728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Selasa, 26 Maret 2013

    Kunci Menulis? Bermimpi, Beraksi, Berdoa.

    [caption id="attachment_668" align="alignleft" width="225"]Sumber Ilustrasi: Google.com Sumber Ilustrasi: Google.com[/caption]

    Halo para calon penulis hebat? Semoga berkabar baik selalu. Oh iya teman-teman, sudah berapa buku yang telah dibaca dalam sepekan ini? Pepatah memang benar loh, bahwa buku adalah jendela dunia. Kita dapat mengetahui berkenaan dengan apapun melalui sebuah buku. Jadi jangan bosan-bosan ya untuk membaca. Tapi teman-teman, selain membaca juga tentu kita penting untuk menulis, bagaimana ya rasanya jadi penulis buku itu? Terutama kita juga harus tahu dong bagaimana cara dan kiat sukses untuk menjadi seorang penulis buku?, oleh karena itu kali ini tim redaksi madingsekolah.net menghadirkan sebuah wawancara eksklusif dengan salah satu penulis. Dia adalah Mamang Haerudin, pria dengan sapaan akrab Kang Mamang ini sudah menelorkan dua buku keren loh, pertama berjudul Akhlak Islam Untuk Muslimah dan yang kedua berjudul Cermin Hati, kedua buku tersebut diterbitkan oleh Quanta-Kompas-Gramedia, keren bukan? Yuk simak perbincangannya.


    Semenjak kapan Kang Mamang mulai menulis?


    Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, perkenankan saya untuk mengucapkan selamat dan sukses buat madingsekolah.net! Semoga senantiasa kreatif, menampung kreativitas karya anak bangsa! Aamiin.


    Baik, seingat saya, awal mula saya mulai menulis adalah saat masuk jenjang perguruan tinggi di semester awal. Harus saya akui, terlambat memang. Tetapi di situ saya betul-betul merasa seperti orang ‘kehausan’ dan ‘kelaparan’ untuk belajar dan bisa menulis, mengejar ketertinggalan, membayar kesia-siaan waktu yang sudah hilang. Di samping memang karena tuntutan kuliah, ghirah untuk belajar menulis semakin deras. Apalagi saat itu saya mulai suka baca buku, dari baca buku-lah dorongan untuk menulis semakin kuat.


    Bagaimana sih cara membangun kesemangatan untuk menulis? Terutama bagi kami para pelajar?


    Saya yakin banyak cara untuk membangun semangat menulis, tetapi bagi saya sendiri, bahwa menulis adalah proses belajar, sebagaimana tugas utama pelajar adalah belajar. Motivasi terbesar saya adalah mumpung masih muda, otak kita masih encer, tenaga kita masih kuat, badan kita masih segar, ayo sesegera mungkin tancapkan niat untuk menulis. Dan rasanya mustahil, jika kita punya niat untuk belajar menulis tetapi di saat yang sama kita tidak gemar membaca. Jadi syarat utama kita belajar menulis, adalah belajar rutin membaca.


     


    Bagaimana cara mengatur waktu antara menulis dan kegiatan lainnya?


    Saya selalu ingat maqalah al-Maghfurlah KH. Muhammad Sanusi Pesantren Raudlatuth Tholibin-Babakan-Ciwaringin; “Wekel belajar dadiaken pinter, wekel (shalat) jama’ah dadiaken bener” (Rutin belajar menjadikan pintar, rutin shalat berjama’ah menjadikan benar). Dari situlah saya berawal, jika saya rutin belajar dan shalat jama’ah, saya yakin tidak akan kesulitan untuk menjalankan sebanyak apapun aktivitas itu, sebab baik belajar, shalat jama’ah, dan menulis itu sama-sama ibadah, sama-sama mengandung kebaikan. Jadi pada dasarnya bukan mengatur waktu yang lebih utama, tetapi lawan rasa malas! Sebab waktu itu tidak bisa diatur, ia akan berputar sendiri seiring perjalanan hidup kita. Maka, menurut saya, yang utama adalah lawan rasa malas, karena malas adalah musuh paling bahaya yang dekat dengan manusia. Oleh karena itu, bagaimana cara jitu untuk bisa rutin menulis, kuncinya adalah rutin belajar dan rutin shalat jama’ah. Insya Allah, dengan sendirinya akan terasa mudah.


    Siapa saja yang menginspirasi anda dalam menulis?


    Kalau saya menyebut nama orang yang menginsiprasi, barang kali yang pertama menginspirasi adalah Buya KH. Husein Muhammad, saat itu pertama kali saya kenal lewat buku “Kiai Husein Membela Perempuan” karya M. Nuruzzaman. Buku itu saya dapatkan saat ada bazar buku di kampus, setelah saya buka-buka, ternyata sang tokoh adalah asli orang Cirebon. Baru berikutnya adalah Nyai Hj. Masriyah Amva, KH. Maman Imanulhaq, dan lain-lain.


    Saran Kang Mamang untuk kami para pelajar dalam hal tulis menulis?


    Begini, ini sebagai tahaddus binni’mat bahwa sampai saat ini buku saya yang sudah terbit ada dua. Pertama, Akhlak Islam untuk Muslimah (September, 2012). Kedua, Cermin Hati (Maret, 2013). Keduanya diterbitkan oleh Penerbit Quanta-Kompas-Gramedia, Jakarta. Selain itu, sejak masih mahasiswa di tingkat S1, tulisan saya sudah dimuat di koran, majalah, media online, dan terakhir di Jurnal Equalita, Jurnal-nya para dosen. Hal itu semua saya awali dari tindakan yang sederhana.


    Bermimpi. Bermimpi menjadi penulis. Jangan takut bermimpi! Bermimpilah yang muluk, bermimpilah yang tinggi, bermimpilah yang besar.


    Beraksi. Beraksi untuk segera menulis. Cepat, mulai dari sekarang tuliskan apa yang ada dipikiranmu saat ini. Hilangkan anggapan, takut tulisannya salah, takut tulisannya jelek, dan seterusnya. Manfaatkan sosial media dengan efektif, berkaryalah lewat Facebook, Kompasiana, Blog, dan media sejenis.


    Berdo’a. Berdo’a cakupannya luas, bisa lewat shalat, restu orang tua, sedekah, dan lain-lain.


    Intinya, ayo semangat menulis, dengan menulis kita akan abadi, kalian pasti bisa!

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    1 komentar:

    1. Peluang Kerja Di Rumah4 Juni 2013 pukul 21.09

      Dulu saya pernah menulis mengenai hal nie.. tapi time tu x cukup maklumat.
      .. artikel nie benar2 menjelaskan isu mengenai hal nie.

      . terima kasih atas penulisan awak...

      BalasHapus

    Item Reviewed: Kunci Menulis? Bermimpi, Beraksi, Berdoa. Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top