728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 01 September 2013

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Menyimbak Kabut Indonesia

    Assalamualaikum Wr.Wb


    Kepada Presiden Republik Indonesia


    Bapak Susilo Bambang Yudhoyono


    Di 'Tanah Surga' Indonesia



    Alhamdulillah segala puji syukur hanya milik Allah yang telah memberikan nikmat dan kesempatan yang besar, sehingga kita bisa terlahir di bumi yang bergelar 'Zamrud Katulistiwa' bernama Indonesia ini. Kebahagiaan terlahir di bumi Indonesia adalah kebahagiaan hati yang tak terbeli oleh materi. Hingga dimana kaki menginjak bumi Indonesia, disanalah tumbuh bibit cinta yang tersimpan dalam dada.


    Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sosok teladan sepanjang zaman. Pahlawan yang sengaja Allah lahirkan ditengah situasi dunia dan padang pasir yang sulit, yang kehadirannya dinantikan untuk membawa perubahan bangsa. Beliau adalah teladan bagi orang yang biasa melakukan 'pekerjaan-pekerjaan besar' sampai waktu mereka habis.


    Bapak presiden yang baik,


    Saya adalah warga Indonesia yang tinggal di Lampung. Jujur, Saya sangat bangga bisa terlahir menjadi warga Indonesia. Karena bagi saya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keunikan tersendiri. Indonesia terdiri dari ribuan pulau dengan kekayaan alam yang melimpah ruah, dengan jumlah penduduk sangat besar yang beragam suku bangsa, letak geografis dan geostategisnya mendukung iklim dan cuaca yang seimbang. Wajar jika para dayang wayang kulit menggambarkan kemakmuran negeri ini dengan kalimat yang sangat indah "gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo" yang boleh diartikan secara sederhana; suatu negeri yang memiliki tingkat kemakmuran yang tiada taranya. Dimana-mana yang ada bukanlah lautan melainkan kolam susu. Sungguh, saya sangat bangga.


    Namun, jika melihat kondisi negeri ini sekarang. Betapa miris hati saya. 68 tahun sudah Indonesia merdeka. Tapi ternyata Indonesia belum mampu dikatakan sebagai Negara yang makmur. Malah kini wajah Indonesia mulai berubah. Korupsi menjadi bagian dari kehidupan para pemimpin bangsa. Korban kemanusiaan bernama nilai-nilai lokal terpasung atas nama modernitas. Nilai-nilai agama mulai luntur karena tergantikan oleh nilai globalisasi-sekuler. Kemiskinan seolah masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Bahkan akhir-akhir ini melambungnya harga kebutuhan pokok dan BBM justru diimbangi dengan merosotnya nilai mata uang rupiah. Banyaknya masalah baru yang bermunculan ini, ternyata tidak juga menstimulus  untuk menuntaskan masalah lama yang belum terselesaikan. Dan kenyataannya sekarang, justru pergulatan politik praktis, manipulasi elite dan rekayasa pencitraan menjadi tontonan biasa yang dikonsumsi setiap hari oleh ratusan juta rakyat Indonesia. Sungguh ironis.


    Bapak presiden yang terhormat,


    Seperti yang sudah kita ketahui, sesungguhnya bangsa ini dibangun dan didirikan diatas ide besar, dengan tekat dan semangat yang tinggi, serta sikap terpuji dan pengorbanan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, mari sekarang kita bangun kembali. Rakyat negeri ini sedang menanti kontribusi terbaik bagi kejayaan bangsa, menunggu keikhlasan kaki kita membawanya kearah yang lebih baik. Sejarah masih mencatat, gedung merdeka jalan asia-afrika masih menjadi saksi bahwa dimasa lalu kita pernah menjadi 'lidah dan macan' tunggal yang memproklamirkan kemerdekaan sekaligus kebangkitan bagi bangsa-bangsa terjajah. Saat ini adalah kesempatan terbaik untuk membahas sebagaimana mestinya dan mengepakkan sayap perubahan, karena kita semua adalah anugerah bagi negeri ini untuk masa depannya yang gemilang, sekaligus  untuk peran strategisnya di pentas peradapan dunia sebagai juru bicara terbaik asia dan dunia islam. Dambaan terbaik bagi negeri ini adalah Indonesia menjadi negeri yang disebutkan dalam Al-Qur'an: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (QS. Saba':15).


    Bapak presiden yang baik,


    Akhirnya, gagasan ini hanyalah sebuah upaya untuk kembali menyadarkan kita atas mimpi-mimpi negeri ini yang masih tertunda. Walau sederhana, setidaknya dari situlah kita bisa mengawalinya menyimbak kabut kebangkitan Indonesia. Mohon maaf jika ada salah kata dan terimakasih atas perhatiannya.



    Salam Hormat,


    Perindu kebangkitan



    Tria Septiana


    MAN 1 Metro, Lampung Timur -Lampung


    Info lengkap lomba silakan klik di sini

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Menyimbak Kabut Indonesia Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top