Dengan hormat,
Pak, hari ini aku sedang galau. Ah, seperti biasa aku merasa masih muda dan gaul. Tapi memang nyatanya begitu begitu loh pak… lihat saja, coba bapak hidup kembali di zaman sekarang di Indonesia. Mungkin bapak akn meringis dan nyinyir melihatnya. Para pemudanya , mereka terlalu banyak memikirkan urusan mereka sendiri. Urusan bagaimana mereka disebut keren, gaul, dan trendy. Sungguh, memang seperti itulah realitanya Pak !
Aku sangat menyadari disaat remaja juga muda seperti kebanyakan para penerus bangsa ini, sudah sewajarnya kalau berpilaku ababil dan labil, ya begitu juga dengan diriku. Mungkin bapak yang penuh khasanah pengetahuan ini akan tertawa begitu kerasnya ketika membaca surat ini, ketika mengetahui maksud surat ini otak Bapak juga mungkin akan terpenuhi oleh banyak tanda Tanya yang menggatalkan kepala Bapak. Namun beberapa hal yang harus bapak ketahui adalah ketika rasa penasaran sudah tak terbendung lagi, ketika rasa jenuh karena “ tidak suka “ sudah kian membumi dalam diri hanya ini yang bisa kulakukan, cuman ini yang aku goreskan sebagai wujud pangungkapa hati yang penuh dangan kejujuran.
Kita ini bangsa merdeka kan Pak ? kita ini negeri yang berbudaya kan Pak ? semoga saja, bangsa ini adalah bangsa yang benar – benar merdeka sekaligus negri yang kokoh akan budaya. Aku masih ingat, ketika bapak berpidato di depan Rakyat Indonesia khususnya kala itu di depan para pemuda – pemuda bangsa ini, Bapak berkata “ Bangunlah muda – mudi bangsa, jadikan perjuangan untuk kemerdekaan bangsa ini, untuk kejayaan negeri ini negeri ini “ sekarang lihatlah oleh Bapak, pesan into hanyalah tinggal seruan tanpa adanya penghayatan nilai spiritnya.
Contoh kecilnya adalah bangsa kita, bahasa persatuan dan kesatuan kita, bahasa Indonesia
Rasanya, bahasa kita lambat laun, kian hari dan kian masa kian memudar. Sekarang pemuda – pemudi kita, seperti yang telah aku sebutkan di awal surat ini, pemuda kita sudah kehilangan jati dirinya sebagai bunga – bunga bangsa yang seharusnya memberikan sumbangsih keindahan, dan wanginya untuk negeri ini, malah tersibukan sekaligus terlena dalam urusan dirinya yang disebut oleh mereka dengan sebutan gaul, trendy dan keren . tak ada salahnya memang, namun kalau sudah keluar badalam hati yangtas dan kehilangan Almamater dan jati dirinya sebagai bunga bangsa , mungkan bapak pun pasti mengerutkan dahi dan bahkan ekspresi lainnya sebagai tanda bahwa bapak tidak suka, merasa miris, dan sebagainya
Mungkin hanya ini yang bisa ku ungkapkan, dalam hati yang teramat dalam, aku sangat sangat malu ketika aku jujur seperti ini .
Semoga, Bapak mengarifinya.
Indonesia tanah air beta, Indonesia majulah negeriku, Indonesia kan ku bela sampai mati
Terima kasih banyak
Wildan fauzi
Siswa SMA Islam Al-Mizan Majalengka -Jawa Barat
[…] Pak, Hari Ini Aku Sedang Galau […]
BalasHapus