Teruntuk Negeri Permaiku
Hai, seulas senyum kusapa setiap hari ku pada dunia , tak lupa kusapa apa kabarmu hari ini ?
Nyanyian kemerdekaan telah terdengar mengiring setiap bait lantunan kehidupan di tanah nan permai, seulas kebanggaann di dada, karena tanah lahirku kini telah merdeka tapi batinku menangis terisak saat sang senja menyapa dengan rentetan kehidupan mencekam ,negriku merana mengisaratkan tanah terpijak tapi tak terpijak oleh penguasa hati tapi direnggut oleh pendusta kebatilan.
Aku masih mengingat saat burung berkicau di tengah hutan angin menari dengan tiupan eloknya sungguh mempesona ke lambu jiwaku, aku terdiam mengisk saat laut biruku berubah beralas bau bunga seruni yang membusuk dan menumpuk di setiap lapisan mata memandang sekarang aku harus bertanya pada siapa? negriku merana aku harus menolongnya wahai para pebguasa ,kembalikan negri hijau elok mempesona wahai pendusta jangan kau injak surga keindahan biru berwarnaku.
Kini aku bertanya pada negriku ,kuatkah kau menanggung ini ?entahlah,tapi jawaban datang saat kau pemimpin negri,penguasa negeri surga ku, raihlah negeriku yang hampir terperosok dalam, hanya tangan kuat yang beralas nama hati membara yang akan menolong negri ku sekarang dimana para pejuang yang bisa membakar api cinta tanah air? dalam lamunanku hatiku terus bertanya apa yang di inginkan para penguasa itu? atau mereka tak punya hati nketulusan? sikapnya membabi buta mengusik ketenangan saat kesunyian meramainkan lantunan nyanyian yang tak jelas
Apa makna dari sebuah keserakahan, entahlah, penguasa telah mengusik negeri ku keserakahan yang tak ada ujungnya kini kau para perampas dan perusak negeri permai ku kembalikan tetesan darah yang telah pahlawan ku korbankan dengan ketenangan , kedamaian di negri para pecinta nyanyian kemerdekaan daan lantunan kemakmuran hijau permai, yang takan ada seulas pahit getir lagi mengembang jalan para pejuang dan pendkar negri hijau permai hijau damai
Kan kukatakan para penguasa kehidupan dengan lantang, kembalikan negeri ku sekarang! yang merana diterpa kusikan nyanyian menggebu yang merusak jantung negeriku
Dari
Erin Nur Aeni
Siswi SMA Islam Al-Mizan Majalengka - Jawa Barat
[…] Teruntuk Negeri Permaiku […]
BalasHapus