728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Jumat, 30 Agustus 2013

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Yang Terlupakan

    Jember, 22 Agustus 2013


    Untuk siapapun yang membaca surat ini.


    Khususnya kalian, generasi penerus bangsa.


    Selamat malam, teman seperjuangan.


    Teman,


    17 Agustus lalu, 68 tahun sudah negara ini merdeka.


    Teman,


    Kita juga sudah terlalu banyak berbicara tentang tanah air ini.


    Kita sudah terlalu banyak berdiskusi tentang pemerintahan. Tentang para koruptor yang sedang sibuk meningkatkan karirnya. Tentang sidang-sidang yang hanya menjadi ajang tidur siang bagi para pejabat, bahkan tentang UU ormas yang belum gencar di canangkan sudah kita bahas.


    Kita sudah terlalu banyak berbicara tentang sistem pendidikan di Indonesia. Tentang sistem pendidikan yang katanya kacau balau. Tentang wacana wajib belajar 9 tahun tapi masih banyak yang tidak bisa sekolah karena kekurangan biaya. Tentang UN 2013 yang mengecewakan banyak pihak, bahkan tentang kurikulum 2013 yang mengikat kita sekarang sudah sering kita jadikan topik pembicaraan.


    Kita juga sudah terlalu banyak membahas tentang perekonomian bangsa ini. Tentang banyaknya pengangguran atau angka kemiskinan yang ada. Tentang kisah-kisah si Kaya dan si Miskin yang melegenda. Bahkan topik kenaikan BBM tidak lupa kita diskusikan.


    Teman, kita sudah terlalu banyak membicarakan itu semua.


                Kita melupakan banyak hal karena kita terlalu banyak mencari kesalahan Bapak Presiden, Menteri Pendidikan, Menteri Perekonomian, Guru, DPR, atau siapapun itu. Kita terlalu banyak melimpahkan keluhan pada negeri ini.


                Kita melupakan bahwa sebenarnya kita tidak benar-benar mengerti bagaimana caranya untuk membangun pemerintahan yang baik, bagaimana sebenarnya membangun negara baik. Tapi sebenarnya kita berdiskusi sebagai bentuk perhatian kita, bukan ?


    Kita juga melupakan bahwa banyak teman-teman kita yang masih meremehkan negeri ini. “Indonesia ae lho” “Gitu itu wes Indonesia” “Aku pingin ke luar negeri aja biar gak di Indonesia. Males.” “halah, Indonesia pasti gitu”. Banyak yang melupakan makna –tanah air beta.


                Bahkan kita lupa bahwa negeri ini tidak hanya bergantung pada bapak presiden atau pejabat negara. Ada sosok yang kita lupakan. Yaitu, kita. Generasi penerus bangsa. Itu mengapa aku memanggil kalian dengan sebutan teman seperjuangan. Karena sekarang kita sedang sama-sama berjuang untuk masa depan Indonesia.


    Teman,


    Kita melupakan untuk membahas apa-apa saja yang sudah kita berikan untuk negeri ini, lebih dari sekedar kritik atau bahkan kebencian. Doa-doa apa saja yang sudah kita panjatkan untuk negeri ini.


    Rencana-rencana apa saja yang akan kita diskusikan untuk 20 atau 30 tahun kedepan dalam membangun negeri ini. Bagaimana kita akan membangun pemerintahan kita nanti yang saat ini penuh kritikan. Bagaimana kita membangun masyarakat yang aktif dengan pemikiran kritis tapi berkarakter.


    Strategi-strategi apa saja yang kita butuhkan untuk mengembalikan apa yang Guru PKn biasa sebut dengan nasionalisme.


                Ayo berhenti menghujat dan menitik beratkan semua beban pada Indonesia. Tidak ada larangan untuk memberikan hujatan sepedas apapun, ini negara demokrasi. Tapi kita juga tidak lupa bagaimana kalian dilahirkan di tanah ini, bukan? Kita juga sudah diajarkan untuk saling memberikan toleransi, bukan?


                Bapak presidaen, Pemerintah, atau siapapun itu, tidak akan berhasil membangun negeri ini dengan baik tanpa dukungan dari kita sebagai masyarakat. Ayo menjadi anak bangsa yang baik, yang mau bertindak bukan hanya di lidah tapi dalam sikap dan tindakan. Beri kritik, saran, juga doakan tanah air kita ini agar lebih baik. Talk less, do more guys.


    Supaya nanti saat aku mengirim surat untuk Indonesia, akan aku kabarkan bahwa anak bangsanya begitu mencintainya, akan aku kabarkan bahwa banyak doa yang kita panjatkan untuk Indonesia, juga akan aku kabarkan bahwa kita (generasi muda) siap untuk membangun Indonesia yang lebih baik kedepannya.


    Jadi, Apa yang akan kamu berikan untuk tanah air ini ?


    Tertanda,


    Teman seperjuanganmu


    Fildzah Zata Syauqina Izzati

    SMAN 1 Jember - Jawa Timur

    Info lengkap lomba silakan klik di sini

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Yang Terlupakan Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top