728x90 AdSpace


Minggu, 05 Mei 2013

Aku Bersetubuh Dengan Hujan

Puisi  Pupung Sugitri*


Waktu memanjang renta bergantung

Kasih, senyum pagi membulir

Aku berbalut kepiluan

Selaksa larut rinduku terjerat kalut



Tanpa basa-basi,

Hujanpun menyetubuhiku

Aku berjalan lunglai menerjang hujan

Aku tak sadar jika tak ada seorangpun yang bersetubuh dengan hujan



Anak-anak kecilpun berlarian pulang

Seperti domba yang digiring oleh sang penggembala

Namun aku tetap santai menikmati sentuhan hujan

Hingga tubuh berubah warna menjadi biru



Aku terbahak

Gelak canda sendiri menyindir pergi

Hujanpun serentak diam

Aku masih tertawa oleh candaku

Tiba-tiba aku terhenti, dan menyadari

Ini sangat sunyi!



Sungguh sangat sunyi,

Aku terpojokkan oleh dunia fana ini

Ternyata rinduku begitu sunyi

Seperti petang yang habis bermain,

Tak ada lagi debu-debu



Bola berkejaran dan sentuhan hujan

Hanya segenggam puisi tertumpah di beranda petang

Paras mentari seperti bunga mawar
dan aku terpaku menatap gelap

Yang hampir juga tiba di ufuk barat



“Aku masih rindu senyum-senyum pagi” Teriakku

Kejam !

Kau pergi setelah bersetubuh denganku

Tanpa pamit dan tanpa satu tandapun

Kau pergi hanya meninggalkan seuntai duka

Rindumu begitu terluka karenamu

Kau sangat tak setia!

Walau hanya sampai tenggelam dalam waktu



* Siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buntet Pesantren, Cirebon - Jawa Barat
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Aku Bersetubuh Dengan Hujan Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media