Jatiwangi, 21 Agustus 2013
Kepada Yth:
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
(Presiden Republik Indonesia)
Di tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera saya sampaikan kepada Bapak yang saat ini tengah menjadi pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara tercinta Bangsa Indonesia yang tentunya telah memimpin Negara ini dengan baik, adil dan sabar untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta menjauhkan terjadinya kesenjangan masyarakat baik kesenjangan agama, ras, budaya dan suku. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan petunjuk kepada Bapak dalam membangun Negeri ini.
Bapak Presiden yang saya hormati, tentunya saya selaku rakyat di Indonesia ini sangat mengharapkan suatu negara yang aman, tentram, bahagia dan sejahtera. Mengenai keadaan ekonomi rakyat di bawah pemerintahan Bapak ini memang sudah baik, sebagian kalangan masyarakat merasakan akan kesejahteraan ekonomi. Namun yang saya rasakan kini sebagai rakyat Kecil di sini belum seutuhnya mendapatkan kesejahteraan ekonomi itu. Memang, rezeki setiap orang telah diatur olah Allah SWT akan tetapi usaha kita untuk mencari rezeki itu kurang difasilitasi maupun didukung olah upaya negara yakni mengapa di Indonesia ini banyak pengangguran?. Pemerataan lapangan kerja di Indonesia sangatlah kurang direalisasikan. Padahal, Indonesia dengan segala kekayaan alam dari Sabang sampai Merauke memiiliki potensi untuk membangun lapangan kerja dengan begitu penduduk Indonesia tidak banyak yang menganggur.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi ”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Memang, sumber daya alam Indonesia sangat melimpah ruah namun sumber daya manusia Indonesialah yang bekerja kurang maksimal karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan. Dengan hanya lulusan SMP atau bahkan SD apakah itu akan membuat kehidupan mereka sejahtera? Sementara zaman sekarang ini biaya pendidikan amatlah mahal. Ada juga kasus yang lain yakni banyak yang lulusan Sarjana ternyata mereka banyak yang tidak mempunyai pekerjaan karena kurangnya ketersediaan lapangan kerja. Dengan demikian, bahwa antara skill dan lapangan kerja harus seimbang dan harus memenuhi kuota penduduk produktif kerja di Indonesia.
Selama pemerintahan Bapak, memang sering digalang gerakan perluasan lapangan kerja akan tetapi perluasan lapangan kerja tersebut harus terus dikembangkan seiring dengan pesatnya pertumbuhan angka kependudukan di Indonesia yang setiap tahunnya selalu meningkat. Di Indonesia ini masih banyak pengangguran yang tentunya akan berdampak pada kemiskinan. Keadaan tidak mampu itu akan berdampak pada kelurganya misal: untuk makan susah, biaya sekolah anak tak mencukupi ,kebutuhan sandang dan papanpun sangat miris untuk dipikirkan. Ya, itulah realita keadaan ekonomi di kampung yang angka kemiskinannya tinggi, yang segalanya serba kekurangan. Untuk mencari sesuap nasi pun tak ada apalagi satu piring. Sudahlah pengalaman kerja di kampung itu sedikit ditambah lapangan pekerjaan yang tidak memadai, ya, itulah yang akhirnya terjadi adalah kesengsaraan. Beda halnya dengan keadaan ekonomi penduduk kota dengan mudah mendapatkan kesejahteraan hidup. Mereka bisa makan enak, biaya sekolah anak yang mencukupi, rumah bagus, kendaraan mewah dan lainnya. Itulah bentuk ketidakmerataan yang saya rasakan.
Itu memang benar terjadi pada diri saya. Seperti yang disinggung tadi bahwa kemiskinan di kampung akan berdampak pada suatu anggota keluarga seperti anak. Inilah kisah getirnya hidup saya, Sejak menikah, Bapakku menimba penghasilan sebagai pelangsir genteng keramik Jatiwangi. Dan pekerjaan itu tidak pernah berubah sampai saat ini, karena apa?. Lapangan kerja yang terbatas dan persaingan yang kuat. Pekerjaan sebagai pelangsir pasti tak seberapa, apalagi yang namanya bukan pegawai tetap pasti pendapatannya juga selalu tak tetap, kadang satu bulan dapat untung banyak dan kadang tak sepeserpun didapat.Waktu itu, takdir kami yang telah mensyahkan bapakku sedang sepi orderan sementara waktu itu saya mau masuk SMA. Hampir saja saya akan putus sekolah mengingat biaya sekolah sekarang yang tak sedikit. Sampai-sampai, untuk makan sehari-hari kamipun tak ada. Tiga hari kami tak merasakan lezatnya makan, lalu kami terpaksa makan nasi dari beras desa yaitu beras raskin tanpa lauk-pauk hanya dengan sambal terasi ataupun hanya dengan nasinya saja. Hal itu, kami rasakan berlarut-larut sampai tiga bulan. Sering kali saya meneteskan air mata saat saya makan nasi itu. Saya tidak hanya menangis karena susah makan enak akan tetapi dilema besar yang saya sedang dihadapi. Saya tidak ingin apa yang terjadi pada bapakku itu terjadi pula padaku,justru saya ingin membangkitkan perekonomian keluarga. Ya, jalan keluarnya adalah dengan melanjutkan sekolah. Tapi, mana mungkin di zaman se-modern ini masih ada sekolahan dengan biaya murah. Saya sampai memohon-mohon bahkan hingga menangis di pangkuan sang ibu saat orang tuaku memutuskan saya tidak boleh melanjutkan sekolah karena mereka tidak mampu untuk membiayainya.S aya semakin merasa terpuruk, merasa ada beban berat.
Akan tetapi,Allah SWT memang Maha Baik, Maha Penolong.Allah SWT telah mengirimkan SMA Islam Al-Mizan Jatiwangi kepada saya. Ternyata masih ada di dunia ini sekolah yang masih memaklumi akan keadaan ekonomi di Indonesia ini. Saya sangat bersyukur akan anugerah itu, anugerah kasih sayang Allah sehingga saya bisa bersekolah sampai kelas XII saat ini. Itulah sebagian dari cerita hidup saya yang penuh dengan keperihan.
Oleh karenanya, saya sangat berharap banyak kepada bapak, selaku pemimpin negara ini agar terus melakukan upaya untuk memberantas kemiskinan. Apa yang dialami keluarga saya semoga tidak terjadi pada kelurga lain. Semoga Bapak bersama para pejabat yang duduk di kursi istimewa tersebut sesegera mungkin bisa membangun dan mengembangkan perluasan lapangan kerja terutama di kampung. Marilah, hiasi hasil karya cipta Sang Khalik terhadap Indonesia bersama pembangunan yang maju oleh para penghuninya.
Terimakasih atas perhatian Bapak yang mungkin telah menyempatkan waktu untuk membaca surat ini. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, saya meminta maaf.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hormat Saya,
Siti Hardiyanti
Siswi SMA Islam Al-Mizan Majalengka – Jawa Barat
0 komentar:
Posting Komentar