728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Minggu, 21 Juli 2013

    Tips Memilih Nama dan Warna Untuk Mading Sekolah

    Oleh: Asep Fathurrohman*




    [caption id="attachment_1314" align="alignleft" width="300"]Ilustrasi: www.madingsekolah.net Ilustrasi: www.madingsekolah.net[/caption]

    Perihal memilih dan menentukan nama, sekilas merupakan sesuatu yang sepele, terlebih jika kita memaknai secara serampangan dari ungkapan Shakespeare “apalah arti dari sebuah nama”. Tapi ternyata, pembentukan nama dalam suatu produk, kelompok, maupun lembaga akan memengaruhi dan menentukan bagaimana nasib hal yang dinamai tersebut selanjutnya. Tak jarang, akibat penamaan yang terlalu panjang, terlalur ribet dan susah dibaca, atau terlalu asing, hal tersebut  mengakibatkan sesuatu yang dinamai susah untuk dikenal, berkembang, dan menjadi hilang entah kemana.


                    Sama halnya seperti nama, tata warna juga memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada sesuatu yang akan kita tawarkan ke khalayak ramai. Maka tak salah, jika sebuah perusahaan besar berani menghabiskan berjuta-juta uang untuk berkonsultasi dan memilih pihak yang terpercaya hanya untuk membuatkan sebuah logo, ya, apalagi jika dipikir tidak mendalam, logo yang dihasilkan sepintas tidak begitu menarik, terutama masalah warna, akan tetapi hal tersebut justru membuat perusahaan tersebut menjadi jauh lebih baik lagi.


                    Nah teman-teman, hal-hal di atas ternyata juga berlaku untuk media yang sedang teman-teman kelola, dalam hal ini misalnya majalah dinding (mading) sekolah. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi bagaimana cara membuat nama dan menata warna mading sekolah agar menjadi lebih baik dan paling tidak, nanti ditambahkan tips-tips agar media yang sedang teman-teman kelola akan lebih menarik dan berbeda dari mading-mading yang lain.


    1.       Nama Jangan Terlalu Panjang


    Sesuatu yang berantai dan dibaca panjang tentu akan mempersulit para pembaca itu sendiri untuk mengingatnya, terkecuali rangkaian panjang kata-kata tersebut sudah begitu masyhur dan akrab di telinga kita. Semisal kata Bhineka Tunggal Ika, Buku Jendela Dunia, dan lainnya. Tapi tentang nama sebuah produk, dalam hal ini majalah dinding yang sedang teman-teman kelola usahakanlah dengan nama yang pendek, meskipun hindari juga penyusunan kata yang terlalu pendek yang hanya terdiri dari satu sampai dua huruf saja. Nama yang pendek akan menjadi ikon menarik yang mudah dihafal, dan tentu menjadi nama yang akan kamu banggakan.


     2.       Jangan Terlalu Asing dan Susah dibaca


    Kebiasaan pemberian nama yang asing, terlalu panjang, dan susah dibaca ini memang kerap muncul dalam akun-akun jejaring sosial media, kebanyakan remaja seusia kita menamakan dirinya dengan menempelkan sifat, kegemaran, bahkan asal daerah. Hal ini mengakibatkan terlahirnya susunan kalimat yang rumit dan asing, ditambah pola penulisan komputer dalam internet yang tidak memperbolehkan pemberian spasi, maka lahirlah nama-nama yang susah untuk diingat dan dicari karena terlampau panjang dan asing seperti AniYangSelaluGembira, YosepSangPenggemarPisang, DanuProdukAsliCirebon. Ini masih mending, karena pada kenyataannya kalimat-kalimat tersebut ditulis dengan huruf dan singkatan yang susah untuk dibaca karena tidak sesuai dengan format penulisan bahasa resmi.


                           Hal ini juga bisa dijadikan catatan menarik untuk media yang sedang teman-teman kelola. Pemberian nama media maupun rubrik-rubriknya tentu tidak ingin memiliki nasib yang sama, yakni susah dikenal dan diingat para pembaca. Buatlah nama yang sederhana dan menggunakan bahasa yang sudah dikenal akrab para pembaca.


                           Mengenai bahasa, boleh juga menggunakan bahasa asing semisal Inggris dan bahasa Arab, namun lagi-lagi perlu diingat, tidak usah terlalu panjang dan hindarilah kata-kata yang terlampau asing dan susah untuk dibaca.


     3.       Buatlah Akronim yang Memiliki Hubungan


    Nah, untuk menjawab penulisan yang tidak terlalu panjang, asing, dan susah untuk dibaca teman-teman bisa mensiasatinya melalui penggunaan akronim. Akronim yaitu kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Mengenai penamaan media sekolah yang akan teman-teman kelola, berilah nama semisal Kelas, dengan kepanjangan dari akronim Kumpulan Lembar Kreatifitas. Atau Pena kepanjangan dari Pusat Informasi dan Wacana. Nama-nama tersebut hanyalah contoh saja, bisa jadi teman-teman mampu memberikan nama yang jauh lebih menari dan keren dari itu.


