Alkisah ada sebuah lubang yang sangat dalam dan di dasarnya terdapat banyak katak, sudah berhari hari mereka terjebak di dalamnya dan belum makan sama sekali , semua katak berusaha melompat keluar dari lubang, tidak ada satupun katak yang tidak berusaha untuk melompat keluar sampai pada upaya yang ke-beratus sekian seekor kata mulai mengeluh “Ah! habislah kita, lubang ini terlalu dalam tidak mungkin kita bisa naik ke atas”. Akhirnya satu persatu mulai menyerah dan menghentikan lompatan, perlahan lahan semua kata sedih dan hanya diam menunggu takdir mereka. Singkat cerita, datanglah sekelompok peneliti ke daerah TKP dan mereka menemukan seekor kata yang berhasil lolos keluar dari lubang yang sangat dalam itu, usut punya usut ternyata setelah diteliti kata itu adalah seekor katak yang tuli.
Aku menyaksikan bahwa orang orang bersitegang demi kursi di pemerintahan, aku melihat para pemuda lebih mencintai perasaannya dibanding nasionalisme, aku melihat guru lebih memilih pekerjaannya dibanding masa depan muridnya, aku melihat sekolah lebih memilih nama baiknya daripada mendidik anak bangsa untuk jujur. Saat aku lihat kesebelah, aku dapat dengan mudah menemukan kecurangan, mungkin kalau kecurangan dilakukan secara sembunyi itu lebih baik meskipun itu tetap salah, namun sepertinya kecurangan sudah biasa sehingga terlihat wajar jika melakukannya terang terangan. Budi luhur yang dulu kemana?
Aku mendengar pidato dari para pemimpin negara, tapi saat aku melihat, disitu aku sadar bahwa itu belum membuktikan apapun, aku merasa sendiri dan sepi saat harus berdiri tegak menjunjung Pancasila di ambang derasnya ombak hinaan. Banyak orang di negeri ini berteriak, berbicara, berpidato mengenai kemaslahatan bersama, mereka kira aku adalah orang bodoh yang tertipu oleh politik omong kosong, aku tau bahwa aku tidak cukup cerdas dan tidak cukup dewasa. Tapi mereka lupa bahwa gaya politik omong kosong sudah sangat banyak dilakukan pemimpin negara. Jadi mudah saja bagiku untuk tau bahwa itu adalah kebohongan. Dan tentang kemaslahatan yang mereka janjikan sebenarnya itu hanya kulit daripada kepentingan pribadi mereka.
Kenapa orang orang tidak bisa bersatu seperti dulu? Bersatu menginginkan persatuan di tengah kontraversi perbedaan. Menjunjung tinggi toleransi di tengah keberagaman cara berfikir. Kenapa orang orang sekarang terlalu percaya pada kekuatan posisi? Sebenarnya apa yang luar biasa sebuah kata “posisi”. Semua orang ingin merubah indonesia jadi lebih baik tapi itu hanya awalnya, semua terbukti bahwa ketika terjun kedunia perpolitikan maka banyak idealisme yang terlucuti dan hanya tinggal sedikit para pengemban panji panji pancasila di dunia perpolitikan.
Mengorbankan apapun demi pencitraan! Kenapa? Kenapa hal ini harus terjadi? Seberapa pentingkah pencitraan? Kenapa semua orang berlomba lomba demi pencitraan malah bukan berlomba lomba demi kebaikan. Semua memaksa fikirannya, caranya agar diterima oleh orang banyak tapi mereka salah jalan, seorang tokoh, Franz Kafka pernah berkata "Mulailah dengan apa yang benar, bukan dengan apa yang bisa diterima”. Itulah seharusnya idealisme yang harus sejak dini kita bangun dan kita jadikan prinsip, jika tidak maka akan terbawa arus dan hanya mengikuti keinginan segelintir orang di dunia yang penuh perdebatan mengenai kepentingan pribadi yaitu dunia perpolitikan yang rapuh seperti sekarang.
Di hari ini, aku berjanji pada diriku sendiri untuk berhenti mengkritik seperti di atas, aku memang mengeluh tapi keluhanku itu adalah sebuah kepantasan daripada realita yang ada. Namun begitu aku lah yang harus memulai dan kita! Kita para pemuda harus merubah apa apa yang sudah dirusak oleh segolongan mafia penoda pancasila. Langkah pertama kita harus yakin bahwa harapan itu masih ada! Jalan akan selalu ada bagi orang yang mencarinya, dan kita harus faham bahwa “posisi” bukanlah apa apa, melainkan hanya sebuah bangku biasa disebuah rungan yang sedikit dingin. Yang merubah bangsa ini pemuda bukan presiden, pemimpin bukanlah mereka yang mengejar dan memiliki posisi teratas, tapi pemimpin dia lah yang mampu menggerakkan dari bawah. Kita hanya perlu bersikap seperti katak yang tuli di atas, tidak perlu pedulikan ocehan dan omongan orang lain, kita hanya perlu fokus dengan apa yang harus kita kerjakan dan pasrahkan semuanya pada yang maha kuasa , aku yakin jalan kita akan lebih lapang dan lebih tenang. Dalam menegakkan kembali kebenaran memang tidak mudah, apalagi dalam keadaan bangsa yang sudah jatuh mental maka kita harus tetap teguh dan percaya bahwa indonesia bisa kembali merdeka secara hukum dan secara fakta.
Terakhir “Tidak ada kebenaran dan harapan yang datang terlambat, hanya kita yang tidak menyadari kehadirannya. Dan dalam menemukan kebenaran akan dihantui ketakutan, makanya tak banyak orang yang mau memperjuangkan kebenaran”
MERDEKA NEGRI KU! MERDEKA BANGSAKU! AYO BANGKIT KEMBALI PARA PEMUDA PEMUDI !!!
Muhammad Imam Syamil
Siswa SMA Lazuardi GIS Depok, Jawa Barat
[…] 1.Negeriku dan Katak Tuli2.Untuk Manusia Indonesia […]
BalasHapus