728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Selasa, 03 September 2013

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Kelakuan Kami

    Assalamualaikum wr.wb.


    Kepada bangsa Indonesia tercinta


    Apa kabar Indonesia? Baikkah? Sedihkah?


    Jika engkau berkata bahwa kau baik-baik saja, aku yakin pasti itu hanya ungkapan dibibir saja. Aku tahu engkau tengah berduka karena aku dapat merasakannya.


    Aku tahu kau berduka karena kau tengah dilanda rindu. Rindu akan Indonesia yang dulu. Indonesia yang ramah, Indonesia yang suka bergotong royong, Indonesia yang penuh sopan santun.


    Indonesia yang aku dan engkau lihat sekarang adalah Indonesia yang kebarat-baratan. Indoensia yang bangga dengan budaya asing. Lihatlah kami, generasi muda Indonesia, yang begitu mengagumi budaya asing hingga kami terapkan dalam kehidupan sehari-hari kami. Kami lupa nilai-nilai luhur budaya bangsa kami sendiri.


    Kami bangga melakukan pergaulan bebas karena menurut kami itu adalah bukti kami modern. Bukti bahwa kami sama dengan bangsa lain. Kami tahu bahaya yang ada dibaliknya. Tetapi kami pura-pura tidak tahu. Kami tidak peduli. Kami hanya butuh kesenangan. Bukankah masa remaja adalah masa bersenang-senang?


    Kami bangga menjadi netizen, warga negara internet karena kami adalah para digital natives. Kami adalah suku asli kaum digital. Kami harus selalu daring- dalam jaringan. Jika tidak, kami akan “sakaw”. Kami akan lemah, hilang konsentrasi dan tidak berdaya. Kami telah teradiksi internet karena internet telah memberi kami segala yang kami inginkan. Dengan hanya meng”klik”, informasi apapun bisa tersaji di depan mata.


    Karena kami suka dengan pergaulan bebas, situs favorite kami adalah situs-situs porno, situs yang menawarkan surga dunia. Kami tahu penyelia situs-situs tersebut ingin membuat kami teradiksi, namun kami tidak peduli. Kami hanya butuh kesenangan.


    Kami haus akan komunikasi. Namun bukan komunikasi nyata yang kami butuhkan. Kami hanya butuh komunikasi maya, dengan teman-teman yang maya. Kami tidak peduli dengan teman nyata yang ada di samping kami, di depan kami, di sekeliling kami. Keramahtamahan dan gotong royong hanyalah masalah basi buat kami. Sungguh kami tidak peduli.


    Internet, dunia cyber, dunia yang menawarkan budaya cepat, budaya instant begitu sesuai dengan jiwa muda kami. Kami tidak suka proses bertele-tele yang panjang dan melelahkan. Kami tidak suka bekerja keras. Kami hanya ingin hidup senang tanpa perlu berkeringat.


    Energi kami begitu berlimpah. Kami butuh pengakuan. Hanya satu cara mendapatkannya yaitu dengan tawuran. Tawuran membuktikan bahwa kami berani, bahwa kami solider, setia kawan. Kami tidak peduli orang yang kami lawan adalah saudara kami sendiri. Saudara sebangsa kami. Kami juga tidak peduli siapa yang salah dan siapa yang benar. Sungguh kami tidak peduli. Kami hanya butuh pengakuan dengan cara yang cepat. Kami hanya butuh menyalurkan energy berlebih dalam diri kami.


    Kami tahu kami adalah generasi yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia. Kami tahu Soekarno, Presiden pertama kami, pernah berkata bahwa “seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”. Kami tahu mereka yang telah berjuang untuk negeri ini berharap banyak pada kami. Berharap kami dapat membuat perubahan yang lebih baik bahkan spektakuler untuk bangsa ini khususnya dan dunia pada umumnya. Namun kami tidak peduli. Kami tidak suka kerja keras.


    Kami yang tidak peduli dengan bangsa ini, kami yang tidak suka kerja keras, kami yang hanya suka bersenang-senang adalah kami yang belajar dari lingkungan kami. Kami tidak punya tokoh panutan yang dapat membimbing kami menjadi pribadi yang memiliki nilai luhur budaya bangsa.


    Indonesia, kami tahu kelakuan kami begitu memprihatinkan. Kami tahu engkau berduka karena harapan yang kau simpan di pundak kami, telah kami sia-siakan. Maafkan kami yang hanya bisa membuatmu menangis. Maafkan kami yang hanya mampu berkeluhkesah tanpa mampu bertindak. Maafkan kami yang lebih bangga menjadi bangsa lain. Sungguh maafkan kami. Untuk saat ini kami hanya tidak peduli …


    Menangislah Indonesia. Menangislah untuk kami. Mungkin tetesan airmatamu bisa menyejukkan hati kami.


    Wassalam



    Silvana Fitria Mandang


    SMA Negeri I Waled Kabupaten Cirebon - Jawa Barat



    Info lengkap lomba silakan klik di sini




    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Kelakuan Kami Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top