728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 01 September 2013

    [Peserta Lomba Menulis Surat] "Keadilan dalam Pendidikan" Teruntuk Bapak M. Nuh

    Teruntuk Bapak M.Nuh (Menteri Pendidikan RI)



    Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.


    Bagaimana kabar Bapak hari ini? Semoga saja Bapak beserta Pejabat Pemerintah ada dalam kondisi yang baik-baik saja untuk menjalankan tugas dalam mengurus Indonesia kita.


    Bapak yang saya banggakan, terlebih dahulu perkenankan saya siswa kelas XII di sebuah Kota yang besar di negara kita tercinta ini. Bolehkah saya membagi cerita saya kepada Bapak?


    Pak, 2 tahun yang lalu tepatnya  Juni 2011, hati saya begitu kacau. Hasil UN saya 36,25 sedangkan teman-teman saya 37-38. Bukan maksud hati saya untuk sombong dan berbesar hati, tapi saya siswa yang selalu mendapat peringkat 3 besar di kelas. Ketika saya tahu bahwa teman-teman saya yang tak pernah belajar mendapatkan nilai yang lebih besar dari saya, saya terjatuh Pak. Rasanya seperti sudah tak ada lagi semangat belajar dalam diri saya. Dengan rata-rata 9 lebih, saya akhirnya masuk sekolah yang tak favorit, bukan sekolah yang selama ini saya cita-citakan. Bisakah Bapak membayangkan angka 9 seperti tak ada apa-apanya?


    Jawabannya, saya kecewa besar karena kejujuran di negeri ini sudah tak berarti sekecil apapun. Kadang, saya ingin pergi ke negara lain bahkan ke luar angkasa untuk mencari keadilan. Dan kemudian, saya tersadar bahwa negeri ini tidak salah sama sekali pada saya. Negeri ini telah dirusak dan dibuat malu oleh para penghuninya.


    Saya mencoba untuk bangkit, karena saya sadar masa depan saya masih panjang. Saya belajar tak henti-henti sehingga selama 2 taun ini, saya bisa meraih peringkat 1 dikelas, bahkan 1 taun terakhir ini se-sekolah. Tapi, saya tak pernah merasa bangga, karena saya tau teman-teman saya masih banyak yang lebih pintar dan rajin dari saya di Sekolah favorit.


    Berkali-kali, saya mencoba bangun sepenuhnya dari mimpi buruk yang teramat panjang ini. Sayangnya, berbagai godaan terus menghantam saya seperti rintik hujan dimusim penghujan. Pak, hampir di semua sekolah nilai kejujurannya tak ada. Hanya ulangan harian saja, semua mencontek atau istilah kerennya Open Book.


    Saya kaget karena selama saya SMP, saya menyaksikan hal ini hanya pas UN berlangsung. Tapi kini, hal itu sudah menjadi pemandangan saya setiap hari. Sebentar Pak, saya mau bertanya apakah kejujuran itu penting? Apakah mencontek itu perbuatan yang baik dan dibolehkan oleh Allah? Jika itu hal baik, saya juga akan melakukannya. Tetapi, beberapa orang memberi nasihat bawa saya harus tetap jujur dan berada pada pendirian saya. Sering kali saya berfikir untuk mencontek, tapi nyatanya saya masih ragu untuk mencontek.


    Lalu, jika mencontek dibolehkan untuk apa ada ulangan? Untuk apa ada tes setiap selesai mata pelajaran? Untuk apa ada rapot? Sejujurnya, saya benar-benar kebingungan. Saya lelah Pak dengan semua ketidakpastian ini. Tidak ada lagi tempat saya bertanya, selain kepada Bapak yang sangat mengerti dibidang pendidikan.


    Pak, jika boleh mengomentari soal UN 2013, saya berterimakasih sebesar-besarnya pada Bapak. Penyelenggaraan UN yang 20 paket itu sangat membantu orang-orang seperti saya untuk tidak didzalimi. Memang, setiap usaha baik di negeri ini seringkali dipandang buruk. Bersabarlah dan terus perbaiki kualitas pendidikan di negeri ini. Saya tidak pernah mempermasalahkan ada tidaknya UN, saya mempermasalahkan keadilan, agar semua siswa di Indonesia bisa bersekolah sampai SMA bahkan perguruan tinggi sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. Bukan sesuai atas tes selama 4 hari yang dibarengi dengan kelicikan dimana-mana.


    Mungkin, keinginan saya tidak sesuai dengan keinginan pelajar masa kini, tapi tidak sedikit juga pelajar yang masih memegang teguh kejujuran. Karena, karakter lebih utama daripada angka-angka yang berjejer di buku rapor. Semoga kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik, tapi jangan juga membebankan siswa. Saya dan jutaan siswa khususnya siswa SMA kelas XII menunggu bagaimana keputusan pelaksanaan UN dan penerimaan mahasiswa baru tahun 2014 nanti.


    Pak....


    Negeri ini terlalu indah untuk ditinggalkan, terlalu sayang apabila terus didzalimi orang-orang yang tak bertanggung jawab, terlalu tragis apabila hanya dicaci dan dimaki tanpa ada dukungan. Negeri ini negara terkaya dimata saya, hanya sayang jadi miskin gara-gara buta ijo yang berubah menjadi tikus yaitu para koruptor yang kepintarannya tidak dibarengin dengan karakter yang baik.



    Indonesiaku, semoga negeri ini mau bangun untuk kembali bangkit seperti semangatnya para pejuang dalam meraih kemerdekaan. Indonesiaku, janganlah engkau teteskan air mata karena kerusakan ini, berdoalah kepada Yang Maha Kuasa agar kita bahagia dan muda kembali.



    Terimakasih atas perhatian Bapak untuk membaca surat kecil saya ini dan selamat menjalankan tugas dengan penuh sabar dan ikhlas.


    Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.



    Bandung, 31 Agustus 2013



    Fauziah Maulani


    SMAN 16 Bandung - Jawa Barat



    Info lengkap lomba silakan klik di sini

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] "Keadilan dalam Pendidikan" Teruntuk Bapak M. Nuh Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top