukan dalam satu kandang.
Mereka, para petani dan pengelola kebun binatang, faham betul bahwa perbedaan tidaklah selamanya baik untuk disatukan. Justru kadang perbedaan yang dibiarkan berbeda itulah yang menciptakan kondisi yang kondusif sehingga tumbuhan kangkung dan jagung dapat hidup baik di lingkungannya masing-masing. Serta kebun binatang akan tetap bisa di kunjungi karena hewan-hewan tertata rapi sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
Konsep inilah yang bapak harus angkat dalam implementasi penyikapan terhadap perbedaan dinegeri ini. Impian untuk menciptakan kehidupan yang harmonis tidaklah harus dengan menyatukan semua perbedaan yang akhirnya malah menimbulkan perpecahan yang makin parah di Negara ini. Cukup dengan melakukan hal yang sederhana yang seringkali tak terfikirkan oleh kita; membiarkan perbedaan tumbuh dengan kharakteristiknya sendiri, agar perbedaan-perbedaan itu mampu tumbuh dan bersinergi menciptakan harmoni.
Mengutip tulisan dari http://www.thecrowdvoice.com, perbedaan itu tidak bisa disatukan, diubah, dan dihilangkan; perbedaan itulah yang akan memisahkan kita. Pernyataan ini dengan jelas menekankan bahwa kita harusnya menerima perbedaan yang ada dan tidak mengusiknya. Karena bisa saja dengan menerima perbedaan itu jalan menuju keharmonisan hidup yang selama ini diinginkan dapat tercapai tanpa perlu adanya pertumpahan darah antar sesama saudara.
Jika bapak kelak jadi presiden, tolong biarkan warna perbedaan Nusantara terus memancar. Mari kita biarkan berbagai karakter berbeda yang ada di bangsa kita tetap hidup dengan ideologi masing-masing. Biarkan perbedaan itu terus hidup dan mewarnai perjalanan hidup bumi pertiwi hingga di akhir nanti. Marilah kita ciptakan keharmonisan dari segala perbedaan yang ada di negeri ini. Biarkan perbedaan saling menguatkan dan menciptakan keharmonisan yang indah di negeri ini.
Karena kami membutuhkan contoh yang dapat menerima perbedaan dan menjaganya tetap hidup di tanah yang sama, di bawah langit yang sama pula. Karena kami butuh pemimpin yang dapat membawa dan mewarnai rakyatnya dengan karakter yang memang telah mereka miliki.
Karenanya, jika muncul impian “masyarakat harmonis di tengah perbedaan”, saya rasa bapak tak perlu repot memikirkan bagaimana menciptakan keharmonisan di tengah perbedaan. Karena yakinlah pak, perbedaanlah yang membuat hidup kita harmonis, hanya yang menjadi PR bapak ialah mengubah pardigma masyarakat Indonesia jika bapak terpilih nanti, agar tidak menyalahkan perbedaan yang merupakan hakikat sebenarnya dari kehidupan yang harmonis.
Jika bapak jadi presiden. Tolong ajari kami pelajar Indonesia, tentang memaknai perbedaan. Agar kami mengerti akan kemajemukan. Agar kami menghargai ke-pluralis-an, agar kami mencintai kebhiennekan yang menjadi tulang rusuk bangsa ini.
Karena hakikatnya, kemajemukan itu seperti sekotak krayon. Warnanya memang berbeda, namun jika kita tak memaksakannya menjadi hanya satu warna, kita akan lihat pelangi yang indah lewat goresan-goresannya. Dan karena itu saya percaya, kelak ketika bapak memimpin, bapak akan mampu menggoreskan krayon-krayon perbedaan itu dengan baik, agar pelangi indah dapat tercipta darinya. Karena indahnya pelangi, tak akan terjadi jika hanya terdiri dari satu warna. Begitu pula Indonesia.
Dari kami para putra dan putri pelajar Indonesia, untuk Presiden Indonesia. Tolong ajari kami, tentang mamaknai perbedaan. Agar kami mengerti akan kemajemukan. Agar kami menghargai ke-pluralis-an, agar kami mencintai kebhiennekan yang menjadi tulang rusuk bangsa ini.
MUHAMMAD FATAHILLAH ROBBANI
Siswa MA Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah
0 komentar:
Posting Komentar