728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Senin, 02 September 2013

    [Peserta Lomba Menulis Surat] Lentera Negeriku

    Indonesiaku tercinta aku bersyukur. Sungguh limpahan nikmat di Negeri tercintaku ini begitu besar. Namun, sangat menyedihkan ketika melihat realita kehidupan pendidikan di Negeriku ini. Rasa kecewa pasti muncul dibenakku ketika melihat persaingan di Negara ini. Mereka yang sudah diberi kesempatan untuk bersekolah justru mengecewakan, padahal  mereka masih lebih beruntung. Karena masih banyak anak Indonesia usia sekolah, namun tidak dapat meneruskan sekolah akibat terbentur biaya. Umumnya, mereka yang mampu melanjutkan sekolah, justru menganggap enteng, padahal mereka mempunyai tugas yang besar dan mulia untuk memajukan bangsa ini. Model persaingan di dunia pendidikan sekarang mulai tidak sehat. Mereka mampu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harga dari sebuah nilai. Mereka bersekolah pasti selalu bersaing untuk mendapatkan nilai yang bagus utnuk membuat orangtua mereka bangga atau hanya bahkan ingin mendapatkan pujian. Namun, apakah ini yang dimaksudkan persaingan di sekolah yang sebenarnya? Jawabannya seharusnya adalah tidak. Karena bersekolah adalah bukan perkara nilai, tapi kepahaman. Percuma saja jika nilai bagus tetapi tidak mengerti apa-apa. Coba renungkan ini sejenak, apakah anda merasa bangga dengan nilai haram hasil kecurangan itu? Padahal nilai-nilai selama sekolah akan menjadi pertimbangan untuk nilai kelulusan dan pembuatan ijazah. Sedangkan untuk mendapatkan pekerjaan memerlukan ijazah. Lantas, apakah anda bangga mengais rezeki melalui nilai haram itu? Tentu saja TIDAK. Coba kita lihat persaingan ujian atau uji kemampuan di luar negeri. Ujian adalah sebuah hal yang penting untuk menguji kemampuan diri. Jika mereka belum mampu untuk menyelesaikan ujian dengan baik, itulah kemampuan mereka. Sehingga mereka akan terus berusaha supaya mampu menyelesikan ujian dengan baik. Inilah arti persaingan di dalam dunia pendidikan yang sebenarnya. Test atau ujian diluar negeri benar-benar individual. Uji kemampuan diri, itu lah kemampuan diri sendiri bukan koalisi antara kemampuan diri dengan kemampuan teman-teman yang lain. Maka, sikap mandiri akan tertantam pada diri mereka. Mereka mampu menyelesaikan urusan atau masalah mereka sendiri. Mereka mampu mengatasi sendiri dengan berbekal kemampuan diri. Seperti yang kita ketahui, ujian merupakan pekerjaan individual. Inilah yang sikap yang harusnya dimiliki dari anak-anak Indonesia. Sebenarnya, pelaksanaan ujian juga dapat mengukur seberapa jujurnya orang tersebut. Namun, ternyata di negeri ini banyak yang melakukan kecurangan atau yang lebih akrab kita dengar adalah mencontek. Mencontek itu tidak jujur. Jika sejak dini sudah tidak jujur, bagaimana jika sudah besar nanti? Apakah kebohongan sudah menjadi sebuah kebiasaan, sehingga dianggap wajar? Tidak heran jika di Indonesia tersebar luas para koruptor. Baik itu korupsi waktu, ataupun materi. Mencontek sama halnya dengan memperbodoh diri sendiri. Karena, dengan mencontek, kita tidak akan mau berusaha dan bersusah payah sendiri untuk meraih apa yang mereka inginkan. Mereka akan terus-menerus bergantung pada orang lain. Apakah yang seperti ini pemimpin masa depan Indonesia? Bagaimana bisa memimpin, jika semua hal akan bergantung pada Negara lain? Jawabannya tentu TIDAK!TIDAK! Apakah anda penerus-penerus bangsa ini tega melihat Indonesia negeri kita tercinta 10 atau 20 tahun lagi mengalami keterpurukan akibat tidak dapat memimpin Negara dengan baik dan tidak mampu memanfaatkan, mengolah, serta menggali potensi sendiri. Bukalah mata, lihat dunia. Negara kita begitu indah, begitu nyaman, begitu tentram. Tentunya sumber daya manusia di Indonesia pasti berkualitas jika mau untuk terus mengolah dan menggali kemampuan diri. Yakinlah bahwa negeri kita, Indonesia mampu bersaing, bersanding, berjajar dengan Negara-negara yang sekarang terbilang maju, makmur, dan sejahtera. Mereka makmur, karena mereka mandiri, mau bekerja keras, jujur, pantang menyerah dan berjuang tanpa bergantung pada orang lain namun sosialisasi terjalin dengan baik untuk urusan yang memang pantas untuk disosialisasikan. Bukan tidak mungkin jika Indonesia nantinya mampu menggeser Negara-negara maju di dunia. Asalkan di dalam diri kita, anak Indonesia, penerus pemimpin bangsa mulai berfikir dewasa, memikirkan perencanaan kedepan mau dibawa kemana nasib Negara kita. Selain itu, mari memperbaiki moral. Generasi muda yang jujur, dan menegakkan keberadaan hokum dan keadilan. Generasi-generasi muda perlu mendapatkan pendidikan moral, bimbingan, pengawasan, dan pengarahan supaya rencana mereka terarah dan tidak salah arah. Lembaga pendidikan atau sekolah turut serta berperan penting dalam pembentukkan moral para pelajar. Serta diharapkan dapat memberikan sanksi yang tegas untuk ketidakjujuran para siswa. Karena segala bentuk ketidakjujuran dan kecurangan dapat digolongkan dalam bentuk korupsi kecil. Maka dari itu, para generasi penerus bangsa, marilah kita pelihara sikap jujur, pantang menyerah dan berjuang untuk memajukan Negara kita tercinta.


    Afifah Chairani Rizki


    SMA Negeri 2 Jombang, Jawa Timur


    Info lengkap lomba silakan klik di sini

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: [Peserta Lomba Menulis Surat] Lentera Negeriku Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top