728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Sabtu, 03 Mei 2014

    Ketika "Kita" telah menjadi "Aku" dan "Kamu"

    galau

    Ketika tawa berubah jadi air mata

    Ketika suka berubah jadi duka

    "Apa kau baik?"

    "Ya, terima kasih telah selalu ada untukku disaat aku membutuhkan teman untuk menjalani cobaan ini".

    "Ya, itulah gunanya teman. Sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, begitu juga dengan pisahnya kedua orang tua mu".

    Iham.

    Seseorang yang selalu disampingku, disaat aku terpuruk ..

    Disaat aku merasa kecewa akan sebuah kehancuran ..

    Kedua orang tua ku hanya memikirkan ego masing - masing ..

    Tak mau memikirkan akan seperti apa aku jika mereka berpisah ..

    Tapi, apa boleh buat mereka telah berpisah ..

    Dan aku lah korban dari perpisahan itu ..

    "Din, malam ini apa kau ada acara?"

    "Tidak. Mungkin aku hanya merenung dikamar"

    "Kalau begitu, ikut aku."

    "Kemana?"

    Sekitar jam 19.00 iham menjemputku dirumah.

    Perjalanan yang cukup menyenangkan, aku dapat melupakan duka dihatiku ketika dia menghiburku saat ini.

    Luka dihati yang ku rasa, mungkin sudah bisa dibilang telah sirna dan diganti dengan canda tawa.

    Menakjubkan.

    Sebuah taman kota yang indah, aku tak pernah menyangka ia bisa melakukan ini demi membuatku tersenyum.

    Perbincangan kita berdua memecah kesunyian suasana di taman kota ini.

    Sebuah kata yang tanpa ku sangka ia ucapkan, sebuah rasa yang mungkin memang aku juga merasakannya.

    Lampu kota, gemerlap bintang dimalam ini, kesunyian kota ini menjadi saksi sebuah ungkapan cinta yang baru saja ia ucapkan.

    Anganku seakan melayang, terbang tinggi menuju langit ke tujuh..

    Seminggu telah berlalu ..

    Namun, entah apa yang terjadi ia mulai menjauhiku ..

    "Mengapa?"

    "Apa?"

    "Mengapa kau tak seperti dulu lagi? Disaat aku membutuhkan semangat, mengapa kau tak ada?"

    "Maafkan aku, aku harus pergi"

    Hari itu ..

    Hari itu adalah hari yang paling menyedihkan ..

    Mengupas semua rasa didadaku..

    Luka demi luka mulai terasa ..

    Pertanyaan demi pertanyaan terlintas didalam benakku ..

    Mengapa ?

    Apa salahku ?

    Apa dosaku ?

    Mengapa satu persatu orang gang ku sayang pergi meninggalkanku ?

    Disaat aku sudah nyaman dengan semuanya ..

    Mama dan papa ku berpisah ..

    Aku dan dia pun ikut berpisah ..

    Semua seakan mengejutkanku ..

    Mereka pergi meninggalkanku tanpa alasan ..

    Ketika kebahagiaan berubah menjadi bulir bulir air mata yg terjun menelusuri setiap lekuk pipiku ..

    Dan seketika itu pula semua harapan pupus seiring mengalirnya air mata ..

    Semua harapan yang semakin merasuk ke dalam jiwa dan hancur seketika ..

    Harapan yang seharusnya menjadi nyata ..

    Namun lenyap dalam sekejap ..

    Dan hanya tersisa puing - puing kenangan ..

     

    Yang berdampak pada fisik yg sudah terasa tak mengenakkan ..

     

    Sunyi,

     

    Sepi,

     

    Dan sampailah pada sebuah titik jenuh yg tinggal ada aku,diriku,dan bayanganku,,

     

    Hanya alunan musik yg setia menemani disetiap hembusan nafasku ..

    Disaat kau tlah pergi ..

    Petikan gitarnya yang sendu seperti menerjemahkan perasaan yang kurasakan saat ini ..

    Sebuah tatapan kosong yang mulai terpancar dibola mataku ..

    Mengisyaratkan bahwa sudah tiada titik terang disana antara kau dan aku ..

    Mungkin,

    Aku lelah,

    aku letih,

    aku sepi,

    aku sendiri,

    lantas apa pedulimu?

    selalu saja kau membiarkan sepi mewakili kehadiranmu,,

    memberikanku rasa gundah yg teramat dalam ..

    kau dengan bahagianya membiarkanku memeluk bayangmu ..

    hanya bayangmu yg tak pernah jadi kenyataan ..

    hanya bayangmu yg dapat aku nikmati..

    sampai aku terbuai dalam keindahan yg semu ..

    keindahan yg tak prnah lagi ku rasakan sejak kau pergi ..

    sejak kau goreskan luka dan mengubur semua impianku ..

    luka ..

    perihnya luka yg kurasa ..

    tak pernah kau pedulikan sedikitpun ..

    jeritan hati yg selalu memanggil mu ..

    kau acuhkan begitu saja ..

    seakan jeritan itu hanyalah naungan jiwa yg tak berarti ..
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Ketika "Kita" telah menjadi "Aku" dan "Kamu" Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top