Kepada Bangsa Indonesia Tercinta,
Banggaku padamu.
Assalamualaikum wr.wb.
Merdeka! salam membara di dada untuk Indonesia
Berdiri tegap, dengan tangan kanan hormat, kaki kokoh terus berpijak di tanah kelahiran, bibir tak sanggup berucap karena mata telah melihat, telinga telah mendengar dan hati ini terus merasa. Di saat Sang Merah Putih berkibar dengan berani dan suci, ribuan mata memandang penuh khidmat lantunan suara merdu Indonesia merdeka juga terdengar melalui telinga hingga terasa di hati.
Ya, dengan surat ini ku dapat mengutarakan perasaanku yang tak sanggup terbendung lagi, melalui tulisan ini kuharap kita dapat bangkit berkibar laksana sang merah putih di angkasa. Kebangkitan bukan pilihan, kebangkitan adalah keharusan. Berdiri, bersatu, bangun Indonesiaku!
Apa kabar Indonesia? baik kah? sedih kah? atau engkau butuh sesuatu yang baru demi perubahan yang lebih baik dimasa depan? Ya, kita semua menanti akan hal itu, di usiamu yang ke 68 tahun, merupakan usia yang cukup matang untuk memetik hasil dari kerja keras yang selama ini dibangun, atas peluh keringat yang membasahi negeri, air mata kesedihan dan keharuan bak hujan, tapi percayalah setelah hujan akan muncul pelangi yang disusul matahari
Perubahan? untuk masa depan? menurutku, masa depan bukan berarti 10 tahun lagi, 20 tahun lagi tapi hari esok adalah masa depan dan untuk mengubah hari esok kita butuh hari ini, detik ini. Tiada ada kata terlambat untuk berubah, bangkit, bukan hanya berjalan ayo kita berlari, bukan hanya sekedar mengangkat tangan tapi mari kita bersama meraih matahari.
Begitu banyak peran yang kita jalani untuk membangun negeri, tidak semua orang mempunyai keahlian disegala bidang, kita mempunyai bakat dibidang masing masing yang tentunya saling berkaitan dan kita juga mempunyai tujuan bersama demi Indonesia yang lebih baik. Kita dapat menjadi orang besar katanya seperti presiden, gubernur,bupati/wali kota, menteri, anggota dewan, pengusaha sukses, guru atau terpilih menjadi orang kecil buruh, sopir, tukang, pemulung, tapi bagiku itu tidak berarti, yang dikatakan besar atau kecil itu relatif dan kupandang itu bukan berdasarkan besar kecil gaji mereka, besarnya rumah dan aset aset mereka, tapi berdasarkan besarnya pengaruh mereka terhadap bangsa, pengabdian mereka. Karena kuteringat oleh sabda pemimpin, “manusia yang paling bermanfaat adalah manusia yang dapat membantu saudaranya” sehingga ia dapat berguna untuk kepentingan bersama.
Pernahkah anda berfikir sejenak? ketika sang fajar mengintip di timur dan kaki berpijak membasahi rerumputan berembun, berfikir positif, berdoa untuk melakukan suatu perubahan besar hari ini. Memang pagi yang damai tanpa ada suara dentuman tembakan, teriakan dan jeritan kekhawatiran. Toh, kita semua tidak lagi merasakan itu, tiada perang lagi. Negeri ini telah merdeka! untuk menegakkan kata merdeka butuh pengorbanan, pengorbanan yang dilakukan oleh pahlawan, apakah kita mengenal pahlawan? renungkan sejenak. Bahkan untuk mengenal saja tidak, apalagi untuk mengenang dan berdoa ketika hening cipta yang dilakukan setiap Senin. Ayolah, ciptakan rasa nasionalisme dan patriotisme. Bekerja lebih keras, berdoa lebih tekun karena “orang bodoh adalah orang yang berdoa tanpa usahadan orang sombong adalah orang yang berusaha tanpa doa”.
Ciptakan perubahan, tanamkan benih-benih kepercayaan dan keyakinan dalam diri kalau kita bisa, bisa untuk bangkit karena “I can is 1000 times more important than IQ”. Saling mempercayai juga harus dimiliki di tengah bangsa yang mempunyai banyak perbedaan, dan untuk dapat dipercayai bertindak dan berkata jujurlah, jangan ada lagi korupsi di Indonesiaku.
Pandangilah betapa merahnya keberanian bangsa ini, betapa putihnya suci hati bangsa ini (berkibarlah merah putih).
Surat ini, hanya sedikit curahan hati, maaf jika ada perkataan yang menyinggung atau pun salah untuk berbagai pihak, mohon dimaafkan.
Wassalam.
Sabtu,17 Agustus 2013
Sinta Ayu Sakinah
SMA Teuku Nyak Arif Fatih | Bilingual Boarding School - Banda Aceh
[…] Seberani Merah Sesuci Putih […]
BalasHapus