728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Kamis, 28 Februari 2013

    Menulis Essai Itu Mudah!

    [caption id="attachment_522" align="alignleft" width="300"]Menulis Sumber Ilustrasi: google.com[/caption]

    Essai, sebuah jenis tulisan yang asing didengar telinga, namun sebenarnya akrab sekali dengan isi kepala dan gerak tangan penulisnya. Kenapa? Karena essai bisa dibilang hal pertama yang dilalui oleh jiwa para penulis, yakni menuangkan gagasan apapun ke dalam sebuah tulisan. Akan tetapi kita sering terjebak tentang apa sih pengertian essai itu secara jelasnya? Apakah essai juga bisa ditulis oleh seorang pelajar? Bagaimana cara dan tahap menulisnya? Lalu, apa perbedaan essai dengan jenis tulisan lainnya?


    Nah, untuk kali ini tim redaksi madingsekolah.net berhasil mewawancarai seseorang yang sudah cukup banyak memiliki pengalaman dalam menulis essai, dia adalah M. Khoirul Anwar KH, lelaki bertampang sederhana dengan nama sapaan Anwar ini baru saja memenangkan Juara I dan Grand Champion se-Asia Tenggara Lomba Menulis Kenapa Budaya Tradisi Harus Lestari yang diadakan oleh Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Sultan HB X) bekerjasama dengan harian KOMPAS dan komunitas pekerja seni tradisi Laksita Mardhawa, Jakarta (2012). Tidak hanya itu, separuh dinding kamarnya telah dipenuhi puluhan sertifikat dan piagam penghargaan lomba menulis, baik skala nasional maupun daerah. Penasaran? Yuk kita ikuti wawancaranya.


    Tulisan jenis essai menurut anda itu apa sih? dan kira-kira apakah seorang pelajar juga bisa menuliskan sebuah essai?


    Sepengetahuan saya, essai adalah jenis tulisan yang paling mudah untuk dipraktikkan. Karena essai lebih bersifat layaknya orang yang sedang bertutur saja (easy going). Teman-teman suka ngobrol dan ngerumpi kan? Jadikanlah obrolan yang awalnya berbentuk lisan itu menjadi tulisan. Itulah essai. Essai adalah tulisan yang renyah, ringan, bebas dan mengalir. Singkatnya: anything goes. Apa saja dan dengan cara apa saja diperbolehkan dalam menulis essai. Silahkan.


    Essai juga bisa kita artikan sebagai perjemahan pikiran dalam bentuk tulisan. Artinya, segala hal yang terbesit dalam pikiran kita dan kita tuangkan dalam bentuk tulisan, itulah essai. Dalam essai tak ada beban teori-teori yang berat dan ketat. Mungkin sebab itulah alasan kenapa menjadi essais lebih mudah daripada menjadi penyair atau cerpenis dan novelis.


                Karena sifatnya yang sangat mudah itulah siapapun bisa menulis essai. Dari tingkat TK hingga pasca-sarjana, saya kira semuanya bisa menulis essai. Hanya mungkin berkualitas atau tidaknya essai itu, itu urusan lain.


     


    Essai yang pas untuk pelajar itu yang seperti apa?


    Essai yang pas untuk pelajar? Apa saja silahkan dituliskan. Bisa essai tentang kondisi sekolah, situasi belajar mengajar, pengalaman study tour, atau apapun. Karena sifatnya yang luwes dan lentur itulah silahkan menjadikan tema apapun menjadi essai. Atau jika teman-teman mau bereksperimen, silahkan meng-essai-kan mata pelajaran angka-angka seperti Mafia (Matematika, Fisika, Kimia). Pasti menarik!


    Tapi jika belum mampu, tak apa menulis essai dengan tema apa saja. Karena menurut saya tema itu kurang penting. Yang penting adalah sudut pandang dan cara meramu tulisan itulah yang membikin tulisan menarik atau tidak. Tema sebagus dan secanggih apapun akan gagal pada akhirnya jika sudut pandangnya kadaluarsa dan peramuannya amburadul. Karena, orang kreatif adalah orang yang melihat apa yang orang lain lihat. Tapi memikirkan apa yang tak terpikirkan oleh orang lain.


