728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Sabtu, 31 Agustus 2013

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Naik Turun Prestasi Indonesia Dalam Olimpiade Fisika

    Yth. Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) RI


    Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen)


    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas


    Hal :           Naik Turun Prestasi Indonesia dalam bidang Olimpiade Fisika


    Salam sejahtera bagi kita sekalian.


    Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya negara kita, Indonesia, meraih prestasi hebat di ajang Olimpiade Matematika Internasional (IMO – International Mathematics Olympiad) ke-52 di Santa Marta, Kolombia, dengan meraih emas untuk pertama kalinya, serta 1 perak dan 4 perunggu. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan, mengingat medali emas itu baru kita raih sejak kita mengikutinya pada 1988.


    Tapi, saya prihatin melihat prestasi tim Indonesia di ajang Olimpiade Fisika Internasional (IPhO – International Physics Olympiad) ke-44 di Copenhagen, Denmark. Tradisi meraih emas di ajang tersebut sejak 2002 terhenti tahun ini, tepatnya bulan Juli yang lalu. Tim kita hanya meraih 4 medali perunggu, dan 1 wakil kita pulang dengan tangan hampa. Dalam catatan saya, selain tradisi meraih emas terhenti, ada juga rekor kurang baik lainnya, yaitu untuk pertama kalinya ada wakil kita yang pulang dengan tangan hampa sejak 1997, padahal ajang tersebut telah kita ikuti sejak 1993. Tak ada kata lain selain memprihatinkan.


    Ada apakah gerangan? Ini bukan sesuatu yang biasa, tetapi sangat aneh, mengingat saat ini lomba mata pelajaran bertajuk ‘olimpiade’, terutama ‘olimpiade fisika’, diadakan di banyak tempat di negara kita. Apakah kita kekurangan bakat-bakat dalam bidang fisika? Tentu tidak. Pelajar di Indonesia begitu banyak, dan anak-anak cerdas pandai bertaburan bagai garam di seluruh pelosok negeri. Tapi mengapa hasil yang diperoleh negara kita di ajang IPhO seperti ini?


    Saya melihat ada bakat-bakat terbaik kita yang justru tidak diikutkan ke ajang yang lebih tinggi. Sebelum IPhO diadakan, ada ajang Olimpiade Fisika Asia (APhO – Asian Physics Olympiad) pada bulan Mei di Bogor, Indonesia. Tim Indonesia berprestasi baik sekali, dengan raihan 2 medali emas, 2 medali perak, 2 medali perunggu, dan 2 medali HM (honourable mention). 2 orang peraih emas merupakan orang yang sangatlah istimewa, karena salah satunya, Himawan Wicaksono Winarto, mendapatkan peringkat absolute winner (juara Asia atau juara 1 APhO) sekaligus gelar best experiment (terbaik dalam soal eksperimen). Sedangkan peraih emas yang lain, Josephine Monica, meraih juga gelar best female (perempuan dengan peringkat tertinggi), dengan meraih peringkat 5 pada klasemen keseluruhan. Kedua orang tersebut, dan mungkin anggota tim lainnya, tentu sangat siap untuk dikirimkan ke ajang yang lebih bergengsi, walaupun hanya terpaut 2 bulan, karena mereka sudah mendapatkan pelatihan intensif, dan mereka masih bisa dan siap dilatih intensif lagi. Tapi, mengapa kedua nama itu tidak ada dalam tim Indonesia yang dikirimkan ke ajang IPhO? Seharusnya negara, melalui Kemdikbud, bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan baik. Tapi, nasi telah menjadi bubur. Semua sudah berlalu, tak dapat terulang kembali.


    Sekarang yang patut dievaluasi pelaksanaannya adalah OSN (Olimpiade Sains Nasional) tingkat SMA. Maaf sebelumnya saya menanyakan hal-hal berikut ini. Konon kabarnya, pelaksanaan OSN ditengarai hanya berdasarkan perimbangan provinsinya (dari provinsi-provinsi berkembang), sedangkan peserta cerdas pandai dari provinsi-provinsi maju mulai tidak diloloskan. Kabarnya pula, dalam OSN terjadi pengaturan peringkat sedemikian rupa sehingga hasilnya sering mengagetkan para peserta yang sudah malang melintang di berbagai lomba yang ada di daerah. Pertanyaan saya hanya 1, “APAKAH ITU SEMUA BENAR?”


    Saya berharap itu tidak benar. Kalau hal-hal di atas tidak benar, yang perlu diperbaiki adalah kualitas pelatihnya. Pelatih untuk ajang internasional diharapkan sudah lama malang melintang di ajang internasional, lebih bagus lagi jika sudah pernah mengikuti ajang internasional. Perlu juga memanggil para alumni olimpiade internasional yang telah menimba ilmu di luar negeri, agar bibit-bibit terbaik yang ada bisa meraih prestasi terbaiknya.


    Tetapi jika itu benar, selain kualitas pelatih, kualitas OSN dalam segala aspek juga perlu diperbaiki, agar menjadi kompetisi yang sehat, bersih, merdeka, dan menghasilkan bibit-bibit terunggul negeri.


    Sekian surat terbuka dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan dalam tutur kata saya dalam surat ini. Dengan ini saya ucapkan terima kasih.


    Surakarta, 28 Agustus 2013


    Pengamat olimpiade, seorang siswa biasa



    Stephen Kevin Giovanni


    SMA Kristen  Kalam Kudus Sukoharjo - Jawa Tengah


    Info lengkap lomba silakan klik di sini

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Naik Turun Prestasi Indonesia Dalam Olimpiade Fisika Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top