                    Mengenai penamaan dngan menggunakan akronim teman-teman bisa mengambil sudut pandang dari berbagai hal. Di antaranya seperti dua contoh nama di atas, nama-nama tersebut diukur berdasarkan apa yang sudah sangat akrab dengan hal-hal di sekeliling kita, karena kita akan membuat media yang eksis di sekolah maka nama Kelas dan Pena sudah tentu begitu akrab. Selain itu, ada pilihan lain lagi, semisal membubuhkan nama sekolah, contoh Smandala (SMAN 1 Lemahabang), Newal (SMAN 1 Waled) dan lain sebagainya.


    Penggunaan bahasa Asing juga bisa digunakan sebagai akronim, silakan dengan kejeniusan otak teman-teman akronimkan kata Yes, Oke, Genius, dan lainnya.


     4.       Percantik Dengan Tagline


    Tagline adalah sebuah sub dari nama utama yang telah anda sepakati. Tagline ini bisa membantu memperjelas dari nama yang telah anda gagas. Semisal dalam media ini, madingsekolah.net maka yang disebut tagline adalah kalimat “Menempelkan Karya Di Tembok Dunia” yang diletakkan di bawahnya.


    Selain memperjelas, fungsi lain dari tagline adalah menjawab kekurangan dari nama yang sudah teman-teman bentuk, bisa juga tagline dijadikan sebuah pengkhususan dari nama media yang terkesan umum. Seperti Diva dengan tagline Majalah Bulanan SMAN 1 Waled.


     5.       Pilih Warna yang Sesuai dengan Isi Media


    Kini kita saatnya memikirkan warna apa yang akan kita gunakan dalam media-media yang akan kita bentuk. Penggunaan warna bisa dibagi menjadi dua, pertama warna dominan, yang kedua warna temporal. Warna dominan ini bisa diterapkan dalam keseluruhan media dan rubrik-rubriknya, contoh karena media kita berada di sekolah tingkat atas yang cenderung berseragam abu-abu putih, maka gunakanlah warna dasar abu-abu untuk media tersebut, atau bisa juga warna biru, karena dalam filosofi warna biru merupakan lambang dari kecerdasan, ini sangat berhubungan dengan dunia pendidikan di mana media ini dihadirkan. Mengenai rubrik, gunakan warna yang sesuai, jika tentang opini kiriman pembaca maka gunakanlah warna-warna yang resmi dan tegas, permasalahan warna ini juga bisa diamati semacam kecenderungan media-media besar yang menggunakan warna merah muda untuk rubrik yang berisi dan memuat tentang perempuan.


    Penggunaan warna yang temporal bisa lain lagi, semisal saat bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia, bisa saja seluruh rubrik dan tampilan mading diubah dengan nuansa merah-putih, ini tentu akan memberikan nilai dan semangat yang lebih mendalam. Namun hal ini tidak bisa diterapkan secara permanen, diterbitan  berikutnya kita harus kembali pada warna utama dan kesesuaian dengan isi yang dimuat.


    6.       Warna Jangan Terlalu Norak dan Ramai


    Sekarang ini musimnya minimalis, apapun bentuk karya yang diterbitkan diusahakan dengan tampilan yang sederhana namun tetap menarik untuk dilihat dan dibaca. Begitu juga tentang tampilan majalah dinding, tampilan dengan warna yang banyak dan terlalu ramai bisa-bisa akan mengesankan mading tersebut terkesan norak.


    Penggunaan warna yang banyak tentu boleh-boleh saja, apalagi jika para pembaca kebanyakan berasal dari remaja, bukankah remaja identik dengan tampilan yang warna-warni? Ya, memang, tapi paduan warna yang akan dilibatkan dalam karya hebat teman-teman tersebut harus dipertimbangkan dengan matang agar tetap nyaman dipandang oleh pembaca.


     7.       Ikuti Trend


    Ikuti Trend. Hal ini bisa dimasukkan ke dalam soal pewarnaan dan penamaan. Warna trend sekarang adalah warna-warna tosca, cobalah teman-teman untuk mengeksplore kegemaran baru khalayak tersebut. Juga tentang nama, gunakan nama-nama yang sedang trend, tapi hati-hati, kita jangan terjebak trend, karena yang namanya trend itu tidak pernah bertahan lama, jangan sampai media yang akan kita gawangi turut hilang bersamaan dengan ketika trend tersebut sudah hilang di benak para pembaca.


    Oke teman-teman, seperti itulah tips tentang nama dan warna untuk mading hebat yang sedang dan mungkin baru akan anda kelola, yang jelas, sudah berani berkarya adalah yang terhebat, apapun hasilnya, dan tentu juga, teman-teman mungkin memiliki tips lain yang bisa dikembangkan secara mandiri. Selamat mencoba dan salam karya!


    * Penulis adalah pendamping rubrik bidang desain lay-out, dan Direktur Produksi dan Dokumentasi di JINGGA Media | Pusat Analisis Data dan Pengembangan Media Komunitas.


                   

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Tips Memilih Nama dan Warna Untuk Mading Sekolah Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top