    Semisal tema tentang sekolah. Tentu tema ini klise dan biasa bukan? Tapi coba kalian pakai sudut pandang agar sekolah selalu menarik dan tak membosankan. Contohnya: bagaimana jika pelajaran biologi dan geografi kita keluar dari kelas untuk langsung belajar pada alam? Bagaimana jika pelajaran ekonomi kita langsung mendatangi para pedagang kaki lima? Pasti asyik.


     


    Bagaimana cara dan tahap-tahap menulis essai dengan baik?


    Sebenarnya tak ada kiat yang paling jitu dalam dunia tulis menulis selain resep ini: tuliskan sekarang juga! Tulislah apa yang kalian pikirkan, jangan pikirkan apa yang akan kalian tulis! Mengalir sajalah. Bila perlu ngawur juga tak apa-apa. Barangkali saja dari kengawuran itu justru tersimpan keindahan yang tak dimiliki oleh penulis lain.


    Jangan terlalu banyak berpikir. Jangan terlalu menghiraukan teori menulis yang baik dan benar. Karena biasanya penulis pemula akan mengalami block writing (macet menulis) jika kebanyakan mikir tapi tak menulis-menulis. Intinya, seperti iklan Class Mild: talk less do more. Langsung aja tulis, jangan kebanyakan berteori. Baik atau jelek itu nomor 29. Yang pertama adalah tulisan jadi dulu. Karena, revisi (membenahi tulisan) itu setelah tulisan jadi.


    Satu hal mutlak yang harus dipunyai penulis essai adalah: kepekaan. Peka terhadap kondisi sekeliling, peka terhadap segala fenomena yang terjadi di depan kita, dan peka terhadap diri sendiri (introspeksi). Karena penulis yang baik sudah pasti adalah manusia yang punya kepekaan yang baik pula.


    Apa sih perbedaan essai dengan jenis tulisan yang lain?


    Secara umum perbedaan antara essai dan jenis tuisan lain adalah, seperti apa yang sudah saya singgung di atas: essai cenderung lebih santai dan mudah. Berbeda dengan cerpen misalnya. Dalam cerpen kita harus mampu mengatur plot (alur cerita) yang baik secara ketat agar tak menjenuhkan, mengatur penokohan, dan lain sebagainya. Dalam puisi juga demikian, kita harus jeli pada pilihan diksi (kata), rima (tangga nada) dan metafora (majas-majas yang kita selipkan agar puisi lebih hidup dan menawan).


     


    Apa saran anda untuk para pelajar yang hendak mencoba menulis essai.


    Saran saya: jangan takut untuk mencoba menulis. Menulis apa saja yang kalian sukai. Cobalah jenis tulisan yang kalian anggap paling mudah dulu seperti essai. Karena seperti apa yang dikatakan pribahasa Latin: scrifta manent, verba volant (apa yang diucapkan akan hilang ditelan zaman, apa yang ditulis akan abadi hingga kapanpun). Dalam kitab Ta'lim Muta'alim juga diajarkan: ma kutiba qorro, ma hufidzo farro (apa yang ditulis akan abadi, apa yang dihafal akan raib). Raga kita boleh ditelan bumi, tapi karya kita akan senantiasa abadi. Nah!


    So, tunggu apalagi? Ayo menulis!

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    2 komentar:

    1. wuiiihhh keren... pembahasannya sangat lugas dan gamblang... mudah di cerna otak... ^_^

      BalasHapus
    2. singkat, padat, dan jelas setelah membaca post'an ini. ktimbang tutur kata yang kaka sampaikan saat pertemuan SPP... xD

      BalasHapus

    Item Reviewed: Menulis Essai Itu Mudah! Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top