[Peserta Lomba Menulis Surat] Lihat Kami di sini, Wahai Pertiwiku.

Kepada
Indonesia

Matahari menyongsong indah di Sabtu pagi pada 68 tahunmu kali ini ‘Indonesiaku’. Selamat Ulang Tahun Indonesia ke-68, seluruh harapan baik kami untukmu.

Hai Indonesia, sepucuk surat untukmu dari seorang disini diantara milyaran yang masih menunggu perubahan indah darimu. Kenalkan aku salah satu dari jutaan putra-putri bangsamu yang masih setia dan tetap berjuang agar namamu bisa lebih harum dari sekarang. Aku berusia 15 tahun saat ini dan dalam kenyataan yang aku tahu ada 3,8 juta temanku yang tidak dapat meneruskan sekolahnya di negerimu ini atau sekitar 4 menit dari kami putus sekolah, aku bukan hendak membuatmu sedih di hari ulang tahunmu tapi inilah yang aku tahu dan ada sebercak harapan bahwa aku ingin semua putra-putri bangsa ini berjuang bersamaku untukmu tanpa ada satupun yang tidak bersekolah karna aku tau bahwa pendidikanlah modal awal dari suatu pembanguna bangsa.

Aku bukan hendak mengeluh, bukan! Aku hanya merasa khawatir dan iba kepadamu. Memiliki 5.193.250 km² yang 70%  diantaranya adalah lautan dengan keindahan bahari yang menakjubkan dan 30% tanah yang subur dengan beraneka hayati yang ada di dalamnya. Namun pernahkah kau sadar bahwa akhir-akhir ini begitu seringnya kami mengimpor garam, beras, gula, dan kedelai padahal kau terkenal sebagi negeri agraris, putra bangsamu terjerat jebakan hina narkoba dan yang baru saja terjadi bahwa kenyataanya dalam tubuhmu terdapat banyak cacing mengerogotimu dengan rakus dan menjadi beban untukmu karna menambahkan angka kemiskinan di negeri ini ‘koruptor’. Kami terus menghinamu padahal kamilah yang salah.

Kau cukup hebat Indonesia, dengan damai kau hadapi semua itu. Kau mampu tersenyum meskipun dalam matamu ada kaca yang kau tahan agar tidak pecah, kau tahan duri yang menusuk mengganjal dalam ulu hatimu dan berbisik lirih pada kami bahwa kau mampu, ya.. kita mampu meskipun banyak keraguan dan cercaan mereka terhadapmu.

Tapi disudut lain darimu, sungguh banyak sekali mereka obat yang sedikit mebuatmu bisa menghela nafas. Membanggakan namamu dengan prestasi yang mengagumkan. Membawa garuda sebagai lambang dan Indonesia sebagai sebagian dari jiwa mereka yang dengan gagah mereka tunjukan. Mengenalkan kepada dunia bahwa kau adalah negeri yang penuh kharisma.

Wajah kami memang penuh debu dan keringat, berbekal semangat dan tekad, masih belia dan tak tahu apa-apa tapi kami punya rasa cinta dan peduli terhadapmu. Namun kami masih ragu, akankah yang kami lakukan sekarang dapat kau terima nanti? Kami takut setelah banyak butir peluh yang kami keluarkan untukmu, mencoba bekerja keras dari fajar masih tertidur hingga berganti gelap untuk dirimu Indonesia dan ketika kami abdikan diri kami namun tidak ada perubahan yang terjadi dalam dirimu seolah memukul kami mundur, memutuskan harapan besar kami dalam tujuan untuk membawamu lebih tinggi lagi. Kami bukan tidak iklas, tapi begitu banyak cerita tentang orang-orang hebat yang katanya tak kau hargai disini dalam pengabdianya.

Jadi tengoklah kami disini, bangsa hebat pemimpin Indonesia selanjutnya yang jujur nan bijaksana, yang akan membebaskan ratusan perusahaan asing di tanahmu dan menekan angka 7juta tuna wisma, agar kami jadikan “made in Indonesia” sebagai nomor 1 dunia, agar senantiasa kami ciptakan negeri yang damai dengan toleransi yang tinggi untuk cucu-cucu kami kelak agar lebih nyaman berada disini, agar kau mampu senyum lepas pergi meninggalkan semua bebanmu.

Doakan kami Indonesia agar tetap kokoh berdiri ditengah goncangan untuk menjadi generasi harapan bangsa yang mampu jujur mengemban tugas kami, yang tidak serakah dalam mengambil kekayaanmu, yang menjunjung tinggi pancasila dan bhineka tunggal ika, yang berusaha menyejaterakan negeri ini tanpa harus banyak berjanji, yang rendah hatinya berbalut merah putih yang tiada usang dan pudar dalam jiwanya.

Doakan kami agar kami mampukan diri kami untuk terus belajar dalam niat dan lindungan Tuhan, untuk keras dalam berjuang, untuk tangguh dalam berperang, untuk menyejaterakan diri kami dan bangsa kami, untuk menarik diri dari hal yang merusak citra negeri kami, untuk tetap mencintai negeri kami dengan iklas dan tiada henti, untuk memantaskan diri kami sebagai pusat kekuatanmu, dan untuk terus menjaga tujuan kami untuk mengharumkanmu.

Semoga aku bisa menjadi bagian dari kemegahanmu esok hari. Terima kasih untuk tanah yang setiap hari aku pijak, untuk langit biru yang setiap hari memayungiku, dan teruntuk merah putih yang tiada henti berkibar di langit nusantara dan menjadi kebanggaan kami putra-putri bangsa. Ini pengabdianku kepadamu wahai pertiwiku. Janji kami! Dirgahayu Indonesiaku…

“ … Tanahku tak kulupakan.. Engkau ku banggakan…”

Ilfaswari Maharani

SMA Al-Irsyad Satya Islamic School, Bandung Barat - Jawa Barat

Info lengkap lomba silakan klik di sini

Agustus 30, 2013