Kepada;Bapak Menteri Pendidikan (Pak M. Nuh)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam pendidikan, untuk para pembaca muda. Surat ini saya tujukan pada Pak M. Nuh yang notabennya masih menjabat sebagai menteri pendidikan Republik Indonesia.
Jujur disini saya sebagai pelajar SMA kelas 3 merasa masih dibingungkan terhadap kebijakan pemerintah untuk dunia perkuliahan. Seakan tak ada komunikasi yang benar-benar serius antara pemerintah daerah dengan sekolah dalam hal kepengurusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Di mana kaum saya banyak yang mengadakan diskusi secara online, membahas mengenai SNMPTN ataupun SBMPTN bahkan pemilihan jurusan. Bukankah itu tugas dari masing-masing sekolah? Ini menunjukkan bahwa lembaga bimbingan konseling pada tiap-tiap sekolah masih belum berjalan maksimal. Meskipun tidak semua bertindak serupa namun inilah yang terjadi.
Kesalahan yang paling tidak bisa ditolerir akan meningkatnya jumlah pengangguran para wisudawan adalah minimnya semangat mereka, minimnya kemampuan mereka dalam bidang yang ditempuh selama kuliah. Memang sekolah sudah mengantisipasi dengan hal tersebut dengan peringatan secara lisan untuk tidak memilih jurusan yang tidak sesuai minat dan bakat. Kalau orang tua mereka berpendapat berbeda bagaimana? Siapa yang benar-benar harus dibenahi cara pemikirannya?
Ah, itu sih perasaan bapak menteri saja. Berfikir kalau pendidikan setelah SMA itu sudah ada yang mengurusnya. Tetapi kenapa berbeda dengan yang ada di lapangan?
Mahasiswa sering demo, hobi absen kuliah, dosennya tidak peduli dengan kelangsungan masa depan mahasiswanya. Sering mahasiswa diberi cap “sudah dewasa” yang dewasa kan perkembangan fisiknya. Tapi mental dan cara berpikirnya, bagaimana? Bangsa ini mau mendidik mahasiswa atau mahasyiwa?
Sekarang bukan jamannya debat kusir, karena debat kusir itu pangkal dari keburukan. Adakan komunitas yang bisa menyusun dan menganalisis program-program tentang pendidikan. Tayangan ditelevisi saja sudah tak karuan. Seharusnya tayangan pendidikan itu harus ditayangan pada saat jam-jam sebelum tidur malam. Sehingga banyak anak-anak yang meluangkan waktu menonton tv bukan untuk sinetron. Iya kalau mereka mempunyai cita-cita yang sama untuk menggeluti seni acting kelak. Masing-masing individu akan berbeda jalan pemikirannya.
Ah, itu sih perasaan bapak menteri saja. Yang selalu menganggap peraturan untuk program pendidikan sudah memiliki prospek bagus kedepannya. Lebih meneliti lagi respon negatifnya, Pak.
Terima kasih sudah meluangkan tempat untuk tulisan saya ini. Maaf apabila ada salah kata ya, Pak Menteri. Salam semangat bagi para pemuda. Pendidikan untuk kita. Kita untuk bangsa Indonesia.We are the next generation!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Arifatus Hikmah Rusmanansari
SMA Negeri 2 Lamongan-Jawa Timur
Info lengkap lomba silakan klik di sini
0 komentar:
Posting Komentar