Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Kepada Bapak Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih dan harus memimpin bangsa ini dengan sepenuh hati, salam nusantara!
Pak, selamat! Selamat karena Bapak telah diberikan kepercayaan oleh bangsa ini. Bangsa ini telah yakin, yakin bahwa Bapak akan mampu memimpin kami. Memimpin 200-an juta penduduk menuju kesejahteraan, menuju Indonesia yang akan disegani negara lain.
Oh ya, perkenalkan Pak, saya Mei, seorang remaja yang dilahirkan 18 tahun lalu di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Sampai saat ini saya masih saja menetap di sini, di kota yang kabarnya merupakan kota termiskin ke-3 di Jawa Timur. Walaupun kota ini sarana, prasarana dan kepopulerannya tak se-menakjubkan kota lain, saya tetap bahagia di sini, Pak. Saya masih bersyukur karena tinggal di Bondowoso yang merupakan bagian dari NKRI
Pak, untuk membentuk negara yang bagus, faktor utamanya SDM, bukan? Karena saya rasa Indonesia tidak punya kendala di SDA, persoalannya hanya SDM kita yang saat ini membludak di kuantitas namun kurangnya kualitas. Dan di opini saya, SDM yang baik akan diperoleh dari pendidikan yang baik pula. Karena itu, tugas utama kita (pemerintah dan tentu saja rakyatnya) adalah meningkatkan pendidikan Indonesia. Pak, mungkin ini terdengar seperti sebuah ocehan, tapi saya melihat pelajar Indonesia kurang memiliki greget untuk belajar. Memang tidak semua pelajar sih. Pelajar Indonesia sering pula mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tapi di balik itu masih lebih banyak pelajar yang bersekolah hanya karena formalitas, bahkan tak kalah banyak pula yang tak mengenyam bangku pendidikan.
Pak, Indonesia sudah punya ajang bergengsi nasional bagi para pelajar seperti OSN, O2SN, FLS2N, dll. Sayangnya tak banyak yang mengetahui ajang ini, bahkan acara joget-joget di TV yang tak mengedukasi itu jauuuuh lebih terkenal, Pak. Em, begini Pak, maksud saya, ketika suatu event menjadi populer dan “didewakan”, tentu kita akan terpacu untuk memantaskan diri menjadi pesertanya, kenapa? Karena peserta ajang-ajang semacam ini dibatasi, akan dilakukan seleksi mulai dari tingkat sekolah-provinsi untuk mencari yang terbaik dan terpantas mewakili provinsinya di tingkat nasional.
Pak, saya sering melihat para peraih nilai fantastis UN diundang ke acara talkshow, mereka pasti bangga karena menjadi dikenal oleh penduduk Indonesia. Tapi, saya sangat jarang melihat juara / peraih medali ajang-ajang tadi, bahkan di acara TV local sekalipun. Faktanya, materi OSN –untuk jenjang SMA- adalah materi perkuliahan yang masih dikembangkan lagi. Bukankah sangat luar biasa peraih medali OSN yang masih berstatus SMA tapi berpemikiran sarjana?
Pak, di luar sana banyak remaja yang mendapatkan uang dari cara tak wajar seperti mencuri, menjual narkoba, judi, dll. Jika partisipan ajang-ajang tadi hanya diberi reward uang, apa bedanya dengan anak-anak lain? Tapi maaf Pak, bukan bermaksud minta di-anak-emaskan, tapi bukankah wajar jika mereka diberi reward lebih? Reward yang tak akan didapat anak-anak lain dengan mudah..
Ketika peraih medali di ajang tadi –atau bahkan pesertanya- menjadi setingkat dengan selebriti yang terkenal, saya yakin terjadi kecemburuan sosial! Di sanalah peran orang tua dan guru, bagaimana cara membimbing mereka untuk mengonversi kecemburuan itu menjadi energi positif untuk mengalahakan mereka, muntuk menyaingi mereka. Ketika para pelajar berlomba-lomba meningkatkan potensi diri mereka, saat itulah kualitas pelajar Indonesia meningkat!
Dengan potensi diri yang semakin matang, dengan kecintaan pada bumi pertiwi, saya percaya mereka akan mengabdikan diri untuk memperbaiki negeri ini. Untuk meningkatkan segala aspek kehidupan negeri ini. Bukan tidak mungkin lagi Garuda akan terbang tinggi dalam waku dekat.
Pak, sekali lagi maaf, saya memang hanya seorang pelajar yang bisanya hanya mengeluh dan mengkritik. Maaf saya belum bisa mempersembahkan apapaun bagi negeri ini kecuali doa. Doa agar pemimpin bangsa ini bisa amanah, doa agar negeri ini kembali berswasembada, doa agar perusahaan di negeri ini tak dikuasai investor asing, dan doa agar negeri ini aman, tentram dan sejahtera..
Pak, sekian surat dari saya. Maaf jika terdapat kesalahan kata, kekhilafan pemikiran, atau apapun itu.
Salam Indonesia sejahtera!
MEILISA
SMAN 1 Tenggarang Kabupaten Bondowoso Jawa Timur
0 komentar:
Posting Komentar